Terkait Kebakaran Hutan di Selatan Papua, Supartodi Bantah Tudingan Klemen Tinal
pada tanggal
Tuesday, 10 November 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Komandan Resor Militer (Danrem) ATW/174, Brigjen TNI Supartodi membantah tudingan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal,SE tentang peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di wilayah selatan Papua diantaranya Kabupaten Merauke, Kabupaten Mappi, Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Asmat yang terjadi akibat ulah dari pengusaha.
"Pernyataan orang nomor dua di Papua ini saya bantak dan sama sekali tidak berdasar bukti, karena Wagub belum pernah terjun langsung ke lokasi melihat kondisi yang terjadi. Ngawur itu. dia sudah pernah ke sana belum. Lihat dulu baru komentar," tegas Danrem Supartodi di Pengadilan Negeri (PN) Timika, Kabupaten Mimika, Senin (9/11).
Menurutnya, kebakaran yang terjadi di beberapa wilayah Merauke dan Mappi murni dampak badai El Nino yang hampir melanda sebagian besar negara di Asia Tenggara beberapa bulan terkahir ini.
Kondisi ini pun kita rasakan dari timbulnya efek panas pada setiap benda bergerak dan tergesek yang dapat menimbulkan percikan api berbuntut terjadinya kebakaran.
"Itu mustahil dibakar orang karena sangat jauh dari pemukiman warga," tegasnya lagi.
Danrem Supartodi juga menyayangkan hingga kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua belum mencairkan dana penanggulangan bencana kebakaran lahan yang terjadi di wilayah selatan Papua beberapa waktu lalu.
“Sampai saat ini belum turun. Biar satu rupiah pun belum turun,” katanya.
Ia mengatakan tim penanggulangan bencana kebakaran lahan/hutan di wilayah selatan Papua yang dikoordinasikan oleh Korem 174 ATW Merauke telah mengajukan permohonan pencairan dana tersebut ke Pemprov Papua melalui Kodam XVII/Cenderawasih.
Untuk memadamkan titik api di Kabupaten Merauke dan Mappi beberapa waktu lalu, Korem 174 ATW mengerahkan ratusan personel prajurit TNI dari empat satuan setingkat kompi (SSK). Dengan dibantu oleh unsur masyarakat dan Pemda pada dua kabupaten itu, akhirnya kebakaran lahan di Merauke dan Mappi bisa dipadamkan.
Korem 174 ATW juga membentuk pos komando di Merauke, Mappi, Boven Digoel, Asmat dan Mimika untuk menangani bencana kebakaran lahan dan kabut asap.
Menurut Danrem, untuk menanggulangi bencana kebakaran lahan di wilayah selatan Papua itu terpaksa menggunakan dana siaga TNI lantaran tidak ada kucuran anggaran dari Pemda.
“Istilahnya kita utang dulu pakai dana siaga. Tapi dana itu kan harus dikembalikan karena sewaktu-waktu akan dipergunakan jika kondisi darurat seperti sekarang ini,” jelas Danrem juga mengaku tidak mengetahui secara rinci besaran anggaran penanganan bencana kebakaran lahan yang diajukan tersebut. [TimikaEkspres]
"Pernyataan orang nomor dua di Papua ini saya bantak dan sama sekali tidak berdasar bukti, karena Wagub belum pernah terjun langsung ke lokasi melihat kondisi yang terjadi. Ngawur itu. dia sudah pernah ke sana belum. Lihat dulu baru komentar," tegas Danrem Supartodi di Pengadilan Negeri (PN) Timika, Kabupaten Mimika, Senin (9/11).
Menurutnya, kebakaran yang terjadi di beberapa wilayah Merauke dan Mappi murni dampak badai El Nino yang hampir melanda sebagian besar negara di Asia Tenggara beberapa bulan terkahir ini.
Kondisi ini pun kita rasakan dari timbulnya efek panas pada setiap benda bergerak dan tergesek yang dapat menimbulkan percikan api berbuntut terjadinya kebakaran.
"Itu mustahil dibakar orang karena sangat jauh dari pemukiman warga," tegasnya lagi.
Danrem Supartodi juga menyayangkan hingga kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua belum mencairkan dana penanggulangan bencana kebakaran lahan yang terjadi di wilayah selatan Papua beberapa waktu lalu.
“Sampai saat ini belum turun. Biar satu rupiah pun belum turun,” katanya.
Ia mengatakan tim penanggulangan bencana kebakaran lahan/hutan di wilayah selatan Papua yang dikoordinasikan oleh Korem 174 ATW Merauke telah mengajukan permohonan pencairan dana tersebut ke Pemprov Papua melalui Kodam XVII/Cenderawasih.
Untuk memadamkan titik api di Kabupaten Merauke dan Mappi beberapa waktu lalu, Korem 174 ATW mengerahkan ratusan personel prajurit TNI dari empat satuan setingkat kompi (SSK). Dengan dibantu oleh unsur masyarakat dan Pemda pada dua kabupaten itu, akhirnya kebakaran lahan di Merauke dan Mappi bisa dipadamkan.
Korem 174 ATW juga membentuk pos komando di Merauke, Mappi, Boven Digoel, Asmat dan Mimika untuk menangani bencana kebakaran lahan dan kabut asap.
Menurut Danrem, untuk menanggulangi bencana kebakaran lahan di wilayah selatan Papua itu terpaksa menggunakan dana siaga TNI lantaran tidak ada kucuran anggaran dari Pemda.
“Istilahnya kita utang dulu pakai dana siaga. Tapi dana itu kan harus dikembalikan karena sewaktu-waktu akan dipergunakan jika kondisi darurat seperti sekarang ini,” jelas Danrem juga mengaku tidak mengetahui secara rinci besaran anggaran penanganan bencana kebakaran lahan yang diajukan tersebut. [TimikaEkspres]