Bahas Kamtibmas, DPRD Mimika Undang Tokoh Paguyuban
pada tanggal
Friday, 6 May 2016
TIMIKA (MIMIKA) - Kalangan DPRD Mimika, Provinsi Papua mengundang para tokoh paguyuban dan aparat keamanan guna membahas situasi kamtibmas terkini di Kota Timika pascabentrok dua kelompok massa sejak Rabu (4/5).
Ketua Komisi A DPRD Mimika Saleh Alhamid di Timika, Jumat, mengatakan rapat tersebut untuk meminta penjelasan dari aparat TNI dan Polri maupun tokoh-tokoh masyarakat berkaitan dengan semakin mencekamnya situasi kamtibmas di Kota Timika selama dua hari terakhir.
"Situasi keamanan di Kota Timika semakin mencekam dalam dua hari terakhir, terutama pada malam hari. Sampai sekarang warga belum merasa aman dan masih khawatir untuk keluar rumah. Kami mengundang semua pihak untuk mencari solusi bersama guna menciptakan situasi yang aman dan damai di Kota Timika," kata Saleh saat membuka pertemuan dengan para tokoh paguyuban dan aparat TNI-Polri di Mimika.
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mudjiharso dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa situasi yang masih mencekam di Kota Timika berawal dari sejumlah permasalahan yang terjadi sejak beberapa hari lalu.
Peristiwa bermula pada Sabtu (30/5) dimana terjadi perkelahian antardua orang warga yang berbeda suku. Selanjutnya, pada Senin (2/5) malam, terjadi lagi kasus pembunuhan seorang tukang ojek atas nama Agus Jaya di Jalan Hasanuddin Irigasi ujung.
Pelaku pembunuhan atas nama PM akhirnya ditangkap oleh aparat kepolisian pada Selasa (3/5) malam.
"Tersangka tidak mengetahui korban berasal dari suku mana. Yang jelas, dia hanya menginginkan sepeda motor korban. Setelah massa pulang mengantar jenazah korban dari Bandara Timika, situasi mulai tegang karena ada banyak isu yang berkembang. Setelah anggota kami cek, ternyata itu semua tidak benar," jelas Yustanto.
Situasi yang tegang pada Rabu (4/5) malam tersebut kembali berlanjut pada Kamis (5/5) malam.
"Isu yang berkembang terlalu banyak sehingga membuat situasi mencekam di beberapa tempat di Kota Timika seperti di depan Babusallam, belakang Kantor Pos, Jalan Pattimura, Jalan Busiri, daerah Sempan dan lainnya," ujar Yustanto.
Ia meminta dukungan para tokoh masyarakat, Pemda dan DPRD Mimika untuk segera memulihkan kembali situasi kamtibmas di Kota Timika.
"Saya tegaskan bahwa kejadian yang berurutan di Timika dalam kurun waktu dua pekan belakangan ini murni urusan individu, tidak ada kaitannya dengan persoalan suku atau kelompok. Jangan sampai perbuatan individu dibawa-bawa ke persoalan suku atau kelompok," pinta Kapolres Mimika.
Yustanto juga mengimbau warga Timika agar tidak terprovokasi oleh berbagai macam isu.
"Kita tidak menghendaki Timika menjadi hancur karena masyarakat termakan isu," ujarnya.
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Andi Kusworo mengatakan kehadiran aparat TNI dalam mengamankan warga yang terlibat bentrok semata-mata untuk membantu pihak kepolisian.
"Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban. Kehadiran kami netral, tidak memihak kelompok manapun," tegas Dandim Kusworo.
Ia berharap semua tokoh dari semua unsur dan golongan bersama-sama turun ke tengah masyarakat untuk membuat tenang warga yang kepanikan.
Dandim juga meminta agar seluruh tempat penjualan minuman keras beralkohol di Kota Timika agar ditutup total karena konsumsi alkohol memicu orang berani melakukan tindakan melawan hukum.
Selain itu, Dandim mengimbau agar warga tidak boleh lagi membawa dan menenteng senjata-senjata tajam seperti parang, pedang, panah di jalan-jalan untuk menciptakan suasana yang tenang bagi warga sekitar.
Semua kelompok paguyuban yang hadir dalam pertemuan tersebut sepakat untuk mengakhiri konflik yang terjadi antardua kelompok di Kota Timika. (antara)
Ketua Komisi A DPRD Mimika Saleh Alhamid di Timika, Jumat, mengatakan rapat tersebut untuk meminta penjelasan dari aparat TNI dan Polri maupun tokoh-tokoh masyarakat berkaitan dengan semakin mencekamnya situasi kamtibmas di Kota Timika selama dua hari terakhir.
"Situasi keamanan di Kota Timika semakin mencekam dalam dua hari terakhir, terutama pada malam hari. Sampai sekarang warga belum merasa aman dan masih khawatir untuk keluar rumah. Kami mengundang semua pihak untuk mencari solusi bersama guna menciptakan situasi yang aman dan damai di Kota Timika," kata Saleh saat membuka pertemuan dengan para tokoh paguyuban dan aparat TNI-Polri di Mimika.
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mudjiharso dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa situasi yang masih mencekam di Kota Timika berawal dari sejumlah permasalahan yang terjadi sejak beberapa hari lalu.
Peristiwa bermula pada Sabtu (30/5) dimana terjadi perkelahian antardua orang warga yang berbeda suku. Selanjutnya, pada Senin (2/5) malam, terjadi lagi kasus pembunuhan seorang tukang ojek atas nama Agus Jaya di Jalan Hasanuddin Irigasi ujung.
Pelaku pembunuhan atas nama PM akhirnya ditangkap oleh aparat kepolisian pada Selasa (3/5) malam.
"Tersangka tidak mengetahui korban berasal dari suku mana. Yang jelas, dia hanya menginginkan sepeda motor korban. Setelah massa pulang mengantar jenazah korban dari Bandara Timika, situasi mulai tegang karena ada banyak isu yang berkembang. Setelah anggota kami cek, ternyata itu semua tidak benar," jelas Yustanto.
Situasi yang tegang pada Rabu (4/5) malam tersebut kembali berlanjut pada Kamis (5/5) malam.
"Isu yang berkembang terlalu banyak sehingga membuat situasi mencekam di beberapa tempat di Kota Timika seperti di depan Babusallam, belakang Kantor Pos, Jalan Pattimura, Jalan Busiri, daerah Sempan dan lainnya," ujar Yustanto.
Ia meminta dukungan para tokoh masyarakat, Pemda dan DPRD Mimika untuk segera memulihkan kembali situasi kamtibmas di Kota Timika.
"Saya tegaskan bahwa kejadian yang berurutan di Timika dalam kurun waktu dua pekan belakangan ini murni urusan individu, tidak ada kaitannya dengan persoalan suku atau kelompok. Jangan sampai perbuatan individu dibawa-bawa ke persoalan suku atau kelompok," pinta Kapolres Mimika.
Yustanto juga mengimbau warga Timika agar tidak terprovokasi oleh berbagai macam isu.
"Kita tidak menghendaki Timika menjadi hancur karena masyarakat termakan isu," ujarnya.
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Andi Kusworo mengatakan kehadiran aparat TNI dalam mengamankan warga yang terlibat bentrok semata-mata untuk membantu pihak kepolisian.
"Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban. Kehadiran kami netral, tidak memihak kelompok manapun," tegas Dandim Kusworo.
Ia berharap semua tokoh dari semua unsur dan golongan bersama-sama turun ke tengah masyarakat untuk membuat tenang warga yang kepanikan.
Dandim juga meminta agar seluruh tempat penjualan minuman keras beralkohol di Kota Timika agar ditutup total karena konsumsi alkohol memicu orang berani melakukan tindakan melawan hukum.
Selain itu, Dandim mengimbau agar warga tidak boleh lagi membawa dan menenteng senjata-senjata tajam seperti parang, pedang, panah di jalan-jalan untuk menciptakan suasana yang tenang bagi warga sekitar.
Semua kelompok paguyuban yang hadir dalam pertemuan tersebut sepakat untuk mengakhiri konflik yang terjadi antardua kelompok di Kota Timika. (antara)