Kabupaten Nabire Dijadikan Lumbung Pangan di Tanah Papua
pada tanggal
Wednesday, 23 November 2016
KOTA JAYAPURA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura setempat mendorong Kabupaten Nabire menjadi lumbung pangan baru di wilayah Bumi Cenderawasih.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Selasa, mengatakan pasalnya, kini luas lahan sawah di Kabupaten Nabire telah mencapai 3.000 hektar, sehingga menjadikannya sebagai salah satu lumbung padi baru di Papua setelah Merauke.
"Beberapa indikator suksesnya Kabupaten Nabire akan menjadi lumbung pangan baru adalah selain luas lahan, juga memiliki bendungan Kali Bumi dan Lagari untuk mengairi lahan sawah," katanya.
Menurut Semuel, jika Kabupaten Merauke di masa lalu dan masa kini dapat dikenal sebagai lumbung pangan nasional di wilayah selatan Provinsi Papua, maka saat ini dan masa yang akan datang Nabire juga didorong agar menjadi lumbung pangan beras nasional di wilayah Utara Provinsi Papua serta bisa menyiapkan beras bagi masyarakat di wilayah hukum adat Meepago juga Saireri.
"Jika rata-rata produksi lima ton menghasilkan 15.000 ton gabah kering giling, sehingga jika dikonversi ke beras berarti sekitar 27.000 ton beras, dengan demikian kalau dijual dengan harga Rp10.000 maka kurang lebih Rp270 miliar per tahun dihasilkan oleh petani," ujarnya.
Dia menuturkan hingga kini pihaknya tengah memikirkan benih padi yang unggul dan hasil yang baik, dengan demikian perlu diperhatikan oleh petani adalah benih, pupuk dan air yang aktif mengalir ke semua sawah yang telah ditanam guna menghasilkan beras yang berkualitas juga baik untuk dijual atau dipasarkan kepada masyarakat umum.
"Untuk menjawab program tersebut, pemerintah pusat bersama Pemprov Papua tengah mengarahkan perhatian ke Kabupaten Nabire," katanya lagi.
Ia menambahkan di mana pada 2017 akan diberikan alat pertanian yang lebih banyak ke Kabupaten Nabire bagi para petani yang ada, karena pemerintah lebih memprioritaskan pertanian padi, jagung dan kedelai di daerah ini. (antara)
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua Semuel Siriwa, di Jayapura, Selasa, mengatakan pasalnya, kini luas lahan sawah di Kabupaten Nabire telah mencapai 3.000 hektar, sehingga menjadikannya sebagai salah satu lumbung padi baru di Papua setelah Merauke.
"Beberapa indikator suksesnya Kabupaten Nabire akan menjadi lumbung pangan baru adalah selain luas lahan, juga memiliki bendungan Kali Bumi dan Lagari untuk mengairi lahan sawah," katanya.
Menurut Semuel, jika Kabupaten Merauke di masa lalu dan masa kini dapat dikenal sebagai lumbung pangan nasional di wilayah selatan Provinsi Papua, maka saat ini dan masa yang akan datang Nabire juga didorong agar menjadi lumbung pangan beras nasional di wilayah Utara Provinsi Papua serta bisa menyiapkan beras bagi masyarakat di wilayah hukum adat Meepago juga Saireri.
"Jika rata-rata produksi lima ton menghasilkan 15.000 ton gabah kering giling, sehingga jika dikonversi ke beras berarti sekitar 27.000 ton beras, dengan demikian kalau dijual dengan harga Rp10.000 maka kurang lebih Rp270 miliar per tahun dihasilkan oleh petani," ujarnya.
Dia menuturkan hingga kini pihaknya tengah memikirkan benih padi yang unggul dan hasil yang baik, dengan demikian perlu diperhatikan oleh petani adalah benih, pupuk dan air yang aktif mengalir ke semua sawah yang telah ditanam guna menghasilkan beras yang berkualitas juga baik untuk dijual atau dipasarkan kepada masyarakat umum.
"Untuk menjawab program tersebut, pemerintah pusat bersama Pemprov Papua tengah mengarahkan perhatian ke Kabupaten Nabire," katanya lagi.
Ia menambahkan di mana pada 2017 akan diberikan alat pertanian yang lebih banyak ke Kabupaten Nabire bagi para petani yang ada, karena pemerintah lebih memprioritaskan pertanian padi, jagung dan kedelai di daerah ini. (antara)