Jelang 1 dan 2 Desember TNI dan Polri Siap Amankan Tanah Papua
pada tanggal
Tuesday, 22 November 2016
KOTA JAYAPURA - Pangdam XVII/ Cenderawasih , Mayjen TNI Hinsa Siburian dan Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan bahwa sebenarnya demo di Jakarta tidak akan berdampak langsung dengan Papua.
Namun seluruh jajaran TNI dan Polri di Papua agar menjaga keamanan gereja-gereja dan Masjid-masjid jangan sampai terjadi sesuatu yg akan memicu isu SARA.
"Satuan TNI Polri selalu bersama sama dalam melaksanakan tugas sehingga masyarakat melihat bahwa TNI Polri Solid siapa saja yang akan bertindak makar akan berhadapan dengan TNI Polri, tegas Pangdam dalam video conference dengan Dandim dan Kapolres se tanah Papua.
Pangdam juga meminta agar aparat TNI - Polri solid dan mengantisipasi adanya kemungkinan keadaan ini dimanfaatkan oleh kelompok GSB/GSP Papua. "Aksi GSB/GSP akan berdampak nasional dan internasional, dikaitkan dengan tanggal 1 Desember," ujar Pangdam.
Sebelumnya telah dilaksanakan video conference Panglima TNI dan Kapolri dengan para Kapolda, Pangdam, Danlantamal, Danlanud.
Tampak hadir Pangdam XVII/Cenderawasih, Pangdam XVIII/ Kasuari, Wakapolda Papua, Kabinda Papua, Danlantamal X diwakili Pgs Wadanlantamal X, Danlanud Jayapura, Danrem 172, Danrem 173, Asintel dan Asops Kodam XVII/Cendrawasih dan kodam XVIII/Kasuari, para Direktur Polda Papua, Paban Pamgal Sintel Lantamal X, Paban Ops Lantamal X
Dalam vidio conferencr Kapolri mengatakan bahwa akan ada gerakan dari kelompom Masyarakat yang akan berunjuk rasa yang disinyalir diikuti tidakan makar untuk menguasai Gedung DPR/MPR. Selanjutnya melaksanakan Sidang Umum MPR Luar Biasa untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
Namun seluruh jajaran TNI dan Polri di Papua agar menjaga keamanan gereja-gereja dan Masjid-masjid jangan sampai terjadi sesuatu yg akan memicu isu SARA.
"Satuan TNI Polri selalu bersama sama dalam melaksanakan tugas sehingga masyarakat melihat bahwa TNI Polri Solid siapa saja yang akan bertindak makar akan berhadapan dengan TNI Polri, tegas Pangdam dalam video conference dengan Dandim dan Kapolres se tanah Papua.
Pangdam juga meminta agar aparat TNI - Polri solid dan mengantisipasi adanya kemungkinan keadaan ini dimanfaatkan oleh kelompok GSB/GSP Papua. "Aksi GSB/GSP akan berdampak nasional dan internasional, dikaitkan dengan tanggal 1 Desember," ujar Pangdam.
Sebelumnya telah dilaksanakan video conference Panglima TNI dan Kapolri dengan para Kapolda, Pangdam, Danlantamal, Danlanud.
Tampak hadir Pangdam XVII/Cenderawasih, Pangdam XVIII/ Kasuari, Wakapolda Papua, Kabinda Papua, Danlantamal X diwakili Pgs Wadanlantamal X, Danlanud Jayapura, Danrem 172, Danrem 173, Asintel dan Asops Kodam XVII/Cendrawasih dan kodam XVIII/Kasuari, para Direktur Polda Papua, Paban Pamgal Sintel Lantamal X, Paban Ops Lantamal X
Dalam vidio conferencr Kapolri mengatakan bahwa akan ada gerakan dari kelompom Masyarakat yang akan berunjuk rasa yang disinyalir diikuti tidakan makar untuk menguasai Gedung DPR/MPR. Selanjutnya melaksanakan Sidang Umum MPR Luar Biasa untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
Dikatakan pula bahwa pada tanggal 2 Desember akan dilaksanakan Aksi Bela Islam jilid III . Aksi ini akan menuntut penjarakan penista agama dan pelindungnya dan akan menggelar Sajadah / Sholat Jumat di Bundaran HI dan Sekitar Jl Sudirman / Jl. MH.Thamrin.
Untuk antisipasi hal tersebut Kapolri perintahkan kepada Kapolda Metro Jaya dan Kapolda daerah daerah yang menjadi kantong kantong massa untuk keluarkan MAKLUMAT pelarangan terhadap rencana tersebut. "Kegiatan ini melanggar hak orang lain serta tidak sesuai dengan UU No.9/1998. Apabila dilanggar supaya laksanakan penindakan yang tegas sesuai hukum yang berlaku.
Sementara itu Panglima TNI memerintahkan aparat TNI agar dalam mengamankan kegiatan demo ini bila rusuh menggunakan tangan kosong. "Jangan gunakan senjata kalian tapi gunakan tangan kosong sebab itu bukan pelanggaran HAM," ujar Panglima TNI.
Panglima juga meminta agar aparatnya mencegah massa yang akan ke Jakarta pada tanggal tersebut. Panglima TNI meminta agar unsur TNI melakukan pendekatam kepada masyarakat agar tidak terhasut dari kegiatan unjum rasa tersebut. (pasificpost.com)