Project Loon di Papua akan Diluncurkan Google dan Telkomsel pada 2016
pada tanggal
Friday, 30 October 2015
SAN FRANSISCO (AS) - Setelah pertama kali diluncurkan pada bulan Juni 2013 di Selandia Baru, proyek balon Internet gagasan Google, Project Loon, akan melakukan uji coba teknis di Papua dengan Telkomsel sebagai salah satu operator penyedia jaringan.
Uji coba balon Internet ini rencananya akan dilakukan menggunakan frekuensi 900 MHz milik Telkomsel, dan berlangsung selama satu tahun di 2016, di wilayah Pegunungan Papua. Selain di Papua, projek ini juga direncanakan akan dilaksanakan di Sumatera dan Kalimantan.
Project Loon adalah proyek gagasan Google yang bertujuan untuk menyediakan layanan Internet bagi masyarakat di seluruh dunia, yang menjangkau hingga mereka yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau sekalipun. “BTS terbang” ini akan melayang pada ketinggian 20 km di atas permukaan bumi, dan memiliki cakupan jaringan LTE yang luas. Metode ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur jaringan di daratan seperti hutan dan pegunungan.
“Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk (densitas) yang rendah. Hal ini diharapkan dapat melengkapi jaringan Telkomsel yang saat ini sudah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat menikmati layanan mobile broadband yang berkualitas,” ujar Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah saat penandatanganan projek bersama Google di Silicon Valley, San Fransisco, California, Amerika Serikat pada pekan lalu.
Ririek menegaskan hadirnya Project Loon saat ini masih sebatas uji coba teknis dan belum ada kesepakatan secara komersial dengan pihak Telkomsel. Uji coba teknis ini pun merupakan kesempatan yang baik bagi Telkomsel untuk meninjau teknologi terbaru Google dalam upaya memberikan layanan Internet ke pelanggan dimanapun mereka berada.
"Penyediaan mobile broadband sampai ke penjuru tanah air hingga ke pelosok dipercaya akan bermanfaat bagi masyarakat seperti membuka akses pendidikan, budaya dan peluang ekonomis," ungkap dia.
Selama masa uji coba teknis ini, akses Internet melalui Project Loon berada sepenuhnya dalam kontrol Telkomsel melalui infrastruktur backbone yang dimiliki Telkomsel atau Telkom seperti SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System). Telkomsel pun akan terus melakukan penggelaran jaringannya ke seluruh pelosok Indonesia, dan teknologi ini akan diposisikan sebagai pelengkap untuk menjangkau lebih banyak lagi kawasan di Indonesia.
"Tahun ini jumlah BTS Telkomsel telah menembus angka 100,000, yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara, termasuk ke berbagai daerah perbatasan, dimana lebih dari 50% diantaranya adalah BTS broadband," ujar dia.
Sebelumnya Presiden Jokowi usai kunjungan kenergaraannya ke Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, ia juga mengunjungi Silicon Valley dan bertemu dengan para petinggi raksasa teknologi dunia seperti Apple, Google, Microsoft, dan lainnya.
Salah satu agenda yang dilakukan antara Presiden Jokowi dan Google adalah distribusi akses internet ke Papua sebagai salah satu daerah yang masih minim aksesi internet. Presiden Jokowi memang berkeinginan agar desa-desa di Indonesia mulai memahami dan juga terlibat dalam penggunaan teknologi digital. [Destinasia]
Uji coba balon Internet ini rencananya akan dilakukan menggunakan frekuensi 900 MHz milik Telkomsel, dan berlangsung selama satu tahun di 2016, di wilayah Pegunungan Papua. Selain di Papua, projek ini juga direncanakan akan dilaksanakan di Sumatera dan Kalimantan.
Project Loon adalah proyek gagasan Google yang bertujuan untuk menyediakan layanan Internet bagi masyarakat di seluruh dunia, yang menjangkau hingga mereka yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau sekalipun. “BTS terbang” ini akan melayang pada ketinggian 20 km di atas permukaan bumi, dan memiliki cakupan jaringan LTE yang luas. Metode ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur jaringan di daratan seperti hutan dan pegunungan.
“Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk (densitas) yang rendah. Hal ini diharapkan dapat melengkapi jaringan Telkomsel yang saat ini sudah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat menikmati layanan mobile broadband yang berkualitas,” ujar Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah saat penandatanganan projek bersama Google di Silicon Valley, San Fransisco, California, Amerika Serikat pada pekan lalu.
Ririek menegaskan hadirnya Project Loon saat ini masih sebatas uji coba teknis dan belum ada kesepakatan secara komersial dengan pihak Telkomsel. Uji coba teknis ini pun merupakan kesempatan yang baik bagi Telkomsel untuk meninjau teknologi terbaru Google dalam upaya memberikan layanan Internet ke pelanggan dimanapun mereka berada.
"Penyediaan mobile broadband sampai ke penjuru tanah air hingga ke pelosok dipercaya akan bermanfaat bagi masyarakat seperti membuka akses pendidikan, budaya dan peluang ekonomis," ungkap dia.
Selama masa uji coba teknis ini, akses Internet melalui Project Loon berada sepenuhnya dalam kontrol Telkomsel melalui infrastruktur backbone yang dimiliki Telkomsel atau Telkom seperti SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System). Telkomsel pun akan terus melakukan penggelaran jaringannya ke seluruh pelosok Indonesia, dan teknologi ini akan diposisikan sebagai pelengkap untuk menjangkau lebih banyak lagi kawasan di Indonesia.
"Tahun ini jumlah BTS Telkomsel telah menembus angka 100,000, yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara, termasuk ke berbagai daerah perbatasan, dimana lebih dari 50% diantaranya adalah BTS broadband," ujar dia.
Sebelumnya Presiden Jokowi usai kunjungan kenergaraannya ke Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, ia juga mengunjungi Silicon Valley dan bertemu dengan para petinggi raksasa teknologi dunia seperti Apple, Google, Microsoft, dan lainnya.
Salah satu agenda yang dilakukan antara Presiden Jokowi dan Google adalah distribusi akses internet ke Papua sebagai salah satu daerah yang masih minim aksesi internet. Presiden Jokowi memang berkeinginan agar desa-desa di Indonesia mulai memahami dan juga terlibat dalam penggunaan teknologi digital. [Destinasia]