Harga Cabe Rawit di Sorong Capai Rp 10.000
pada tanggal
Tuesday, 26 January 2016
KOTA SORONG - Harga cabe rawit pada sejumlah pasar tradisional di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, sepekan ini mengalami kenaikan Rp10.000 per kilogram.
Pantauan di Pasar Remu Kota Sorong, Senin, cabe rawit yang dijual pedagang seharga Rp35.000 per kilogram, naik Rp10.000 dari harga sebelumnya Rp25.000.
Salah seorang pedagang di Pasar Remu Kota Sorong, Mansur Bahkry (35), mengaku menjual cabe rawit seharga Rp35.000 per kilogram.
Ia mengatakan, pedagang menaikkan harga cabe rawit Rp10.000 per kilogram untuk memperoleh keuntungan karena harga di tingkat petani maupun agen juga naik.
Kenaikan harga cabe rawit, kata Mansur, disebabkan pasokan dari petani menurun sementara permintaan oleh konsumen meningkat.
Selain cabe, lanjut dia, harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kota Sorong juga masih tinggi atau belum ada penurunan harga meskipun pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Harga beras, misalnya, masih tetap Rp12.000 per kilogram, seharusnya turun Rp2.000,00 menjadi Rp10.000 karena harga BBM turun," katanya.
Naik dan turunnya harga bahan pokok, kata dia, tidak dihiraukan oleh masyarakat setempat karena pada umumnya harga barang di Papua relatif sangat mahal dan tidak stabil seperti di daerah lain di Indonesia. (antara)
Pantauan di Pasar Remu Kota Sorong, Senin, cabe rawit yang dijual pedagang seharga Rp35.000 per kilogram, naik Rp10.000 dari harga sebelumnya Rp25.000.
Salah seorang pedagang di Pasar Remu Kota Sorong, Mansur Bahkry (35), mengaku menjual cabe rawit seharga Rp35.000 per kilogram.
Ia mengatakan, pedagang menaikkan harga cabe rawit Rp10.000 per kilogram untuk memperoleh keuntungan karena harga di tingkat petani maupun agen juga naik.
Kenaikan harga cabe rawit, kata Mansur, disebabkan pasokan dari petani menurun sementara permintaan oleh konsumen meningkat.
Selain cabe, lanjut dia, harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kota Sorong juga masih tinggi atau belum ada penurunan harga meskipun pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Harga beras, misalnya, masih tetap Rp12.000 per kilogram, seharusnya turun Rp2.000,00 menjadi Rp10.000 karena harga BBM turun," katanya.
Naik dan turunnya harga bahan pokok, kata dia, tidak dihiraukan oleh masyarakat setempat karena pada umumnya harga barang di Papua relatif sangat mahal dan tidak stabil seperti di daerah lain di Indonesia. (antara)