Kalkulator IDE2050 akan Diluncurkan pada Maret 2016
pada tanggal
Thursday, 5 November 2015
KOTA JAYAPURA - Memanfaatkan kandungan alam di Papua, Indonesia melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KemenESDM) kerja sama dengan World Wife Fund (WWF) Indonesia, Yayasan Pelangi Indonesia dan British Embassy untuk membuat Kalkulator 2050 (IDE2050) sejak April 2015 lalu dan direncanakan akan diluncurkan pada bulan Maret tahun 2016 mendatang.
National Program Coordinator, Yayasan Pelangi Indonesia, Mahawira Singh Dillon saat memperkenalkan kepada Puluhan mahasiswa, SKPD dan jurnalis menyebutkan, Papua memiliki kandungan alam yang melimpah ruah seperti air, udara, lahan dan hutan yang dapat dijadikan sebagai energi terbarukan.
"Adanya IDE2050 ini sebuah alat atau model berbasis darling yang dapat digunakan publik membuat skenario, memahami informasi terkait pasokan permintaan energi nasional yang berasal dari energi primer seperti minyak tanah, BBM, gas, batu bara dan energi sekunder serta sekaligus sebagai tata guna lahan," ungkap
Menurutnya, akses terhadap energi adalah kebutuhan dasar yang sangat penting untuk mendukung produktifitas hidup setiap manusia dan lebih besar lagi untuk pembangunan karena semua energi dapat terpenuhi dari energi terbarukan, jika tidak maka negara tersebut akan bubar.
Sayangnnya publik di Indonesia masih jarang dilibatkan dalam penentuan kebijakan, meskipun demi kepentingan dan akan berdampak juga pada masyarakat luar.
"Semakin banyak anggota masyarakat yang terinformasi dengan adannya IDE2050, tahu cara penggunaan, paham manfaatnya, dan mampu mendorong terbukannya kontribusi publik pada kebijakan energi di Indonesia terhadap energi terbarukan," katanya.
Diakuinya, kalkulator 2050 ini telah melalui dari 15 proses konsultasi dengan para ahli untuk memastikan. Bahwa, berbagai kemungkinan alur pembangunan sudah tercakup didalamnya.
"Kami sudah berkonsultasi dengan berbagai instansi di Papua agar mendapatkan data yang tepat dan akurat sehingga data yang kami tampilkan di Kalkulator 2050 adalah benar - benar data yang sebenarnya," bebernya.
Cunding, salah satu peserta pelatihan kalkulator 2050 mengatakan, dirinya dapat memahami sedikit tentang penggunaan kalkulator tersebut. Dari situlah ia dapat membuat skenario bagaimana penggunaan energi terbarukan setiap tahunnya.
"Kita harus mencari energi-energi terbarukan tanpa merusak lingkungan, dengan memanfaatkan panas bumi, air, gelombang laut, angin, tenaga surya dan lainnya," kata Cunding usai mengikuti pelatihan tersebut sejak pukul 08.00 WIT hingga pukul 17.00 WIT.
Pelatihan tersebut, juga melibatkan SKPD terkait tingkat provinsi maupun Kota Jayapura, dengan pembicara Tenaga Ahli Bidang Energi, Bobby Watimena, Energy Advisor British Embassy, Rizka Sari.
Semetara itu, Negara-negara yang telah mengembangkan Kalkulator 2050 versi masing - masing diantara Indonesia, Belgia, Cina, Korea Selatan, Taiwan, India, Afrika Selatan, Jepang, Algeria, Bangladesh, Colombia, Hungaria, Meksiko, Nigeria, Serbia dan Eropa Tenggara, Thailand dan Vietnam. [Cendananews]
National Program Coordinator, Yayasan Pelangi Indonesia, Mahawira Singh Dillon saat memperkenalkan kepada Puluhan mahasiswa, SKPD dan jurnalis menyebutkan, Papua memiliki kandungan alam yang melimpah ruah seperti air, udara, lahan dan hutan yang dapat dijadikan sebagai energi terbarukan.
"Adanya IDE2050 ini sebuah alat atau model berbasis darling yang dapat digunakan publik membuat skenario, memahami informasi terkait pasokan permintaan energi nasional yang berasal dari energi primer seperti minyak tanah, BBM, gas, batu bara dan energi sekunder serta sekaligus sebagai tata guna lahan," ungkap
Menurutnya, akses terhadap energi adalah kebutuhan dasar yang sangat penting untuk mendukung produktifitas hidup setiap manusia dan lebih besar lagi untuk pembangunan karena semua energi dapat terpenuhi dari energi terbarukan, jika tidak maka negara tersebut akan bubar.
Sayangnnya publik di Indonesia masih jarang dilibatkan dalam penentuan kebijakan, meskipun demi kepentingan dan akan berdampak juga pada masyarakat luar.
"Semakin banyak anggota masyarakat yang terinformasi dengan adannya IDE2050, tahu cara penggunaan, paham manfaatnya, dan mampu mendorong terbukannya kontribusi publik pada kebijakan energi di Indonesia terhadap energi terbarukan," katanya.
Diakuinya, kalkulator 2050 ini telah melalui dari 15 proses konsultasi dengan para ahli untuk memastikan. Bahwa, berbagai kemungkinan alur pembangunan sudah tercakup didalamnya.
"Kami sudah berkonsultasi dengan berbagai instansi di Papua agar mendapatkan data yang tepat dan akurat sehingga data yang kami tampilkan di Kalkulator 2050 adalah benar - benar data yang sebenarnya," bebernya.
Cunding, salah satu peserta pelatihan kalkulator 2050 mengatakan, dirinya dapat memahami sedikit tentang penggunaan kalkulator tersebut. Dari situlah ia dapat membuat skenario bagaimana penggunaan energi terbarukan setiap tahunnya.
"Kita harus mencari energi-energi terbarukan tanpa merusak lingkungan, dengan memanfaatkan panas bumi, air, gelombang laut, angin, tenaga surya dan lainnya," kata Cunding usai mengikuti pelatihan tersebut sejak pukul 08.00 WIT hingga pukul 17.00 WIT.
Pelatihan tersebut, juga melibatkan SKPD terkait tingkat provinsi maupun Kota Jayapura, dengan pembicara Tenaga Ahli Bidang Energi, Bobby Watimena, Energy Advisor British Embassy, Rizka Sari.
Semetara itu, Negara-negara yang telah mengembangkan Kalkulator 2050 versi masing - masing diantara Indonesia, Belgia, Cina, Korea Selatan, Taiwan, India, Afrika Selatan, Jepang, Algeria, Bangladesh, Colombia, Hungaria, Meksiko, Nigeria, Serbia dan Eropa Tenggara, Thailand dan Vietnam. [Cendananews]