Polres Merauke Perketat Pengawasan Pelabuhan Laut
pada tanggal
Sunday, 3 July 2016
KOTA MERAUKE - Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, memperketat pengawasan di pelabuhan laut guna mengantisipasi masuknya minuman ilegal dan barang terlarang ke daerah itu.
Kapolsek KP3 Laut Merauke AKP Hendrik Seru di Merauke, Sabtu, mengatakan, antisipasi itu dilakukan karena kapal yang masuk di Merauke melintasi daerah penghasil minuman lokal seperti balo dan sopi.
"Kami akan periksa barang-barang bawahan masyarakat baik yang turun dan naik dari kapal. Mengingat bahwa akhir-akhir ini banyak masyarakat yang masuk ke Merauke ini dan juga mengantisipasi khususnya yang dari Manado, Ambon sebab itu daerah penghasil minuman sopi dan Cap Tikus (CT)," katanya.
Ia menambahkan, pos yang sudah dibangun pada H-18 dan akan ditutup pada H+15 merupakan bekerjasama dengan klinik kesehatan pelabuhan dan kepolisian untuk memberikan pelayanan gratis.
"Ada empat sampai enam orang yang ditugaskan dan mereka siaga setiap ada kapal Pelni masuk," katanya.
Hendrik menambahkan, pihaknya juga melakukan tes urin terhadap para supir taksi dari pedalaman yang hendak masuk pelabuhan untuk mengangkut penumpang.
"Para supir dari pedalaman kita akan lakukan pemeriksaan urin untuk mengantisipasi jangan sampai para supir ada yang mengidap narkoba, atau mungkin alkohol karena itu akan mempengaruhi saat dia melakukan pelayanan muat penumpang," katanya.
Jika pada pemeriksaan, kata dia, ada supir yang menggunakan narkoba maka tetap ditindak sesuai aturan yang berlaku.
"Memang narkoba ini mendapat perhatian khusus dari pimpinan kita di Mabes dan polda," ujarnya. (ant)
Kapolsek KP3 Laut Merauke AKP Hendrik Seru di Merauke, Sabtu, mengatakan, antisipasi itu dilakukan karena kapal yang masuk di Merauke melintasi daerah penghasil minuman lokal seperti balo dan sopi.
"Kami akan periksa barang-barang bawahan masyarakat baik yang turun dan naik dari kapal. Mengingat bahwa akhir-akhir ini banyak masyarakat yang masuk ke Merauke ini dan juga mengantisipasi khususnya yang dari Manado, Ambon sebab itu daerah penghasil minuman sopi dan Cap Tikus (CT)," katanya.
Ia menambahkan, pos yang sudah dibangun pada H-18 dan akan ditutup pada H+15 merupakan bekerjasama dengan klinik kesehatan pelabuhan dan kepolisian untuk memberikan pelayanan gratis.
"Ada empat sampai enam orang yang ditugaskan dan mereka siaga setiap ada kapal Pelni masuk," katanya.
Hendrik menambahkan, pihaknya juga melakukan tes urin terhadap para supir taksi dari pedalaman yang hendak masuk pelabuhan untuk mengangkut penumpang.
"Para supir dari pedalaman kita akan lakukan pemeriksaan urin untuk mengantisipasi jangan sampai para supir ada yang mengidap narkoba, atau mungkin alkohol karena itu akan mempengaruhi saat dia melakukan pelayanan muat penumpang," katanya.
Jika pada pemeriksaan, kata dia, ada supir yang menggunakan narkoba maka tetap ditindak sesuai aturan yang berlaku.
"Memang narkoba ini mendapat perhatian khusus dari pimpinan kita di Mabes dan polda," ujarnya. (ant)