Disdik Provinsi Papua Komitmen Tingkatkan IPM
pada tanggal
Saturday, 7 November 2015
KOTA JAYAPURA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua berkomitmen untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) wilayah setempat yang hingga kini masih berada di peringkat terbawah se-Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua, Elias Wonda, di Jayapura, Jumat, mengatakan jika pihaknya hendak mendorong peningkatan IPM maka harus menuntaskan angka buta aksara.
"Selain itu juga kita harapkan orang Papua semua harus bisa sekolah, sehingga semua orang Papua bisa menulis, membaca dan berhitung," katanya.
Menurut Elias, untuk itu pihaknya tidak pilih kasih dalam memberikan bantuan kepada sekolah swasta mengingat selama ini pihaknya memberikan perhatian juga kepada sekolah swasta.
"Pemerintah tidak hanya melihat sekolah negeri saja melainkan juga melihat sekolah swasta, dan hal itu terbukti di mana banyak sekolah swasta juga yang mendapat perhatian," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya tidak pilih kasih dalam menyalurkan bantuan kepada pihak sekolah sehingga pihaknya berharap masyarakat tidak memberikan tanggapan miring terhadap pemerintah.
Sekedar diketahui, Papua memiliki tingkat melek huruf orang dewasa yang paling rendah di Indonesia, yakni 74,4 persen (Indonesian Human Development Report 2004 dalam UNDP, 2005).
Jumlah anak yang bersekolah masih rendah dan presentase putus sekolah serta buta huruf di antara murid yang meninggalkan sekolah dasar juga tinggi.
Dari jumlah penduduk asli Papua, sekitar 1,5 juta jiwa penduduk yang tamat SD (21,64 persen), tamat SMU hanya 10,6 persen, sedangkan tamat perguruan tinggi hanya 1,91 persen. [Antara]
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua, Elias Wonda, di Jayapura, Jumat, mengatakan jika pihaknya hendak mendorong peningkatan IPM maka harus menuntaskan angka buta aksara.
"Selain itu juga kita harapkan orang Papua semua harus bisa sekolah, sehingga semua orang Papua bisa menulis, membaca dan berhitung," katanya.
Menurut Elias, untuk itu pihaknya tidak pilih kasih dalam memberikan bantuan kepada sekolah swasta mengingat selama ini pihaknya memberikan perhatian juga kepada sekolah swasta.
"Pemerintah tidak hanya melihat sekolah negeri saja melainkan juga melihat sekolah swasta, dan hal itu terbukti di mana banyak sekolah swasta juga yang mendapat perhatian," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya tidak pilih kasih dalam menyalurkan bantuan kepada pihak sekolah sehingga pihaknya berharap masyarakat tidak memberikan tanggapan miring terhadap pemerintah.
Sekedar diketahui, Papua memiliki tingkat melek huruf orang dewasa yang paling rendah di Indonesia, yakni 74,4 persen (Indonesian Human Development Report 2004 dalam UNDP, 2005).
Jumlah anak yang bersekolah masih rendah dan presentase putus sekolah serta buta huruf di antara murid yang meninggalkan sekolah dasar juga tinggi.
Dari jumlah penduduk asli Papua, sekitar 1,5 juta jiwa penduduk yang tamat SD (21,64 persen), tamat SMU hanya 10,6 persen, sedangkan tamat perguruan tinggi hanya 1,91 persen. [Antara]