Pemkab Merauke dan Mappi Diminta Antisipasi Meluasnya Kebakaran
pada tanggal
Wednesday, 28 October 2015
KOTA JAYAPURA - Pemerintah Provinsi Papua meminta kepada Pemkab di wilayah selatan Papua khususnya Kabupaten Merauke dan Mappi untuk segera mengambil langkah antisipasi agar menghindari meluasnya kebakaran hutan.
Kepala Dinas Perkebunan Papua, John Nahumury mengatakan, dalam Permentan No.36 tahun 2013 tentang perijinan usaha perkebunan, telah disampaikan kepada seluruh perusahaan agar membuka lahan tanpa bakar.
“Apalagi di Merauke saat ini musim panas berkepanjangan, sehingga langkah-langkah antisipasi untuk menghindari kebakaran hutan harus dijaga,” ungkapnya kepada wartawan di Jayapura, Kamis (22/10).
Nahumury menjelaskan, salah satu penyebab kebakaran hutan di Papua banyak disebabkan oleh masih seringnya pola bercocok tanam berpindah-pindah dengan membakar hutan untuk ditanami.
“Kebiasaan ini yang harus diganti dengan kebiasaan bertani secara menetap,” ujarnya.
Menurut Nahumury, antisipasi yang bisa dilakukan Pemerintah daerah berupa pembuatan embun atau lainnya, sehingga daerah-daerah yang dianggap rawan kebakaran bisa disirami.
“Memang cara ini membutuhkan dana yang mahal, tapi langkah ini baik untuk mencegah kebakaran hutan,” terangnya.
Mantan Kadis Perkebunan Kabupaten Yalimo ini mengatakan, diperkirakan musim kemarau di Merauke akan berlangsung sampai akhir November atau Desember.
"Di bulan itu baru akan ada hujan, sehingga petani dan semua pihak harus waspada dengan melakukan pengendalian untuk mencegah kebakaran hutan dan sebagainya," bebernya. [Dharapos]
Kepala Dinas Perkebunan Papua, John Nahumury mengatakan, dalam Permentan No.36 tahun 2013 tentang perijinan usaha perkebunan, telah disampaikan kepada seluruh perusahaan agar membuka lahan tanpa bakar.
“Apalagi di Merauke saat ini musim panas berkepanjangan, sehingga langkah-langkah antisipasi untuk menghindari kebakaran hutan harus dijaga,” ungkapnya kepada wartawan di Jayapura, Kamis (22/10).
Nahumury menjelaskan, salah satu penyebab kebakaran hutan di Papua banyak disebabkan oleh masih seringnya pola bercocok tanam berpindah-pindah dengan membakar hutan untuk ditanami.
“Kebiasaan ini yang harus diganti dengan kebiasaan bertani secara menetap,” ujarnya.
Menurut Nahumury, antisipasi yang bisa dilakukan Pemerintah daerah berupa pembuatan embun atau lainnya, sehingga daerah-daerah yang dianggap rawan kebakaran bisa disirami.
“Memang cara ini membutuhkan dana yang mahal, tapi langkah ini baik untuk mencegah kebakaran hutan,” terangnya.
Mantan Kadis Perkebunan Kabupaten Yalimo ini mengatakan, diperkirakan musim kemarau di Merauke akan berlangsung sampai akhir November atau Desember.
"Di bulan itu baru akan ada hujan, sehingga petani dan semua pihak harus waspada dengan melakukan pengendalian untuk mencegah kebakaran hutan dan sebagainya," bebernya. [Dharapos]