PLN Timika Klaim Pemadaman Listrik di Timika Berkurang
pada tanggal
Sunday, 8 November 2015
TIMIKA (MIMIKA) - PT PLN (Persero) Rayon Timika, Kabupaten Mimika memastikan kebijakan pemadaman listrik secara bergilir di wilayah itu semakin berkurang setelah tiga dari empat unit mesin pembangkit yang rusak beberapa waktu lalu telah selesai diperbaiki.
"Sekarang sudah berkurang karena mesin pembangkit yang rusak, tiga unit di antaranya sudah diperbaiki. Kami masih menunggu material tiba dari Sorong untuk memperbaiki satu mesin pembangkit yang masih rusak," jelas Manajer PLN Timika Harlin Panggabean, Jumat.
Menurut dia, keterlambatan pengiriman material suku cadang mesin pembangkit diesel dari Sorong ke Timika itu lantaran adanya gangguan penerbangan ke Timika selama beberapa waktu terakhir akibat bencana kabut asap.
Setelah penerbangan beroperasi kembali secara normal, katanya, pihak maskapai memprioritaskan pengangkutan penumpang, ketimbang pengangkutan kargo barang.
Menurut anggota DPR Papua Wilhelmus Pigai telah menemui Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati Yohanis Bassang untuk mendesak percepatan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timika berkapasitas 4x7 megawatt.
Pembangunan PLTU Timika hingga kini belum dapat direalisasikan karena masih menunggu terbitnya SK Bupati Mimika tentang penetapan lokasi PLTU dan SK Bupati Mimika tentang izin PLTU yang akan dibangun di Kampung Mware-Pigapu, Distrik Mimika Timur.
Wilhelmus menegaskan bahwa pembangunan PLTU Timika sangat penting, mendesak dan strategis mengingat kebutuhan konsumsi energi listrik di wilayah itu kian meningkat. PLN Timika, katanya, tidak bisa lagi hanya mengandalkan pasokan energi listrik dari mesin pembangkit diesel yang sangat boros dari sisi operasional.
"Perkembangan Timika semakin pesat dan tentu akan membutuhkan kapasitas daya listrik yang semakin besar," kata Wilhelmus yang membidangi perekonomian di DPR Papua itu.
Menurut dia, Bupati Omaleng memiliki pandangan serupa soal pentingnya pembangunan PLTU di Timika sehingga akan memerintahkan stafnya untuk mempercepat proses penerbitan dua surat yang menjadi dasar pembangunan PLTU tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak PLN Timika, katanya, hingga kini PLN di wilayah itu masih membutuhkan pasokan daya listrik sekitar 3 megawatt. Adapun mesin pembangkit yang tersedia hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini. Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin pembangkit, maka secara otomatis PLN Timika akan melakukan pemadaman bergilir.
Solusi lain untuk mengatasi krisis daya listrik di Timika, demikian Wilhelmus, yaitu Pemkab setempat perlu membantu menyediakan kapasitas mesin pembangkit PLN Timika.
"Bila perlu Pemda Mimika melanjutkan kontrak sewa mesin dari PT Sumberdaya Sewa Tama yang pernah dilakukan pada 2012-2013 dengan kapasitas 2 megawatt. Saat itu Pemda Mimika mengalokasikan anggaran Rp6,137 miliar per tahun," kata mantan anggota DPRD Mimika tiga periode itu.
Hingga kini pelanggan PLN Timika tercatat sebanyak 40.200 dengan pertumbuhan pelanggan baru setiap bulan mencapai 300-400 pelanggan. Adapun kapasitas terpasang dari mesin pembangkit diesel milik PLN Timika hanya 25 megawatt, dengan daya mampu hanya sekitar 21 megawatt. [Antara]
"Sekarang sudah berkurang karena mesin pembangkit yang rusak, tiga unit di antaranya sudah diperbaiki. Kami masih menunggu material tiba dari Sorong untuk memperbaiki satu mesin pembangkit yang masih rusak," jelas Manajer PLN Timika Harlin Panggabean, Jumat.
Menurut dia, keterlambatan pengiriman material suku cadang mesin pembangkit diesel dari Sorong ke Timika itu lantaran adanya gangguan penerbangan ke Timika selama beberapa waktu terakhir akibat bencana kabut asap.
Setelah penerbangan beroperasi kembali secara normal, katanya, pihak maskapai memprioritaskan pengangkutan penumpang, ketimbang pengangkutan kargo barang.
Menurut anggota DPR Papua Wilhelmus Pigai telah menemui Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati Yohanis Bassang untuk mendesak percepatan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timika berkapasitas 4x7 megawatt.
Pembangunan PLTU Timika hingga kini belum dapat direalisasikan karena masih menunggu terbitnya SK Bupati Mimika tentang penetapan lokasi PLTU dan SK Bupati Mimika tentang izin PLTU yang akan dibangun di Kampung Mware-Pigapu, Distrik Mimika Timur.
Wilhelmus menegaskan bahwa pembangunan PLTU Timika sangat penting, mendesak dan strategis mengingat kebutuhan konsumsi energi listrik di wilayah itu kian meningkat. PLN Timika, katanya, tidak bisa lagi hanya mengandalkan pasokan energi listrik dari mesin pembangkit diesel yang sangat boros dari sisi operasional.
"Perkembangan Timika semakin pesat dan tentu akan membutuhkan kapasitas daya listrik yang semakin besar," kata Wilhelmus yang membidangi perekonomian di DPR Papua itu.
Menurut dia, Bupati Omaleng memiliki pandangan serupa soal pentingnya pembangunan PLTU di Timika sehingga akan memerintahkan stafnya untuk mempercepat proses penerbitan dua surat yang menjadi dasar pembangunan PLTU tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak PLN Timika, katanya, hingga kini PLN di wilayah itu masih membutuhkan pasokan daya listrik sekitar 3 megawatt. Adapun mesin pembangkit yang tersedia hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini. Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin pembangkit, maka secara otomatis PLN Timika akan melakukan pemadaman bergilir.
Solusi lain untuk mengatasi krisis daya listrik di Timika, demikian Wilhelmus, yaitu Pemkab setempat perlu membantu menyediakan kapasitas mesin pembangkit PLN Timika.
"Bila perlu Pemda Mimika melanjutkan kontrak sewa mesin dari PT Sumberdaya Sewa Tama yang pernah dilakukan pada 2012-2013 dengan kapasitas 2 megawatt. Saat itu Pemda Mimika mengalokasikan anggaran Rp6,137 miliar per tahun," kata mantan anggota DPRD Mimika tiga periode itu.
Hingga kini pelanggan PLN Timika tercatat sebanyak 40.200 dengan pertumbuhan pelanggan baru setiap bulan mencapai 300-400 pelanggan. Adapun kapasitas terpasang dari mesin pembangkit diesel milik PLN Timika hanya 25 megawatt, dengan daya mampu hanya sekitar 21 megawatt. [Antara]