Selesaikan Konflik Pilkada, KPU Waropen Bangun Parapara Pemilu
pada tanggal
Thursday, 1 October 2015
KOTA JAYAPURA - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Waropen, membangun Parapara Pemilu untuk tempat penyelesaian konflik terkait pilkada. Parapara pemilu berupa bangunan kayu berukuran 50 x 100 meter berlantaikan pasir yang mampu menampung hingga 300-an orang.
Bangunan ini sengaja dibuat menyerupai dengan Parapara adat yang biasa ditemui di wilayah Papua. Bedanya, Parapara pemilu menyelesaikan masalah pemilu atau pilkada yang akan dilaksanakan di Waropen, 9 Desember mendatang. Sementara Parapara adat menyelesaikan segala persoalan yang diselesaikan lewat jalur adat.
"Kami sengaja membangun Parapara Pemilu, untuk pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Waropen lebih transparan dan damai," kata Ketua KPUD Kabupaten Waropen, Maurits Jeremias Mofu kepada Liputan6.com ketika ditemui di Jayapura, Minggu (27/9).
Lokasi keberadaan Parapara pemilu juga dibangun di daerah Jalan Raya SP 5, Distrik Urei Faisei, Waropen, karena suasananya yang nyaman. Lokasi berikut suasana itu diyakini bisa membawa kedamaian dalam menyelesaikan segala persoalan terkait masalah pemilu.
"Kami ingin pilkada di Waropen membawa perubahan dan kedamaian. Parapara pemilu lebih difungsikan untuk mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu yang salah satu syaratnya adalah keterbukaan dalam setiap prosesnya,” ujar Maurits.
Dengan adanya Parapara pemilu, kata Maurits, diharapkan kepada pasangan calon yang berbeda pandangan dapat menyelesaikan perbedaannya dan diharapkan tidak sampai kepada jalur hukum. Pilkada di Waropen diharapkan tak akan menimbulkan konflik berkepanjangan.
"Misalnya ada perselisihan dan kami selesaikan di Parapara adat, segala persoalan akan selesai. Ini dilakukan dengan cara kepala dingin dan hati yang bersih. Kami juga berkeinginan pilkada juga diselesaikan sepeerti itu," kata Maurits.
Di dalam Parapara pemilu nanti semua orang diberikan keleluasaan berekspresi dan berpendapat. Parapara pemilu merupakan tempat berbagi cerita demokrasi di kota dengan sebutan 1000 bakau ini.
Parapara pemilu pun terbukti pernah mendamaikan dua pejabat tertinggi yang berbeda pandangan di daerah itu yakni Bupati Waropen Yesaya Buinei dan wakilnya Yeremias Bisai yang saat ini ikut dalam pencalonan pilkada serentak.
“Dalam penyelesaian persoalan di Parapara pemilu, keduanya saling bermaafan, perpegangan tangan dan berpelukan. Masalah yang selama ini ada di antara keduanya terselesaikan. Kami berharap Parapara pemilu dapat menjadi slogan perubahan dan semangat demokrasi di Waropen," ujar dia.
Pemilihan kepala daerah di Waropen diikuti 5 pasangan calon, yaitu dua calon perseorangan yakni pasangan Yuliana S. Boray-Yosepus Ruatakurei dan pasangan Penehas Hugo Tebai-Jance Wutoi. Serta 3 pasangan dari partai politik, yakni pasangan Yeremias Bisai-Hendrik Wonatorey; dan pasangan Olen Ostal Daimboa-Zeth Tanati dan pasangan Yesaya Buinei-Ever Mudumi. [Liputan6]
Bangunan ini sengaja dibuat menyerupai dengan Parapara adat yang biasa ditemui di wilayah Papua. Bedanya, Parapara pemilu menyelesaikan masalah pemilu atau pilkada yang akan dilaksanakan di Waropen, 9 Desember mendatang. Sementara Parapara adat menyelesaikan segala persoalan yang diselesaikan lewat jalur adat.
"Kami sengaja membangun Parapara Pemilu, untuk pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Waropen lebih transparan dan damai," kata Ketua KPUD Kabupaten Waropen, Maurits Jeremias Mofu kepada Liputan6.com ketika ditemui di Jayapura, Minggu (27/9).
Lokasi keberadaan Parapara pemilu juga dibangun di daerah Jalan Raya SP 5, Distrik Urei Faisei, Waropen, karena suasananya yang nyaman. Lokasi berikut suasana itu diyakini bisa membawa kedamaian dalam menyelesaikan segala persoalan terkait masalah pemilu.
"Kami ingin pilkada di Waropen membawa perubahan dan kedamaian. Parapara pemilu lebih difungsikan untuk mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu yang salah satu syaratnya adalah keterbukaan dalam setiap prosesnya,” ujar Maurits.
Dengan adanya Parapara pemilu, kata Maurits, diharapkan kepada pasangan calon yang berbeda pandangan dapat menyelesaikan perbedaannya dan diharapkan tidak sampai kepada jalur hukum. Pilkada di Waropen diharapkan tak akan menimbulkan konflik berkepanjangan.
"Misalnya ada perselisihan dan kami selesaikan di Parapara adat, segala persoalan akan selesai. Ini dilakukan dengan cara kepala dingin dan hati yang bersih. Kami juga berkeinginan pilkada juga diselesaikan sepeerti itu," kata Maurits.
Di dalam Parapara pemilu nanti semua orang diberikan keleluasaan berekspresi dan berpendapat. Parapara pemilu merupakan tempat berbagi cerita demokrasi di kota dengan sebutan 1000 bakau ini.
Parapara pemilu pun terbukti pernah mendamaikan dua pejabat tertinggi yang berbeda pandangan di daerah itu yakni Bupati Waropen Yesaya Buinei dan wakilnya Yeremias Bisai yang saat ini ikut dalam pencalonan pilkada serentak.
“Dalam penyelesaian persoalan di Parapara pemilu, keduanya saling bermaafan, perpegangan tangan dan berpelukan. Masalah yang selama ini ada di antara keduanya terselesaikan. Kami berharap Parapara pemilu dapat menjadi slogan perubahan dan semangat demokrasi di Waropen," ujar dia.
Pemilihan kepala daerah di Waropen diikuti 5 pasangan calon, yaitu dua calon perseorangan yakni pasangan Yuliana S. Boray-Yosepus Ruatakurei dan pasangan Penehas Hugo Tebai-Jance Wutoi. Serta 3 pasangan dari partai politik, yakni pasangan Yeremias Bisai-Hendrik Wonatorey; dan pasangan Olen Ostal Daimboa-Zeth Tanati dan pasangan Yesaya Buinei-Ever Mudumi. [Liputan6]