Biro Kesra Papua Mulai Tertibkan Bantuan Hibah Bagi Lembaga Keagamaan
pada tanggal
Monday, 25 January 2016
KOTA JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra, red) mulai menertibkan bantuan hibah bagi lembaga keagamaan di Papua yang dianggarkan dari dana otonomi khusus Papua.
Kepala Biro Kesra setda Papua, Naftali Yogi mengatakan, pihaknya telajh menurunkan tim ke lapangan guna melakukan pengecekan terhadap seluruh lembaga keagamaan yang menerima bantuan dana hibah dari Pemerintah Provinsi.
"Jadi, staf sudah saya turunkan untuk melihat apakah lembaga keagamaan penerima bantuan dana hibah memiliki tempat ibadah, kantornya sekaligus kami menghitung jumlah kekuatan jemaat yang beribadah," katanya kepada wartawan di Jayapura, Sabtu pekan kemarin.
Lebih lanjut, kata Naftali, disinyalir ada sejumlah lembaga keagamaan yang belum 100 persen memenuhi persyaratan sebagai penerima bantuan dana hibah. "Makanya hal yang seperti ini mau kami tertibkan karena ada penerima bantuan yang justru berkantor pusat di Surabaya tetapi membuka kantor cabang atau perwakilan di Papua," jelasnya.
Selain itu, sejumlah laporan bahkan menyebut beberapa penerima bantuan berlokasi di luar Papua, tetapi membuka cabang di Jayapura. "Tapi nanti kami kaji lagi jika mereka membangun sayap ke Papua, lalu kekuatan jemaatnya tersebar diseluruh Papua tentu kan hal ini juga akan kami pertimbangkan untuk bisa diterima," ungkap Naftali.
Hanya, tegas Yogi, jika ada persyaratan yang tidak dipenuhi maka secara otomatis akan digugurkan. "Tentunya kami akan meminta arahan dari bapak Gubernur terlebih dahulu sebelum memutuskan,"tandasnya.
Dikatakannya, fokus pemberian bantuan dana hibah kepada lembaga keagamaan adalah bagi umat dan jemaat. Sehingga diharapkan bagi lembaga keagamaan yang ingin mengajukan diri sebagai penerima, minimal musti memiliki lahan untuk dibangun kantor dan tempat beribadah.
"Sebab kalau yang beribadahnya di hotel kami jelas tidak berikan bantuan. Sebab pemprov fokus pada lembaga agama yang kantornya lengkap. Makanya, kalau bisa kedepan jangan lagi di yang menyewa Ruko tapi harus cari lokasi tanah," tambahnya.
Kemudian yang tidak kalah penting jemaat yang beribadah harus tersebar diseluruh tanah Papua baik di pesisir maupun pegunungan. "Sebab misi penginjilan identik dengan umat sehingga arahnya harus ke umat,"terangnya. (wiyainews)