Indonesian Journalist Network (IJN) Pertanyakan Janji Jokowi untuk Papua
pada tanggal
Saturday, 21 November 2015
KOTA JAYAPURA– Indonesian Journalist Network (IJN) atau Jaringan Jurnalis Indonesia Papua dan Papua Barat, pada Sabtu (21/11) bersama tokoh akademisi dan tokoh adat papua mengagendakan dialog interaktif dengan judul ‘Menagih Janji Presiden’ yang digelar disalah satu hotel ternama di Kota Jayapura.
“Dialog interaktif itu akan menghadirkan Neles Tebay dari Jaringan Damai Papua, Marinus Yaung akademisi Universitas Cenderawasih dan Ramses Ohee tokoh adat sebagai pemateri, dan Amir Hamzah Siregar, mantan wartawan LPP RRI Nusantara V Jayapura sebagai moderator. Kita juga akan Live di RRI,” ungkap Richard Jackson Mayor di Abepura, Jumat malam.
Dikatakannya, dalam dialog interaktif tersebut akan di bahas masalah dialog Papua Jakarta dan masalah kedamaian di Papua. Kata alumni STIKOM Papua ini, atas materi yang akan diusung pihaknya itu, maka dirinya mengajak seluruh wartawan media cetak maupun elektronik di Papua khususnya Kota Jayapura dan sekitarnya untuk ikut ambil bagian.
“Selama Jokowi menjadi Presiden dengan memprioritaskan pembangunan Papua melalui pendekatan kesejahteraan, memang sudah dibuktikan dengan mengunjungi Papua yang dalam janjinya tiga kali setahun, meski sampai hari ini baru dua kali saja, namun itu sudah cukup menunjukkan Jokowi beda dari Presiden sebelumnya,” katanya.
Namun, ditegaskannya, apakah dengan hanya datang di Papua permasalahan di Papua sudah selesai ?, bagaimana dengan realisasi atas apa yang Presiden ucapkan saat menghadiri panen raya di Kampung Wapeko, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke.
“Disana Presiden Jokowi kembali menegaskan komitmennya untuk membangun Papua yang damai dengan merangkul segenap elemen masyarakat, termasuk elemen yang masih berseberangan,” katanya.
Kemudian, Presiden Jokowi menginginkan kebebasan berpolitik dan pers di Papua dan itu langsung dibuktikan dengan membebaskan lima tahanan politik.
“Termasuk pembangunan infrastruktur di Papua. Presiden Jokowi mencanangkan pembangunan jalan, kereta api dan tol laut langsung Papua-Jakarta dan berusaha keras mendorong anak Papua menjadi wirausahawan,” katanya.
Hal lainnya, kata Mayor, Presiden Jokowi ingin menjadikan Papua sebagai pusat swasembada pangan nasional, salah satunya dengan mengunjungi Merauke dan menegaskan bahwa Pemerintah Pusat berniat untuk mempercepat pelaksanaan mega proyek yang dinamakan MIFEE Merauke Integrated Food and Energy Estate yang berkaitan dengan investasi industri dan pengembangan 4,6 juta hektar tanah.
“Dan yang paling penting serta hangat yang sedang diperbincangkan adalah renegoisasi perusahaan asing di Papua, termasuk Freeport untuk kontrak karya, divestasi saham, royalti dan lainnya, apakah itu semua bisa dilakukan Jokowi ?,” tanyanya.
Oleh karena itu, IJN Papua dan Papua Barat ingin mengingatkan kembali pemerintah daerah agar memperhatikan rakyatnya, lalu mengingatkan Presiden Joko Widodo atas janji-janjinya, kemudian media harus terus menyuarakan apa yang terjadi di Papua.
“Intinya dalam dialog ini, IJN ingin meningkatkan citra pemerintah daerah, kepercayaan dan kepedulian masyarakat terhadap Pemerintahan Presiden Joko Widodo, termasuk Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pembangunan,” katanya. [BeritaLima]
“Dialog interaktif itu akan menghadirkan Neles Tebay dari Jaringan Damai Papua, Marinus Yaung akademisi Universitas Cenderawasih dan Ramses Ohee tokoh adat sebagai pemateri, dan Amir Hamzah Siregar, mantan wartawan LPP RRI Nusantara V Jayapura sebagai moderator. Kita juga akan Live di RRI,” ungkap Richard Jackson Mayor di Abepura, Jumat malam.
Dikatakannya, dalam dialog interaktif tersebut akan di bahas masalah dialog Papua Jakarta dan masalah kedamaian di Papua. Kata alumni STIKOM Papua ini, atas materi yang akan diusung pihaknya itu, maka dirinya mengajak seluruh wartawan media cetak maupun elektronik di Papua khususnya Kota Jayapura dan sekitarnya untuk ikut ambil bagian.
“Selama Jokowi menjadi Presiden dengan memprioritaskan pembangunan Papua melalui pendekatan kesejahteraan, memang sudah dibuktikan dengan mengunjungi Papua yang dalam janjinya tiga kali setahun, meski sampai hari ini baru dua kali saja, namun itu sudah cukup menunjukkan Jokowi beda dari Presiden sebelumnya,” katanya.
Namun, ditegaskannya, apakah dengan hanya datang di Papua permasalahan di Papua sudah selesai ?, bagaimana dengan realisasi atas apa yang Presiden ucapkan saat menghadiri panen raya di Kampung Wapeko, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke.
“Disana Presiden Jokowi kembali menegaskan komitmennya untuk membangun Papua yang damai dengan merangkul segenap elemen masyarakat, termasuk elemen yang masih berseberangan,” katanya.
Kemudian, Presiden Jokowi menginginkan kebebasan berpolitik dan pers di Papua dan itu langsung dibuktikan dengan membebaskan lima tahanan politik.
“Termasuk pembangunan infrastruktur di Papua. Presiden Jokowi mencanangkan pembangunan jalan, kereta api dan tol laut langsung Papua-Jakarta dan berusaha keras mendorong anak Papua menjadi wirausahawan,” katanya.
Hal lainnya, kata Mayor, Presiden Jokowi ingin menjadikan Papua sebagai pusat swasembada pangan nasional, salah satunya dengan mengunjungi Merauke dan menegaskan bahwa Pemerintah Pusat berniat untuk mempercepat pelaksanaan mega proyek yang dinamakan MIFEE Merauke Integrated Food and Energy Estate yang berkaitan dengan investasi industri dan pengembangan 4,6 juta hektar tanah.
“Dan yang paling penting serta hangat yang sedang diperbincangkan adalah renegoisasi perusahaan asing di Papua, termasuk Freeport untuk kontrak karya, divestasi saham, royalti dan lainnya, apakah itu semua bisa dilakukan Jokowi ?,” tanyanya.
Oleh karena itu, IJN Papua dan Papua Barat ingin mengingatkan kembali pemerintah daerah agar memperhatikan rakyatnya, lalu mengingatkan Presiden Joko Widodo atas janji-janjinya, kemudian media harus terus menyuarakan apa yang terjadi di Papua.
“Intinya dalam dialog ini, IJN ingin meningkatkan citra pemerintah daerah, kepercayaan dan kepedulian masyarakat terhadap Pemerintahan Presiden Joko Widodo, termasuk Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pembangunan,” katanya. [BeritaLima]