Malaria di Mimika Timur Jauh Sangat Tinggi
pada tanggal
Monday, 14 December 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Penanganan penyakit malaria di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua kini semakin lebih baik, meskipun jumlah kasus tersebut diyakini masih cukup tinggi di wilayah Distrik Mimika Timur Jauh.
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan, sesuai survei yang dilakukan jajarannya di Kampung Manasari dan Otakwa, Distrik Mimika Timur Jauh, angka kesakitan akibat gigitan nyamuk malaria masih cukup tinggi di wilayah itu.
"Dibanding tahun sebelumnya, temuan kasus malaria di Mimika Timur Jauh masih cukup tinggi. Tahun ini persentasenya mencapai 17 persen, sedangkan tahun 2014 hanya sekitar 14 persen," jelas Yusuf.
Menurut dia, Biro Kesehatan LPMAK terlibat penanganan kasus malaria di wilayah Manasari dan Otakwa. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Pemda Mimika melalui Puskesmas Manasari dan Pustu Otakwa.
Adapun kasus malaria di kampung-kampung pesisir Mimika yang menjadi wilayah cakupan program Biro Kesehatan LPMAK cenderung menurun yakni pada kisaran angka 5 persen.
Kampung pesisir di Mimika yang menjadi wilayah cakupan program Biro Kesehatan LPMAK selain Manasari dan Otakwa yaitu Amar, Ipaya, Kokonao, Keakwa dan Atuka.
"Kami menduga bahwa mobilitas warga Manasari dan Otakwa ke Timika terutama ke daerah kawasan Pelabuhan Paumako Timika yang cukup tinggi mempengaruhi masih tingginya angka kasus malaria di sana. Apalagi penanganan kasus malaria di kawasan Pelabuhan Paumako hingga kini belum dikendalikan dengan baik," jelasnya.
Selama 2015, katanya, Biro Kesehatan LPMAK melakukan pengendalian kasus malaria di kampung-kampung pesisir Mimika. Dari 3.153 warga yang diperiksa, yang positif terserang penyakit malaria sebanyak 161 warga.
Selain pemeriksaan kasus malaria, Biro Kesehatan LPMAK menempatkan 29 orang juru malaria kampung yang bertugas untuk mendorong masyarakat setempat melakukan pemeriksaan penyakit malaria, pemberian penyuluhan kesehatan dan kebersihan kampung, penyemprotan rumah dengan obat insektisida serta pendistribusian kelambu insektisida.
Adapun temuan kasus malaria secara keseluruhan di Kabupaten Mimika hingga kini semakin menurun.
Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan setempat, angka Annual Paracit Index (API) malaria di Mimika pada 2013 masih cukup tinggi yaitu 450/1.000 orang. Sementara pada 2014 API malaria di Mimika menurun menjadi 224/1.000 orang.
Program pengendalian kasus malaria di Kota Timika sejak 2013 digalang melalui Mimika Malaria Center yaitu program kerja sama antara Dinas Kesehatan, Biro Kesehatan LPMAK, Departemen Community Health Development PT Freeport dan Bank Papua.
Pembentukan Mimika Malaria Center tersebut merupakan tindak lanjut dari program besar Mimika menuju eliminasi malaria pada tahun 2026.
Selama 2015, tim Malaria Center melakukan penyemprotan insektisida pada 21.423 rumah penduduk di Kota Timika untuk membasmi nyamuk yang membawa bakteri malaria. [Antara]
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan, sesuai survei yang dilakukan jajarannya di Kampung Manasari dan Otakwa, Distrik Mimika Timur Jauh, angka kesakitan akibat gigitan nyamuk malaria masih cukup tinggi di wilayah itu.
"Dibanding tahun sebelumnya, temuan kasus malaria di Mimika Timur Jauh masih cukup tinggi. Tahun ini persentasenya mencapai 17 persen, sedangkan tahun 2014 hanya sekitar 14 persen," jelas Yusuf.
Menurut dia, Biro Kesehatan LPMAK terlibat penanganan kasus malaria di wilayah Manasari dan Otakwa. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Pemda Mimika melalui Puskesmas Manasari dan Pustu Otakwa.
Adapun kasus malaria di kampung-kampung pesisir Mimika yang menjadi wilayah cakupan program Biro Kesehatan LPMAK cenderung menurun yakni pada kisaran angka 5 persen.
Kampung pesisir di Mimika yang menjadi wilayah cakupan program Biro Kesehatan LPMAK selain Manasari dan Otakwa yaitu Amar, Ipaya, Kokonao, Keakwa dan Atuka.
"Kami menduga bahwa mobilitas warga Manasari dan Otakwa ke Timika terutama ke daerah kawasan Pelabuhan Paumako Timika yang cukup tinggi mempengaruhi masih tingginya angka kasus malaria di sana. Apalagi penanganan kasus malaria di kawasan Pelabuhan Paumako hingga kini belum dikendalikan dengan baik," jelasnya.
Selama 2015, katanya, Biro Kesehatan LPMAK melakukan pengendalian kasus malaria di kampung-kampung pesisir Mimika. Dari 3.153 warga yang diperiksa, yang positif terserang penyakit malaria sebanyak 161 warga.
Selain pemeriksaan kasus malaria, Biro Kesehatan LPMAK menempatkan 29 orang juru malaria kampung yang bertugas untuk mendorong masyarakat setempat melakukan pemeriksaan penyakit malaria, pemberian penyuluhan kesehatan dan kebersihan kampung, penyemprotan rumah dengan obat insektisida serta pendistribusian kelambu insektisida.
Adapun temuan kasus malaria secara keseluruhan di Kabupaten Mimika hingga kini semakin menurun.
Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan setempat, angka Annual Paracit Index (API) malaria di Mimika pada 2013 masih cukup tinggi yaitu 450/1.000 orang. Sementara pada 2014 API malaria di Mimika menurun menjadi 224/1.000 orang.
Program pengendalian kasus malaria di Kota Timika sejak 2013 digalang melalui Mimika Malaria Center yaitu program kerja sama antara Dinas Kesehatan, Biro Kesehatan LPMAK, Departemen Community Health Development PT Freeport dan Bank Papua.
Pembentukan Mimika Malaria Center tersebut merupakan tindak lanjut dari program besar Mimika menuju eliminasi malaria pada tahun 2026.
Selama 2015, tim Malaria Center melakukan penyemprotan insektisida pada 21.423 rumah penduduk di Kota Timika untuk membasmi nyamuk yang membawa bakteri malaria. [Antara]