Kerukunan Keluarga Besar Jayawijaya (KKBJ) Siap Bangun Silimo Adat
pada tanggal
Thursday, 10 December 2015
TIMIKA (MIMIKA) – Kepala Kerukunan Keluarga Besar Jayawijaya (KKBJ) Paulus Kogoya menyatakan akan membangun Silimo Adat atau kompleks rumah adat Suku Dani.
“Sebagai suku terbesar di Papua, kami akan menyatukan pemikiran guna mendukung pembangunan masyarakat Papua khususnya di Pegunungan Tengah agar dapat memberdayakan dirinya sendiri,” ujar Paulus kepada wartawan di bilangan Leo Mamiri, Kelurahan Kebun Sirih, Distrik Mimika Baru pada Minggu (6/12)
Ia katakan, pembangunan Silimo Adat di Kota Timika ini guna menyatukan kembali tatanan tradisi dan budaya masyarakat suku Dani.
“Kami berupaya untuk kembali tegaskan tradisi adat dan budaya yang selama ini sudah berkurang, sebab dengan adanya bangunan ini semua masyarakat Jayawijaya dapat bersama-sama menyampaikan aspirasi mereka,” jelas dia.
Dituturkan Gubernur Papua, Lukas Enembe telah berkomitmen membangun gedung berukuran yang lebih dari
“Pada tahun 2013, Gubernur Enembe sudah janji kepada kami untuk membangun honai adat, dan janji itu baru disampaikan lagi oleh Gubernur ketika bertemu dengan kami di Hotel Rimba Papua dengan menyatakan akan memberikan dana sebesar Rp 2 Miliar,”
Paulus juga menyatakan Bupati Mimika, Eltinus Omaleng juga setuju untuk memberikan alokasi dana sebesar Rp 2 miliar lebih.
“Tapi dengan syarat memberikan proposal rancangan pembangunan rumah adat,” tutur dia.
Ia menegaskan dengan adanya pembangunan silimo adat di Mimika yang mewakili 10 daerah pemekaran Kabupaten Jayawijaya diantaranya Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Nduga.
“Kami harapkan pembangunan honai adat ini dapat menjadi wakil masyarakat 11 kabupaten se Pegunungan Papua agar dalam waktu kedepan tidak lagi terkendala dalam penyelesaian masalah adat dan juga hal-hal lainnya,” tukas dia. [SalamPapua]
“Sebagai suku terbesar di Papua, kami akan menyatukan pemikiran guna mendukung pembangunan masyarakat Papua khususnya di Pegunungan Tengah agar dapat memberdayakan dirinya sendiri,” ujar Paulus kepada wartawan di bilangan Leo Mamiri, Kelurahan Kebun Sirih, Distrik Mimika Baru pada Minggu (6/12)
Ia katakan, pembangunan Silimo Adat di Kota Timika ini guna menyatukan kembali tatanan tradisi dan budaya masyarakat suku Dani.
“Kami berupaya untuk kembali tegaskan tradisi adat dan budaya yang selama ini sudah berkurang, sebab dengan adanya bangunan ini semua masyarakat Jayawijaya dapat bersama-sama menyampaikan aspirasi mereka,” jelas dia.
Dituturkan Gubernur Papua, Lukas Enembe telah berkomitmen membangun gedung berukuran yang lebih dari
“Pada tahun 2013, Gubernur Enembe sudah janji kepada kami untuk membangun honai adat, dan janji itu baru disampaikan lagi oleh Gubernur ketika bertemu dengan kami di Hotel Rimba Papua dengan menyatakan akan memberikan dana sebesar Rp 2 Miliar,”
Paulus juga menyatakan Bupati Mimika, Eltinus Omaleng juga setuju untuk memberikan alokasi dana sebesar Rp 2 miliar lebih.
“Tapi dengan syarat memberikan proposal rancangan pembangunan rumah adat,” tutur dia.
Ia menegaskan dengan adanya pembangunan silimo adat di Mimika yang mewakili 10 daerah pemekaran Kabupaten Jayawijaya diantaranya Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Nduga.
“Kami harapkan pembangunan honai adat ini dapat menjadi wakil masyarakat 11 kabupaten se Pegunungan Papua agar dalam waktu kedepan tidak lagi terkendala dalam penyelesaian masalah adat dan juga hal-hal lainnya,” tukas dia. [SalamPapua]