Pemkot Jayapura dan UKSW Kerjasama Pendidikan
pada tanggal
Friday, 5 February 2016
KOTA JAYAPURA - Untuk ketiga kalinya Pemerintah kota Jayapura dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga melakukan kerja sama khusus untuk menyekolahkan anak-anak Port Numbay di kampus tersebut.
Kerjasama tersebut ditandai dengan Penandatanganan MoU antara Pemerintah kota Jayapura yang diwakili Walikota DR. Benhur Tommi Mano, MM dan UKSW Salatiga yang diwakili Rektor Prof. Drs. Jhon A. Titaley,Th.D, di Grand Abe Hotel, Rabu (03/02).
Penandatanganan MoU tersebut turut disaksikan ribuan guru dan kepala sekolah serta sejumlah pimpinan SKPD di lingkup Pemkot Jayapura.
Usai penandatangan, Walikota kepada wartawan mengungkapkan MoU ini sebagai upaya meningkatkan kerja sama yang telah memasuki tahun ke 3 bagi mahasiswa baru khususnya kelas untuk anak-anak Port Numbay.
"Hal Ini sebagai bentuk penghargaan Pemerintah kota Jayapura kepada anak-anak asli Port Numbay yang punya tanah dan negeri ini," ungkapnya.
Alokasi dana untuk realisasi kerja sama tersebut bersumber dari dana Otsus atau yang disebut dengan affirmative action khusus untuk masyarakat asli Papua.
"Untuk tahun 2016 telah dirubah polanya dengan menerima 30 orang dan 10 orang dimana 5 jatah untuk anak asli Papua dari suku-suku yang ada di kota Jayapura dan 5 jatah untuk anak-anak non Papua yang lahir dan besar di provinsi ini agar ada keseimbangan pendidikan di kota Jayapura juga pemberian beasiswa dan biaya pendidikan," urainya.
Lebih lanjut, jelas pria yang akrab disapa BTM ini, pendidikan di kota Jayapura tidak mengenal batas dan ruang.
Sementara itu, Rektor UKSW Salatiga mengaku sangat bangga dan senang atas kepercayaan yang diberikan Walikota untuk menjadikan anak Papua secara khusus karena itu merupakan salah satu kontribusi dari Universitas ini kepada masyarakat di tanah ini.
Ditekankan juga, apa yang dilakukan bukan saja bagi masyarakat Papua, tetapi UKSW juga harus melayani sebagaimana halnya suatu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.
"Karena Universitas ini juga didukung oleh Gereja Kristen Injili di Tanah Papua sehingga ketika warga masyarakat Gereja GKI di tanah Papua yang ingin mendapatkan pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana sehingga hal itu menjadi tanggung jawab kita bersama," tandasnya.
Diakui pula, pihaknya telah melakukan tugas dengan sebaik-baiknya untuk menolong mereka dan telah banyak yang berhasil baik meskipun ada juga yang tidak berhasil.
"Untuk itu, kami tetap tegas sesuai ketentuan akademis bahwa yang tidak berhasil terpaksa harus dikembalikan," akui Rektor.
Dari anak-anak ini juga, lanjutnya, mereka mampu bersaing dengan anak-anak lain yang ada di Indonesia mencapai prestasi dengan raihan IPK cukup tinggi yaitu 3,5 bahkan ada yang memenuhi syarat diterima di universitas di Amerika Serikat. (Antara)