PDRB Provinsi Papua Barat Capai Rp 16 Miliar
pada tanggal
Saturday, 7 November 2015
MANOKWARI – Perekonomian Provinsi Papua Barat yang diukur berdasarkan PDRB (Produk Domestik Bruto) atas dasar harga berlaku Triwulan III-2015, mencapai Rp16.148,62 Milyar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp13.339,37 Milyar. Hal ini dibenarkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat, Drs. Simon Sapary, MM, Kamis (5/11).
Menurutnya, ekonomi Papua Barat pada Triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014, mengalami pertumbuhan sebesar 6,43 persen (y-on-y). Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama Tahun 2014. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 18,81 persen, dari sisi pengeluaran oleh eksport luar negeri tumbuh 19,98 persen.
“Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi merupakan sub kategori yang memiliki pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 21,71 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran lebih disebabkan tumbuhnya impor luar negeri yang tumbuh sebesar 48,67 persen,” jelasnya.
Senada, Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Papua Barat, Drs. Jerison Sumual, MM, menambahkan, struktur PDRB Papua Barat dengan migas, didominasi industry pengolahan (29,57 persen), pertambangan dan penggalian (17,79 persen) dan konstruksi (13,86 persen).
Sedangkan PDRB tanpa migas menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku, didominasi konstruksi (24,56 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (19,82 persen) serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (18,06 persen).
Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Papua Barat Triwulan III, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,68 persen diikuti konstruksi 1,07 persen, pertambanga dan penggalian 0,74 persen dan pertanian, kehutanan, perikanan sebesar 0,42 persen.
Sementara, yang memiliki sumber pertumbuhan terendah adalah pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (0,007 persen). Termasuk, jasa keuangan dan asuransi (-0,002 persen). Kondisi ekonomi konsumen, juga diyakini membaik dibanding triwulan sebelumnya. Perbaikan ini didorong komponen tingkat konsumsi makanan dan bukan makanan.
Disisi lain, perkiraan nilai ITK Triwulan IV-2015 diperkirakan sebesar 110,15. Artinya, kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Prediksi tersebut didukung optimisme konsumen, dimana pendapatan rumah tangga mendatang dan rencana pembelian kelompok jenis barang akan meningkat. [MediaPapua]
Menurutnya, ekonomi Papua Barat pada Triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014, mengalami pertumbuhan sebesar 6,43 persen (y-on-y). Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama Tahun 2014. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 18,81 persen, dari sisi pengeluaran oleh eksport luar negeri tumbuh 19,98 persen.
“Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi merupakan sub kategori yang memiliki pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 21,71 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran lebih disebabkan tumbuhnya impor luar negeri yang tumbuh sebesar 48,67 persen,” jelasnya.
Senada, Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Papua Barat, Drs. Jerison Sumual, MM, menambahkan, struktur PDRB Papua Barat dengan migas, didominasi industry pengolahan (29,57 persen), pertambangan dan penggalian (17,79 persen) dan konstruksi (13,86 persen).
Sedangkan PDRB tanpa migas menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku, didominasi konstruksi (24,56 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (19,82 persen) serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (18,06 persen).
Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Papua Barat Triwulan III, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,68 persen diikuti konstruksi 1,07 persen, pertambanga dan penggalian 0,74 persen dan pertanian, kehutanan, perikanan sebesar 0,42 persen.
Sementara, yang memiliki sumber pertumbuhan terendah adalah pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (0,007 persen). Termasuk, jasa keuangan dan asuransi (-0,002 persen). Kondisi ekonomi konsumen, juga diyakini membaik dibanding triwulan sebelumnya. Perbaikan ini didorong komponen tingkat konsumsi makanan dan bukan makanan.
Disisi lain, perkiraan nilai ITK Triwulan IV-2015 diperkirakan sebesar 110,15. Artinya, kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Prediksi tersebut didukung optimisme konsumen, dimana pendapatan rumah tangga mendatang dan rencana pembelian kelompok jenis barang akan meningkat. [MediaPapua]