Debat Kandidat Cabup dan Wabup Pegunungan Bintang Fokus Pendidikan dan Kesehatan
pada tanggal
Sunday, 29 November 2015
KOTA JAYAPURA – Dalam debat kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Pegunungan Bintang yang digelar di Kota Jayapura, Jumat (27/11), Calon Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Constan Otemka mengatakan, fasilitas perumahan, bahan makanan pokok dan sejumlah penunjang lainnya bagi tenaga guru dan medis di Kabupaten Pegunungan Bintang akan tingkatkan.
"Misalnya saja pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang harus melakukan pendropingan logistik secara langsung ke lokasi-lokasi dimana para tenaga medis dan para guru berada dan bekerja. Guru dan para medis yang bertugas di daerah terpencil, intensif yang didapatkan harus berbeda dengan guru dan para medis yang bertugas di lokasi yang mudah dijangkau," jelas Constan.
Constan yang berpasangan dengan calon Wakil Bupati Deky Deal mencontohkan, di salah satu kampung di Warasamol yang berbatasan langsung Sandaun Province, Papua Nugini (PNG), ada sekitar enam guru yang didatangkan dari Malang dan para guru itu ditelantaran oleh pemerintah.
"Mereka tak diberikan bahan makanan dan fasilitas lainnya. Hasilnya, saat ini keenam guru itu hidup seperti masyarakat lainnya yang berkebun dan menanam sayur untuk memenuhi kebutuhan harian mereka," katanya.
Tak hanya itu, jika nantinya pasangan ini terpilih akan mengembangkan pemerintahan di tingkat distrik, agar pelayanan publik ke kampung-kampung lebih di optimalkan.
Menurut pasangan nomor urut 4, sistem birokrasi di Pegunungan Bintang harus dirampingkan dan pegawai yang menumpuk di ibukota kabupaten harus digeser ke distrik dan kampung.
"Dalam debat kandidat seperti ini, masyarakat harus jeli melihat dan dapat memilih sejumlah visi-misi yang menyentuh program masyarakat. Debat ini juga untuk membuat masyarakat tak ragu lagi memilih pemimpinnya," ucapnya.
Sejumlah program pembangunan dan kegiatan lainnya di Pemkab Pegunungan Bintang juga harus terekspose dan harus transparan kepada publik. Caranya, pasangan ini berjanji untuk lebih terbuka dengan media, salah satunya dengan kerjasama atau bentuk apapun nantinya.
"Semua pembangunan di daerah harus terbuka dan juga diketahui masyarakat di tempat lain, tak hanya didaerah itu," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Deky Deal berkomitmen untuk tak 'bercerai' di tengah-tengah masa tugasnya. "Saling membantu dan terus bekerjasama adalah kunci keharmonisan pasangan," paparnya.
Kearogansi bupati biasanya justru yang membuat 'perceraian' yang terjadi pada banyak pasangan kepala daerah. Apalagi jika dibarengi dengan kecemburuan kepentingan politik. "Pak Deky adalah orang yang rendah hati dan siap menerima masukan serta kritikan. Secara pribadi saya mengenal beliau," ucapnya Constan menambahkan.
KPUD Pegunungan Bintang selama dua hari menggelar debat kandidat di Jayapura. Keempat pasangan calon yakni pasangan nomor urut 1 Selotius Taplo-Rumin Lepitalen, pasangan nomor 2 yakni D.Nikolaus Kakiyarmabin-Thonce Nabyal, pasangan nomor urut 3, Yakobus Wayam-Mardin Manurung dan pasangan nomor urit 4, Costan Oktemka-Deky Deal.
Ketua KPUD Kabupaten Pegunungan Bintang, Chris Uropmabin mengatakan, debat kandidat ini tidak terlepas dari kampanye bagi keempat pasangan calon. Dalam debat ini berfungsi untuk tukar menukar pendapat dan saling melengkapi. [PapuaKita]
"Misalnya saja pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang harus melakukan pendropingan logistik secara langsung ke lokasi-lokasi dimana para tenaga medis dan para guru berada dan bekerja. Guru dan para medis yang bertugas di daerah terpencil, intensif yang didapatkan harus berbeda dengan guru dan para medis yang bertugas di lokasi yang mudah dijangkau," jelas Constan.
Constan yang berpasangan dengan calon Wakil Bupati Deky Deal mencontohkan, di salah satu kampung di Warasamol yang berbatasan langsung Sandaun Province, Papua Nugini (PNG), ada sekitar enam guru yang didatangkan dari Malang dan para guru itu ditelantaran oleh pemerintah.
"Mereka tak diberikan bahan makanan dan fasilitas lainnya. Hasilnya, saat ini keenam guru itu hidup seperti masyarakat lainnya yang berkebun dan menanam sayur untuk memenuhi kebutuhan harian mereka," katanya.
Tak hanya itu, jika nantinya pasangan ini terpilih akan mengembangkan pemerintahan di tingkat distrik, agar pelayanan publik ke kampung-kampung lebih di optimalkan.
Menurut pasangan nomor urut 4, sistem birokrasi di Pegunungan Bintang harus dirampingkan dan pegawai yang menumpuk di ibukota kabupaten harus digeser ke distrik dan kampung.
"Dalam debat kandidat seperti ini, masyarakat harus jeli melihat dan dapat memilih sejumlah visi-misi yang menyentuh program masyarakat. Debat ini juga untuk membuat masyarakat tak ragu lagi memilih pemimpinnya," ucapnya.
Sejumlah program pembangunan dan kegiatan lainnya di Pemkab Pegunungan Bintang juga harus terekspose dan harus transparan kepada publik. Caranya, pasangan ini berjanji untuk lebih terbuka dengan media, salah satunya dengan kerjasama atau bentuk apapun nantinya.
"Semua pembangunan di daerah harus terbuka dan juga diketahui masyarakat di tempat lain, tak hanya didaerah itu," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Deky Deal berkomitmen untuk tak 'bercerai' di tengah-tengah masa tugasnya. "Saling membantu dan terus bekerjasama adalah kunci keharmonisan pasangan," paparnya.
Kearogansi bupati biasanya justru yang membuat 'perceraian' yang terjadi pada banyak pasangan kepala daerah. Apalagi jika dibarengi dengan kecemburuan kepentingan politik. "Pak Deky adalah orang yang rendah hati dan siap menerima masukan serta kritikan. Secara pribadi saya mengenal beliau," ucapnya Constan menambahkan.
KPUD Pegunungan Bintang selama dua hari menggelar debat kandidat di Jayapura. Keempat pasangan calon yakni pasangan nomor urut 1 Selotius Taplo-Rumin Lepitalen, pasangan nomor 2 yakni D.Nikolaus Kakiyarmabin-Thonce Nabyal, pasangan nomor urut 3, Yakobus Wayam-Mardin Manurung dan pasangan nomor urit 4, Costan Oktemka-Deky Deal.
Ketua KPUD Kabupaten Pegunungan Bintang, Chris Uropmabin mengatakan, debat kandidat ini tidak terlepas dari kampanye bagi keempat pasangan calon. Dalam debat ini berfungsi untuk tukar menukar pendapat dan saling melengkapi. [PapuaKita]