Pertamina Pasok Avtur ke Bandara Moses Kilangin
pada tanggal
Saturday, 28 November 2015
TIMIKA (MIMIKA) - PT Pertamina (Persero) terhitung mulai 4 Desember 2015 akan memasok avtur untuk melayani kebutuhan operasional pesawat komersial di Bandara Moses Kilangin, Kabupaten Mimika
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika John Rettob di Timika, Jumat, mengatakan pada 4 Desember Pertamina akan melaunching pengisian bahan bakar avtur ke pesawat Sriwijaya Air.
Adapun operasional secara penuh pengisian bahan bakar avtur ke pesawat komersial baik pesawat berbadan lebar maupun pesawat berbadan kecil yang melayani rute penerbangan dari dan ke Timika akan dilakukan mulai Januari 2016.
"Pemerintah daerah menyambut baik hal ini karena sudah sangat lama masyarakat Mimika menantikan kehadiran Pertamina untuk melayani pengisian bahan bakar pesawat di Bandara Timika," kata John.
Terkait hal itu, katanya, pihak Pertamina akan berkoordinasi dengan PT Freeport Indonesia mengingat fasilitas Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) hingga kini belum dibangun di Bandara Moses Kilangin Timika yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
Pertamina juga akan melaporkan ke Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN bahwa perusahaan milik pemerintah itu telah menambah satu based yaitu di Timika.
John mengatakan terhitung mulai Januari 2016, Pertamina akan menempatkan lima tanki avtur dengan kapasitas masing-masing 23 kiloliter di Bandara Moses Kilangin Timika.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar avtur pesawat di Bandara Moses Kilangin Timika, Pertamina juga membangun dua tanki penampung di Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur masing-masing berkapasitas 1.000 kiloliter.
Adapun untuk melakukan pengisian bahan bakar avtur ke pesawat (refueler), Pertamina akan menyediakan tiga truk tanki masing-masing berkapasitas 16 ribu liter.
"Kami sedang menyusun prosedur operasi standar (SOP) sehingga ke depan tidak ada hambatan dalam pengoperasian pengisian bahan bakar avtur ke pesawat di Bandara Timika," jelas John.
Menurut dia, pihak Pertamina juga memberikan jaminan soal ketersediaan avtur setiap saat sehingga tidak sampai mengganggu jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Timika.
Dengan akan mulai beroperasinya Pertamina dalam melayani pengisian bahan bakar avtur ke pesawat di Bandara Timika maka ke depan PT Freeport secara otomatis akan mengurangi kuota pemasukan avturnya.
PT Freeport hanya akan mendatangkan avtur untuk melayani pengisian pesawat Airfast dan sejumlah helikopter Airfast yang khusus beroperasi untuk menunjang operasional perusahaan tambang itu.
John mengatakan selama ini PT Freeport mendatangkan avtur sebanyak 1,5 juta liter per bulan dengan asumsi pemakaian per hari mencapai 50 ribu liter. Jumlah itu, katanya, masih sangat kurang karena aktivitas penerbangan di Bandara Timika semakin padat baik untuk melayani rute antarkota dengan pesawat berbadan lebar maupun penerbangan ke wilayah pedalaman Papua.
Ia berharap kehadiran Pertamina dalam melayani pengisian bahan bakar pesawat udara di Bandara Timika akan memberikan efek positif untuk meningkatkan arus penerbangan terutama pesawat-pesawat berbadan lebar ke daerah itu.
"Ini artinya ada kans bagi pesawat-pesawat lain bisa masuk Timika, bukan hanya pesawat Garuda dan Sriwijaya. Kita berharap pesawat-pesawat lain seperti Lion Air, Batik Air, dan lainnya bisa masuk Timika. Dengan demikian pasti akan terjadi persaingan yang sehat terkait harga tiket dan lainnya," ujar John Rettob. [Antara]
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika John Rettob di Timika, Jumat, mengatakan pada 4 Desember Pertamina akan melaunching pengisian bahan bakar avtur ke pesawat Sriwijaya Air.
Adapun operasional secara penuh pengisian bahan bakar avtur ke pesawat komersial baik pesawat berbadan lebar maupun pesawat berbadan kecil yang melayani rute penerbangan dari dan ke Timika akan dilakukan mulai Januari 2016.
"Pemerintah daerah menyambut baik hal ini karena sudah sangat lama masyarakat Mimika menantikan kehadiran Pertamina untuk melayani pengisian bahan bakar pesawat di Bandara Timika," kata John.
Terkait hal itu, katanya, pihak Pertamina akan berkoordinasi dengan PT Freeport Indonesia mengingat fasilitas Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) hingga kini belum dibangun di Bandara Moses Kilangin Timika yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
Pertamina juga akan melaporkan ke Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN bahwa perusahaan milik pemerintah itu telah menambah satu based yaitu di Timika.
John mengatakan terhitung mulai Januari 2016, Pertamina akan menempatkan lima tanki avtur dengan kapasitas masing-masing 23 kiloliter di Bandara Moses Kilangin Timika.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar avtur pesawat di Bandara Moses Kilangin Timika, Pertamina juga membangun dua tanki penampung di Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur masing-masing berkapasitas 1.000 kiloliter.
Adapun untuk melakukan pengisian bahan bakar avtur ke pesawat (refueler), Pertamina akan menyediakan tiga truk tanki masing-masing berkapasitas 16 ribu liter.
"Kami sedang menyusun prosedur operasi standar (SOP) sehingga ke depan tidak ada hambatan dalam pengoperasian pengisian bahan bakar avtur ke pesawat di Bandara Timika," jelas John.
Menurut dia, pihak Pertamina juga memberikan jaminan soal ketersediaan avtur setiap saat sehingga tidak sampai mengganggu jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Timika.
Dengan akan mulai beroperasinya Pertamina dalam melayani pengisian bahan bakar avtur ke pesawat di Bandara Timika maka ke depan PT Freeport secara otomatis akan mengurangi kuota pemasukan avturnya.
PT Freeport hanya akan mendatangkan avtur untuk melayani pengisian pesawat Airfast dan sejumlah helikopter Airfast yang khusus beroperasi untuk menunjang operasional perusahaan tambang itu.
John mengatakan selama ini PT Freeport mendatangkan avtur sebanyak 1,5 juta liter per bulan dengan asumsi pemakaian per hari mencapai 50 ribu liter. Jumlah itu, katanya, masih sangat kurang karena aktivitas penerbangan di Bandara Timika semakin padat baik untuk melayani rute antarkota dengan pesawat berbadan lebar maupun penerbangan ke wilayah pedalaman Papua.
Ia berharap kehadiran Pertamina dalam melayani pengisian bahan bakar pesawat udara di Bandara Timika akan memberikan efek positif untuk meningkatkan arus penerbangan terutama pesawat-pesawat berbadan lebar ke daerah itu.
"Ini artinya ada kans bagi pesawat-pesawat lain bisa masuk Timika, bukan hanya pesawat Garuda dan Sriwijaya. Kita berharap pesawat-pesawat lain seperti Lion Air, Batik Air, dan lainnya bisa masuk Timika. Dengan demikian pasti akan terjadi persaingan yang sehat terkait harga tiket dan lainnya," ujar John Rettob. [Antara]