Konektivitas Antar Daerah Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
pada tanggal
Friday, 6 May 2016
KOTA JAYAPURA - Dengan konektivitas antara daerah mulai dari pesisir, lembah, hingga ke pegunungan bisa mempercepat geliat ekonomi di Papua sehingga akan mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat.
'Konektivitas itu hanya bisa diwujudkan jika para kepala daerah di Papua terus berkonsentrasi dalam membangun konektivitas antardaerah atau antarkabupaten," kata Gubernur Papua Lukas Enembe dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Kamis (5/5) siang.
Menurut Gubernur, pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas tersebut akan mendorong menggeliatnya ekonomi wilayah atau kawasan yang ada di Papua.
Dengan terbangunnya konektivitas akan lebih memudahkan dalam menentukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti pembangunan pasar, pelabuhan atau tempat pelelangan ikan. Bahkan, kawasan industri seperti yang baru-baru ini disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura.
"Pak Presiden Jokowi sudah mencanangkan pembangunan Pelabuhan Depapre akan terkoneksi dengan kawasan industri yang jaraknya kurang lebih 20 kilometer dari pelabuhan. Tentunya infrastrukturnya harus kita bangun seperti jalan dan sebagainya sehingga akan mendorong kegiatan ekonomi di kawasan tersebut," katanya.
Pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas antardaerah ini penting untuk pergerakan ekonomi masyarakat. Apalagi, kata Gubernur Lukas Enembe, jika infrastruktur tersebut untuk membuka keterisolasian suatu kawasan yang merupakan sumber-sumber produksi, seperti perkebunan, persawahan, perikanan, sehingga terkoneksi ke pelabuhan maupun ke pusat-pusat pertumbuhan atau perdagangan lainnya.
"Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan dan menggerakkan ekonomi rakyat seperti Pasar Mama-Mama yang pekan lalu dikunjungi Presiden Jokowi dan pembangunan infrasruktur yang diarahkan untuk membuka konektivitas antardaerah sangat penting dan menjadi prioritas pemerintah provinsi dan pemerintah daerah," katanya.
Dikatakan, ini penting karena akan mendorong terciptanya kemandirian ekonomi, karena dari pusat-pusat produksi dapat terkoneksi langsung dengan pusat-pusat pertumbuhan atau perdagangan di daerah atau kawasan tersebut.
"Ini sangat sejalan dengan program Nawacita Presiden Jokowi. Apalagi, di Papua tentunya dengan dukungan infrastruktur yang baik akan dapat menekan harga di beberapa tempat seperti di daerah pegunungan. Inilah yang menjadi perhatian kita selama ini," ujarnya.
Diungkapkannya, pada Rakerda Bupati dan Wali Kota se-Papua beberapa waktu lalu juga menyinggung perkembangan kegiatan di bidang infrastruktur masing-masing daerah. Seperti yang disampaikan oleh Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom yang mana dana Otonomi Khusus (Otsus) yang diterima oleh daerah itu untuk bidang infrastruktur dialokasikan untuk pembukaan ruas jalan baru, peningkatan kualitas jalan, pembangunan jembatan, dan jembatan gantung.
"Dana Otsus yang dialokasikan untuk bidang infrastruktur dari 2013 hingga 2015 totalnya sebesar Rp 93,27 miliar juga dialokasikan untuk pembangunan perumahan penduduk, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terpusat, pengadaan dan pemasangan solar sel, mikrohidro, air bersih , pembangunan Base Transceiver Station (BTS) untuk mendukung jangkauan signal dan lapangan terbang yang fungsional," paparnya.
"Dengan keberhasilan membangun konektivitas antara distrik di Lanny Jaya, serta konektivitas dengan beberapa kabupaten tetangga seperti Kabupaten Tolikara di sebelah utara, Kabupaten Puncak di barat, Kabupaten Nduga di selatan dan Jayawijaya di timur, Bupati Befa optimistis bahwa pada tahun ini Lanny Jaya yang berpenduduk 173.212 jiwa tidak terisolagi lagi baik antar distrik maupun dengan kabupaten terdekat," ujar Gubernur.
Kemudian, pembangunan infrastruktur yang didukung dana Otsus di Kabupaten Puncak juga menunjukkan arah penyiapan infratsruktur yang bagus. Pemda Puncak pada 2013 mengalokasikan Rp 32,59 miliar dana Otsus untuk bidang infrastruktur, lalu pada 2014 meningkat menjadi Rp 53,47 miliar, dan pada 2015 sebesar Rp 46,76 miliar.
"Dana ini diprioritaskan untuk membangun sarana prasarana perhubungcu Baan seperti pelebaran landasan pacu Bandar Udara Beoga, peningkatan struktur runway Bandara Udara Ilaga, peningkatan landasan pandar Udara Wangbe," katanya.
Dana infratsruktur Otsus di Kabupaten Puncak, kata Gubernur, dialokasikan untuk pembangunan saluran drainase, pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, normalisasi sungai.
"Pembangunan perumahan untuk penduduk juga menjadi prioritas bidang ini, di samping tentunya pembangunan jalan dan jembatan untuk membangun dan mempermudah konektivitas antardistrik dan kabupaten terdekat," katanya.
Untuk itu, Gubernur Lukas Enembe meyakini dengan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah akan sangat membantu dalam membangun konektivitas antardaerah sehingga sinergi pembangunan akan semakin mudah di lakukan.
"Seperti yang sering saya sampaikan bahwa target hingga 2018 infrastruktur jalan di seluruh Kabupaten di Papua akan saling terkoneksi atau sudah saling terhubung. Tentunya pada 2018, kita akan mulai merasakan harga-harga kebutuhan pokok turun tajam, karena mobilitas barang dan jasa serta manusia semakin lancar dan mudah," katanya.
Gubernur mengatakan, sekarang dengan peningkatan kualitas beberapa bandar udara mobilitas masyarakat sudah semakin lancar. "Saya optimistis dengan target 2018 tentunya harus ada sinergi dan kesungguhan kita bersama baik di provinsi dan pemerintah daerah untuk mewujudkannya. Karena itulah tugas kita sebagai pelayan masyarakat untuk menyiapkan infrastruktur yang baik untuk rakyat," ujar Gubernur Papua Lukas Enembe. (beritasatu)
'Konektivitas itu hanya bisa diwujudkan jika para kepala daerah di Papua terus berkonsentrasi dalam membangun konektivitas antardaerah atau antarkabupaten," kata Gubernur Papua Lukas Enembe dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Kamis (5/5) siang.
Menurut Gubernur, pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas tersebut akan mendorong menggeliatnya ekonomi wilayah atau kawasan yang ada di Papua.
Dengan terbangunnya konektivitas akan lebih memudahkan dalam menentukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti pembangunan pasar, pelabuhan atau tempat pelelangan ikan. Bahkan, kawasan industri seperti yang baru-baru ini disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura.
"Pak Presiden Jokowi sudah mencanangkan pembangunan Pelabuhan Depapre akan terkoneksi dengan kawasan industri yang jaraknya kurang lebih 20 kilometer dari pelabuhan. Tentunya infrastrukturnya harus kita bangun seperti jalan dan sebagainya sehingga akan mendorong kegiatan ekonomi di kawasan tersebut," katanya.
Pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas antardaerah ini penting untuk pergerakan ekonomi masyarakat. Apalagi, kata Gubernur Lukas Enembe, jika infrastruktur tersebut untuk membuka keterisolasian suatu kawasan yang merupakan sumber-sumber produksi, seperti perkebunan, persawahan, perikanan, sehingga terkoneksi ke pelabuhan maupun ke pusat-pusat pertumbuhan atau perdagangan lainnya.
"Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan dan menggerakkan ekonomi rakyat seperti Pasar Mama-Mama yang pekan lalu dikunjungi Presiden Jokowi dan pembangunan infrasruktur yang diarahkan untuk membuka konektivitas antardaerah sangat penting dan menjadi prioritas pemerintah provinsi dan pemerintah daerah," katanya.
Dikatakan, ini penting karena akan mendorong terciptanya kemandirian ekonomi, karena dari pusat-pusat produksi dapat terkoneksi langsung dengan pusat-pusat pertumbuhan atau perdagangan di daerah atau kawasan tersebut.
"Ini sangat sejalan dengan program Nawacita Presiden Jokowi. Apalagi, di Papua tentunya dengan dukungan infrastruktur yang baik akan dapat menekan harga di beberapa tempat seperti di daerah pegunungan. Inilah yang menjadi perhatian kita selama ini," ujarnya.
Diungkapkannya, pada Rakerda Bupati dan Wali Kota se-Papua beberapa waktu lalu juga menyinggung perkembangan kegiatan di bidang infrastruktur masing-masing daerah. Seperti yang disampaikan oleh Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom yang mana dana Otonomi Khusus (Otsus) yang diterima oleh daerah itu untuk bidang infrastruktur dialokasikan untuk pembukaan ruas jalan baru, peningkatan kualitas jalan, pembangunan jembatan, dan jembatan gantung.
"Dana Otsus yang dialokasikan untuk bidang infrastruktur dari 2013 hingga 2015 totalnya sebesar Rp 93,27 miliar juga dialokasikan untuk pembangunan perumahan penduduk, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terpusat, pengadaan dan pemasangan solar sel, mikrohidro, air bersih , pembangunan Base Transceiver Station (BTS) untuk mendukung jangkauan signal dan lapangan terbang yang fungsional," paparnya.
"Dengan keberhasilan membangun konektivitas antara distrik di Lanny Jaya, serta konektivitas dengan beberapa kabupaten tetangga seperti Kabupaten Tolikara di sebelah utara, Kabupaten Puncak di barat, Kabupaten Nduga di selatan dan Jayawijaya di timur, Bupati Befa optimistis bahwa pada tahun ini Lanny Jaya yang berpenduduk 173.212 jiwa tidak terisolagi lagi baik antar distrik maupun dengan kabupaten terdekat," ujar Gubernur.
Kemudian, pembangunan infrastruktur yang didukung dana Otsus di Kabupaten Puncak juga menunjukkan arah penyiapan infratsruktur yang bagus. Pemda Puncak pada 2013 mengalokasikan Rp 32,59 miliar dana Otsus untuk bidang infrastruktur, lalu pada 2014 meningkat menjadi Rp 53,47 miliar, dan pada 2015 sebesar Rp 46,76 miliar.
"Dana ini diprioritaskan untuk membangun sarana prasarana perhubungcu Baan seperti pelebaran landasan pacu Bandar Udara Beoga, peningkatan struktur runway Bandara Udara Ilaga, peningkatan landasan pandar Udara Wangbe," katanya.
Dana infratsruktur Otsus di Kabupaten Puncak, kata Gubernur, dialokasikan untuk pembangunan saluran drainase, pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, normalisasi sungai.
"Pembangunan perumahan untuk penduduk juga menjadi prioritas bidang ini, di samping tentunya pembangunan jalan dan jembatan untuk membangun dan mempermudah konektivitas antardistrik dan kabupaten terdekat," katanya.
Untuk itu, Gubernur Lukas Enembe meyakini dengan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah akan sangat membantu dalam membangun konektivitas antardaerah sehingga sinergi pembangunan akan semakin mudah di lakukan.
"Seperti yang sering saya sampaikan bahwa target hingga 2018 infrastruktur jalan di seluruh Kabupaten di Papua akan saling terkoneksi atau sudah saling terhubung. Tentunya pada 2018, kita akan mulai merasakan harga-harga kebutuhan pokok turun tajam, karena mobilitas barang dan jasa serta manusia semakin lancar dan mudah," katanya.
Gubernur mengatakan, sekarang dengan peningkatan kualitas beberapa bandar udara mobilitas masyarakat sudah semakin lancar. "Saya optimistis dengan target 2018 tentunya harus ada sinergi dan kesungguhan kita bersama baik di provinsi dan pemerintah daerah untuk mewujudkannya. Karena itulah tugas kita sebagai pelayan masyarakat untuk menyiapkan infrastruktur yang baik untuk rakyat," ujar Gubernur Papua Lukas Enembe. (beritasatu)