Warga Sorong Arak Jenazah Korban Penikaman ke Kantor Walikota
pada tanggal
Thursday, 4 February 2016
KOTA SORONG - Ratusan warga Kota Sorong, Papua Barat, Kamis, mengarak jenazah Herman Semunya pelajar yang tewas ditikam orang tidak dikenal ke Kantor Walikota sebagai bentuk protes atas kejahatan yang sering terjadi di Sorong.
Pantauan Antara di Sorong, Kamis, massa mengarak jenazah korban dari RSUD menuju kantor Walikota berjalan kaki. Sempanjang jalan massa brutal dan melakukan pelemparan toko-toko dengan menggunakan batu.
Setiba di Kantor Walikota massa berdialog dengan Walikota Lambertus Djitmau meminta suku pelaku pembunuhan dikeluarkan dari Kota Sorong kembali ke daerah asalnya.
Wakil Kepala Suku Maybrat, Zefnath Sangkek mewakili keluarga korban mengatakan bahwa aksi arak-arak jenazah tersebut merupakan bentuk kemarahan masyarakat Maybrat atas peristiwa pembunuhan Herman.
Dia mengatakan, tuntutan masyarakat Maybrat dan keluarga korban yakni, polisi secepatnya menangkap pelaku pembunuhan itu guna proses hukum lebih lanjut.
Tuntutan kedua, kata dia, pelaku yang diduga Suku Kei harus membayar denda sesuai adat Maybrat senilai Rp1 miliar kepada keluarga korban Herman Semunya.
"Masyarakat Maybrat dan keluarga korban juga minta aparat penegak hukum agar menghukum mati pelaku pembunuhan korban,"tambah dia.
Seorang warga yang diketahui bernama Herman S (15) tewas
bersimbah darah dengan luka tikam di bagian dada sebelah kiri, Rabu
(3/2). Korban meninggal di RSUD Sorong pukul 19.30 WIT, setelah sempat
mendapat perawatan medis. Korban yang ditemukan dengan luka pendarahan
dibawa ke Rumah Sakit pada pukul 17.30 WIT.
Korban meninggal dunia akibat luka tikam yang dialaminya.
Warga yang tak terima baik dengan adanya satu warganya meninggal dunia
marah dan menggelar aksi. Warga yang tinggal di belakang kompleks
Ramayana menggelar aksi pemalangan jalan dengan membakar ban bekas. Aksi
itu dilakukan pada pukul 21.30 WIT.
Aparat kepolisian dari Polres Sorong Kota dipimpin Kabag
Ops AKP Adi Dharma yang mendapat laporan aksi itu mendatangi lokasi.
Puluhan anggota dibackup mobil water cannon memadamkan api dari ban
bekas yang sempat menganggu arus lalulintas.
Saat aksi berlangsung pengendara yang melintas ketakutan
hingga harus dialihkan ke Jalan Jendral Sudirman. Pengendara diarahkan
anggota yang berjaga-jaga di depan Nav Karaoke. Demikian halnya
pengendara dari arah Sorpus yang juga dialihkan dengan melintas di jalan
depan Masjid Al Jihad.
Kedatangan aparat kepolisian di Back up Brimob dan anggota
TNI membuat warga kian marah. Warga pun menyerang aparat dengan cara
melemparinya menggunakan batu dan botol. Aparat kepolisian dari unit
Dalmas yang bersiaga dibagian depan beberapa kali memukul mundur warga. Aksi warga kian brutal dengan melempari anggota secara
beruntun menggunakan botol dan batu. Puluhan kali tembakan peringatan
dilepas anggota untuk membubarkan warga. Tidak hanya itu, polisi juga
melepas tembakan gas air mata kea rah kerumunan warga yang melakukan
penyerangan.
Anggota yang merangsek masuk untuk membubarkan warga agar
tidak melakukan penyerangan pelemparan tak digubris. Puluhan warga tetap
menyerang aparat dengan lemparan batu dan botol.
Parahnya lagi, warga membakar beberapa gerobak jualan nasi
kuning warga yang berada di pinggir lorong masuk samping Ramayana Mall.
Dua gerobak yang dibakar, sempat dipadamkan mobil water cannon.
Namun
aparat tak mendekat karena lokasi itu cukup gelap sehingga hawatir
terhadap lemparan batu.
Tembakan peringatan yang dilepas berulang kali tak
menyurutkan nyali puluhan warga yang menyerang aparat. Anggota dengan
pakaian safety, dilengkapi persenjataan lengkap berusaha terus maju
merangsek ke depan.
Himbauan dari pengeras suara yang terus diteriakan juga
tak membuat warga tenang. Meski aparat juga memepringatkan jika terus
melakukan pelemparan akan ditindak tegas. Tapi masa terus berkumpul dan
melempari aparat.
Pengamanan situasi yang juga dipimpin Wakapolres Kompol
Asep Bangbang Saputra,S.IK dan beberapa perwira dengan puluhan anggota
dari Polres dan Polsek-polsek tidak mudah menenangkan warga.
Aparat sempat dibuat bingung dengan aksi warga yang
terpecah. Selain dari lorong sebelah kiri Ramayana. Saat sedang
diamankan aparat kepolisian untuk dipukul mundur dan dibubarkan. Warga
juga muncul dari lorong sebelah kiri. Warga sempat merusak satu rumah
dan berusaha membakar ban bekas.
Warga lainnya yang terkejut dengan aksi pengrusakan panic.
Warga pun berteriak meminta bantuan aparat agar membubarkan warga yang
sedang merusak rumah tersebut. Angota yang mendatangi rumah sudah dalam
kondisi kaca depan pecah akhirnya membubarkan beberapa warga tersebut.
Aksi penyerangan saling lempar batu dan botol disertai
tembakan gas air mata dan tembakan peringatan itu berlangsung hingga
pukul 24.00 WIT. Satu mobil water cannon, barracuda milik Brimob dan
truk polisi yang diterjunkan masih stanby di lokasi keributan.
Pukul 23.30 WIT perwakilan dari masyarakat tiba di lokasi
untuk memberikan himbauan guna menenangkan warga. Perwakilan masyarakat
yang menyeruakan himbauan lewat pengeras suara yakni Orgenes Kambu,
Othis Nafan, Yansen dan beberapa lainnya menyebutkan telah menggelar
pertemuan di Polres Sorong Kota.
Dalam pertemuan yang dilaksanakan pukul 22.00 WIT itu,
perwakilan masyarakat mendapat mandate dari Kapolres, Dandim dan pihak
keamanan lainnya untuk turun ke masyarakat dan menghimbau agar tenang.
“Masyarakat untuk tenang, menjaga ketertiban dan
menyerahkan masalah yang terjadi ke pihak kepolisian,”kata Orgenes Kambu
melalui pengeras suara.
Menurutnya masyarakat diharapkan tenang dan menjaga
keamanan serta ketertiban sambil menunggu proses hukum yang dilakukan
pihak kepolisian. Ia menyebutkan, kepala suku sedang menuju ke Sorong
guna membicarakan masalah yang terjadi.
Sebelumnya aksi pemalangan juga dilakukan warga di depan
Sorpus. Aksi itu tidak berlangsung lama, setelah didatangi aparat
kepolisian di Back up aparat Brimob. Hingga semalam pihak kepolisian
masih terlihat sibuk menangani masalah yang terjadi di belakang kompleks
Ramayana.
Keributan di kompleks Ramayana berangsur tenang pada pukul
24.00 WIT. Anggota yang merangsek masuk ke lorong-lorong membubarkan
warga yang masih terlihat berkumpul.
Kronologi
*Pukul 17.30 WIT korban ditemukan dengan luka tikam
dibagian dada kiri. Korban dilarikan ke RSUD Sorong untuk mendapatkan
perawatan medis.
*Pukul 19.30 WIT korban yang mengalami pendarahan akhirnya meninggal dunia. Jenasah dibawa ke kamar mayat.
*Pukul 20.30 WIT warga yang tidak terima baik sempat
melakukan pemalangan di depan Sorpus. Aparat kepolisian yang tiba di
lokasi membubarkan aksi warga. Situasi di Sorpus berangsur tenang.
*Pukul 21.45 WIT warga dari belakang kompleks Rayana
melakukan aksi pembakaran ban bekas di depan Ramayana. Selang beberapa
saat anggota dari Polres Sorong Kota tiba dilokasi dan memadakan api
dengan mobil water cannon. Warga pun mundur di lorong samping kanan dan
kiri Ramayana.
*Belasan warga dan aparat sempat terlibat baku lempar
menggunakan botol dan batu hingga pukul 24.00 WIT. Polisi melepas
tembakan peringatan puluhan kali. Juga melepas tembakan peringatan
puluhan kali untuk membubarkan warga.
*Pukul 23.30 WIT perwakilan masyarakat tiba di lokasi
untuk memberikan himbauan agar warga membubarkan diri dan kembali ke
rumahnya masing-masing. Menyampaikan jika masalah yang terjadi
diserahkan ke pihak kepolisian untuk menangkap pelakunya. (Antara/RadarSorong)