Kodam Bukit Barisan Lepas Satgas Yonif 122 ke Perbatasan RI-PNG
pada tanggal
Sunday, 19 June 2016
MEDAN (SUMUT) - Wilayah perbatasan merupakan daerah rawan dikaitkan dengan perkembangan terakhir situasi keamanan di wilayah Papua khususnya di daerah perbatasan, kata Panglima Kodam I Bukit Barisan.
"Masih sering terjadi aksi dari kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Pangdam Mayjen TNI Lodewyk Pusung, di Belawan, Sabtu.
Pangdam memberangkatkan Satgas Yonif 122/Tombak Sakti dalam rangka Operasi Pengamanan Perbatasan Darat RI-Papua Nugini (PNG) wilayah Papua Tahun 2016.
Pangdam mengatakan, kelompok bersenjata itiu, tidak segan-segan untuk menyerang dan menembak aparat khususnya anggota TNI dan Polri.
"Cukup banyak korban akibat kelalaian dan menganggap remeh situasi yang terjadi di sana, sehingga mengakibatkan korban terus bertambah," ujar Lodewyk pula.
Menurut dia, diperlukan kewaspadaan dan kesungguhan dari seluruh prajurit di perbatasan untuk dapat melaksanakan tugas pengamanan wilayah perbatasan dengan baik.
"Pangdam memerintahkan kepada seluruh prajurit agar selalu waspada dan jangan pernah ragu dalam melaksanakan tugas untuk menegakkan integritas dan menjaga kedaulatan NKRI sesuai dengan prosedur yang berlaku," kata jenderal bintang dua itu pula.
Pangdam I/BB itu juga memberikan beberapa penekanan untuk dipedomani oleh seluruh prajurit Satgas Yonif 122/TS dalam melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini yaitu memelihara keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan etika dalam setiap pelaksanaan tugas dimana pun berada.
Lalu, melaksanakan tugas dengan memadukan operasi teritorial dan operasi intelijen serta operasi tempur secara profesional dan proporsional sesuai prosedur yang berlaku.
Pangdam juga mengingatkan prajurit TNI setempat untuk memahami kultur dan menghormati adat istiadat masyarakat setempat, serta rebut simpati dan hati rakyat sehingga terjalin kemanunggalan TNI-rakyat.
Selain itu, Pangdam berharap kehadiran prajurit TNI dapat diterima masyarakat perbatasan dengan penuh rasa kekeluargaan, tanpa melupakan kewaspadaan serta tidak mudah terpancing segala bentuk provokasi.
Pangdam minta prajurit TNI untuk menjalankan cara hidup sehat dan pengendalian diri serta selalu taat terhadap norma-norma agama yang diyakini, sehingga harapannya semua sukses dalam penugasan.
Prajurit TNI juga diminta melaksanakan deteksi dini dan cegah dini terhadap gangguan keamanan di daerah tanggung jawab masing-masing, dan mampu mengatasi gangguan serta memberikan bantuan secara cepat.
Satgas Yonif 122/TS dalam melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini berjumlah 450 orang dengan pimpinan Komandan Satgas Letkol Inf Kohir. (antara)
"Masih sering terjadi aksi dari kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Pangdam Mayjen TNI Lodewyk Pusung, di Belawan, Sabtu.
Pangdam memberangkatkan Satgas Yonif 122/Tombak Sakti dalam rangka Operasi Pengamanan Perbatasan Darat RI-Papua Nugini (PNG) wilayah Papua Tahun 2016.
Pangdam mengatakan, kelompok bersenjata itiu, tidak segan-segan untuk menyerang dan menembak aparat khususnya anggota TNI dan Polri.
"Cukup banyak korban akibat kelalaian dan menganggap remeh situasi yang terjadi di sana, sehingga mengakibatkan korban terus bertambah," ujar Lodewyk pula.
Menurut dia, diperlukan kewaspadaan dan kesungguhan dari seluruh prajurit di perbatasan untuk dapat melaksanakan tugas pengamanan wilayah perbatasan dengan baik.
"Pangdam memerintahkan kepada seluruh prajurit agar selalu waspada dan jangan pernah ragu dalam melaksanakan tugas untuk menegakkan integritas dan menjaga kedaulatan NKRI sesuai dengan prosedur yang berlaku," kata jenderal bintang dua itu pula.
Pangdam I/BB itu juga memberikan beberapa penekanan untuk dipedomani oleh seluruh prajurit Satgas Yonif 122/TS dalam melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini yaitu memelihara keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan etika dalam setiap pelaksanaan tugas dimana pun berada.
Lalu, melaksanakan tugas dengan memadukan operasi teritorial dan operasi intelijen serta operasi tempur secara profesional dan proporsional sesuai prosedur yang berlaku.
Pangdam juga mengingatkan prajurit TNI setempat untuk memahami kultur dan menghormati adat istiadat masyarakat setempat, serta rebut simpati dan hati rakyat sehingga terjalin kemanunggalan TNI-rakyat.
Selain itu, Pangdam berharap kehadiran prajurit TNI dapat diterima masyarakat perbatasan dengan penuh rasa kekeluargaan, tanpa melupakan kewaspadaan serta tidak mudah terpancing segala bentuk provokasi.
Pangdam minta prajurit TNI untuk menjalankan cara hidup sehat dan pengendalian diri serta selalu taat terhadap norma-norma agama yang diyakini, sehingga harapannya semua sukses dalam penugasan.
Prajurit TNI juga diminta melaksanakan deteksi dini dan cegah dini terhadap gangguan keamanan di daerah tanggung jawab masing-masing, dan mampu mengatasi gangguan serta memberikan bantuan secara cepat.
Satgas Yonif 122/TS dalam melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini berjumlah 450 orang dengan pimpinan Komandan Satgas Letkol Inf Kohir. (antara)