Perempuan Tanah (PETA) Freeport Indonesia Peduli Masyarakat Nduga
pada tanggal
Saturday, 9 January 2016
TIMIKA (MIMIKA) – Karyawati Papua yang berkerja pada perusahaan PT Freeport Indonesia (PTFI), kontraktor maupun privatisasi yang tergabung dalam satu komunitas Perempuan Tanah (PETA), Kamis (7/1) kemarin menyerahkan bantuan PETA Care Nduga kepada manajemen PTFI, di Bandara Mozes Kilangin untuk disalurkan kepada masyarakat Kabupaten Nduga, khususnya yang berada di Kecamatan Mbuwa yang terkena wabah misterius.
Bantuan yang diserahkan Betty Ibo selaku kordinator PETA Care Nduga kepada Manager Economy Development PTFI, Yohanes Bewahan Gae, rencananya hari ini, Jumat (8/1) akan diterbangkan dengan menggunakan pesawat maskapai penerbangan Sriwijaya Air yang dicarter PTFI dari Bandara Mozes Kilangin menuju Bandara Wamena.
Bantuan sosial kemanusiaan dalam bentuk pangan dan non pangan yang beratnya mencapai kurang lebih lima ton, dikumpulkan komunitas PETA sejak tiga bulan.
Kepada wartawan, Betty Ibo mengatakan, pihaknya setelah mengikuti perkembangan informasi dari media, terkait wabah misterius yang terjadi di kabupaten Nduga dalam beberapa bulan yang lalu, khususnya di kecamatan Mbuwa.
Sehingga, pihaknya beserta rekan-rekan lainnya mendiskusikan secara tertutup, dan kemudian mengakat hasil diskusi itu melalui media sosial maupun melalui lip service, ternyata mendapat banyak tanggapan maupun saran untuk membuat suatu gerakan seperti salah satunya gerakan menghimpun bantuan sosial untuk kemanusiaan yang selanjutnya di distribusikan ke Nduga.
“Kami tidak berpikir ini bisa mendapat respon yang luar biasa seperti begini. Berkat informasi dari mulut ke mulut akhirnya sampai juga hingga ke manajemen PT Freeport Indonesia dan disambut baik,” jelas Betty.
Berdasarkan koordinasi dengan beberapa pihak di provinsi, diantaranya dinas kesehatan, diperolah informasi ternyata cuaca di Nduga cukup ekstrim. Akhirnya hal itu didiskusikan dan ternyata masyarakat di Nduga membutuhkan selain makanan, juga membutuhkan pakaian maupun selimut dan jaket, karena suhu saat berada di dalam Honai saja dinginnya mencapai enam derajat.
“Karena memang kebutuhan disana selimut dan baju hangat sangat penting dan jaket pun kami kumpulkan cukup banyak. Kami harap benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat Nduga. Saya pikir bantuan ini mungkin bukan cuma sekali saja diberikan, tetapi harus berkelanjutan sampai dimana kondisi disana harus benar-benar stabil,” terangnya.
Sementara itu Manager Economy Development PTFI, Yohanes Bewahan Gae, menjelaskan bahwa, bantuan akan disalurkan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya yang di carter PTFI dari Timika ke Wamena.
“Kenapa ke Wamena, karena dinas terkait di provinsi mengatakan bahwa disana ada gudang penyimpanan, sehingga bantuan ini dibawa ke Wamena. Selanjutnya dari Wamena ke Nduga, itu akan bawa oleh pemerintah Nduga sendiri,” jelasnya. [SalamPapua]
Bantuan yang diserahkan Betty Ibo selaku kordinator PETA Care Nduga kepada Manager Economy Development PTFI, Yohanes Bewahan Gae, rencananya hari ini, Jumat (8/1) akan diterbangkan dengan menggunakan pesawat maskapai penerbangan Sriwijaya Air yang dicarter PTFI dari Bandara Mozes Kilangin menuju Bandara Wamena.
Bantuan sosial kemanusiaan dalam bentuk pangan dan non pangan yang beratnya mencapai kurang lebih lima ton, dikumpulkan komunitas PETA sejak tiga bulan.
Kepada wartawan, Betty Ibo mengatakan, pihaknya setelah mengikuti perkembangan informasi dari media, terkait wabah misterius yang terjadi di kabupaten Nduga dalam beberapa bulan yang lalu, khususnya di kecamatan Mbuwa.
Sehingga, pihaknya beserta rekan-rekan lainnya mendiskusikan secara tertutup, dan kemudian mengakat hasil diskusi itu melalui media sosial maupun melalui lip service, ternyata mendapat banyak tanggapan maupun saran untuk membuat suatu gerakan seperti salah satunya gerakan menghimpun bantuan sosial untuk kemanusiaan yang selanjutnya di distribusikan ke Nduga.
“Kami tidak berpikir ini bisa mendapat respon yang luar biasa seperti begini. Berkat informasi dari mulut ke mulut akhirnya sampai juga hingga ke manajemen PT Freeport Indonesia dan disambut baik,” jelas Betty.
Berdasarkan koordinasi dengan beberapa pihak di provinsi, diantaranya dinas kesehatan, diperolah informasi ternyata cuaca di Nduga cukup ekstrim. Akhirnya hal itu didiskusikan dan ternyata masyarakat di Nduga membutuhkan selain makanan, juga membutuhkan pakaian maupun selimut dan jaket, karena suhu saat berada di dalam Honai saja dinginnya mencapai enam derajat.
“Karena memang kebutuhan disana selimut dan baju hangat sangat penting dan jaket pun kami kumpulkan cukup banyak. Kami harap benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat Nduga. Saya pikir bantuan ini mungkin bukan cuma sekali saja diberikan, tetapi harus berkelanjutan sampai dimana kondisi disana harus benar-benar stabil,” terangnya.
Sementara itu Manager Economy Development PTFI, Yohanes Bewahan Gae, menjelaskan bahwa, bantuan akan disalurkan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya yang di carter PTFI dari Timika ke Wamena.
“Kenapa ke Wamena, karena dinas terkait di provinsi mengatakan bahwa disana ada gudang penyimpanan, sehingga bantuan ini dibawa ke Wamena. Selanjutnya dari Wamena ke Nduga, itu akan bawa oleh pemerintah Nduga sendiri,” jelasnya. [SalamPapua]