TNI Buka Jalan ke Distrik Hingk
pada tanggal
Saturday, 7 May 2016
MANOKWARI - Pemprov Papua Barat dibantu Korem 1703 Manokwari terus berupaya membuka akses jalan menuju Kampung Demaisi di Distrik Hingk serta Kampung Apui, Distrik Mayambu, Kabupaten Pegunungan Arfak.
Kawasan tersebut terisolasi akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor sejak 18 April lalu. Alat-alat berat dikerahkan untuk membersihkan jalan menuju lokasi yang tertutup material longsor. Selain membantu membersihkan rumah warga, TNI juga menyalurkan bantuan sembako kepada korban.
Iring-ringan mobil bantuan dari Korem 1703 Manokwari yang akan menuju lokasi bencana sempat tertahan selama 24 jam karena terkendala medan yang berat.
Sementara kondisi korban tanah longsor dilokasi pengungsian memprihatikan. Mereka masih menempati satu tenda berukuran kecil yang dihuni oleh kepala keluarga.
Agus Saiba seorang pemuda di lokasi pengungsian, Sabtu (30/4) menuturkan pasca bencana tanah longsor perhatian pemerintah sudah ada. Namun, ia menilai bantuan masih sangat kurang. “Kalau dari Pegaf hanya antar makanan jadi. Tapi hanya satu kali dalam satu hari. Untuk pagi dan malam terpaksa kita makan super mie,”tuturnya.
Para korban yang rumahnya tersapu tanah longsor hanya memiliki pakaian dibadan. Sehingga membutuhkan pakaian, terutama anak-anak dan bayi. Selain itu, para korban membutuhkan selimut untuk menghangatkan badan, terutama pada malam hari. Apalagi daerah tersebut sangat dingin
pada malam hari.
Agus juga berharap ada bantuan tikar untuk mengurangi rasa dingin dari tanah. Persoalan lain kata Agus, tidak ada petugas medis dilokasi pengungsian. Sehingga para korban yang mulai terserang penyakit bingung kemana berobat. “Kalau sakit kita mau ambil obat dimana. Tidak ada mantri lagi. Semua sudah ke kota,” tuturnya lagi.
Hingga saat ini lanjut Agus, semua korban enggan kembali ke lokasi rumah mereka. Selain rumah sudah terbawa longsor, mereka masih trauma kejadian serupa terulang. Sehingga, mereka berharap pemerintah mencarikan lokasi baru yang aman untuk mereka tinggal dan berkebun.
Beberapa anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah terpaksa tidak sekolah lagi. Alasannya, seragam sekolah sudah tersapu tanah longsor. Selain itu, trauma karena sekolah mereka dekat dengan lokasi tanah longsor.
Kodim 1703 Manokwari Sabtu (30/4) menyerahkan bantuan untuk korban longsor di daerah ini. Bantuan tersebut berupa tenda dan bahan makanan. Siang harinya rombongan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat tiba dilokasi pengungsian dan menyerahkan bantuan pakaian dan bahan makanan.
Bupati Pegunungan Arfak, Yosias Saroy yang dikonfirmasi di Distrik Hingk saat meninjau lokasi tanah longsor mengatakan sampai saat ini para korban masih berada di lokasi pengungsian. Ia juga menyebut kondisi para korban perlu perhatian serius semua pihak. Apapalagi saat ini dalam satu tenda ukuran kecil dihuni lima kepala. (beritasatu/cahayapapua)
Kawasan tersebut terisolasi akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor sejak 18 April lalu. Alat-alat berat dikerahkan untuk membersihkan jalan menuju lokasi yang tertutup material longsor. Selain membantu membersihkan rumah warga, TNI juga menyalurkan bantuan sembako kepada korban.
Iring-ringan mobil bantuan dari Korem 1703 Manokwari yang akan menuju lokasi bencana sempat tertahan selama 24 jam karena terkendala medan yang berat.
Sementara kondisi korban tanah longsor dilokasi pengungsian memprihatikan. Mereka masih menempati satu tenda berukuran kecil yang dihuni oleh kepala keluarga.
Agus Saiba seorang pemuda di lokasi pengungsian, Sabtu (30/4) menuturkan pasca bencana tanah longsor perhatian pemerintah sudah ada. Namun, ia menilai bantuan masih sangat kurang. “Kalau dari Pegaf hanya antar makanan jadi. Tapi hanya satu kali dalam satu hari. Untuk pagi dan malam terpaksa kita makan super mie,”tuturnya.
Para korban yang rumahnya tersapu tanah longsor hanya memiliki pakaian dibadan. Sehingga membutuhkan pakaian, terutama anak-anak dan bayi. Selain itu, para korban membutuhkan selimut untuk menghangatkan badan, terutama pada malam hari. Apalagi daerah tersebut sangat dingin
pada malam hari.
Agus juga berharap ada bantuan tikar untuk mengurangi rasa dingin dari tanah. Persoalan lain kata Agus, tidak ada petugas medis dilokasi pengungsian. Sehingga para korban yang mulai terserang penyakit bingung kemana berobat. “Kalau sakit kita mau ambil obat dimana. Tidak ada mantri lagi. Semua sudah ke kota,” tuturnya lagi.
Hingga saat ini lanjut Agus, semua korban enggan kembali ke lokasi rumah mereka. Selain rumah sudah terbawa longsor, mereka masih trauma kejadian serupa terulang. Sehingga, mereka berharap pemerintah mencarikan lokasi baru yang aman untuk mereka tinggal dan berkebun.
Beberapa anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah terpaksa tidak sekolah lagi. Alasannya, seragam sekolah sudah tersapu tanah longsor. Selain itu, trauma karena sekolah mereka dekat dengan lokasi tanah longsor.
Kodim 1703 Manokwari Sabtu (30/4) menyerahkan bantuan untuk korban longsor di daerah ini. Bantuan tersebut berupa tenda dan bahan makanan. Siang harinya rombongan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat tiba dilokasi pengungsian dan menyerahkan bantuan pakaian dan bahan makanan.
Bupati Pegunungan Arfak, Yosias Saroy yang dikonfirmasi di Distrik Hingk saat meninjau lokasi tanah longsor mengatakan sampai saat ini para korban masih berada di lokasi pengungsian. Ia juga menyebut kondisi para korban perlu perhatian serius semua pihak. Apapalagi saat ini dalam satu tenda ukuran kecil dihuni lima kepala. (beritasatu/cahayapapua)