Kondisi Sentani Kondusif Pasca Tewasnya Tujang Ojek
pada tanggal
Wednesday, 28 October 2015
SENTANI (JAYAPURA) - Kapolres Jayapura AKBP Sondang R. D. Siagian, S.Ik, ketika dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian saat melakukan penjagaan bersama anggotanya membenarkan adanya satu warga yang berprofesi sebagai tukang ojek tewas, yang diduga kuat akibat aksi pembunuhan karena sepeda motor dan dompet milik korban raib dibawa kabur.
“Jadi, secara umum masih terkendali dan kejadian itu merupakan ekses solidaritas dari masyarakat di Pasar Lama Sentani, khususnya warga Sulawesi Selatan karena mereka melihat yang menjadi korban ini adalah orang Sulawesi Selatan atau Bugis Makassar,” bebernya.
Selain itu, dirinya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas kinerja aparatnya yang belum maksimal.
Pihaknya juga akan melakukan penertiban minuman keras (Miras) diseluruh Kabupaten Jayapura. Olehnya itu, Kapolres mengharapkan warga untuk tidak mudah terprovokasi dalam situasi saat ini.
“Ya, hingga saat ini kita belum bisa pastikan secara hukum siapa yang menjadi pelaku. Kita lagi mencoba mengumpulkan saksi-saksi dan juga bukti-bukti untuk menguatkannya karena situasi sekarang ini masih belum ada yang mau untuk berbicara. Tapi, nanti kita coba bangun secara komunikatif guna membantu kita mengungkap siapa para pelakunya,”
sambung dia.
Situasi di Pasar Lama Sentani memanas setelah penemuan jasad Bahtiar, yang belakangan diketahui sebagai tukang ojek dan berasal dari Sulawesi Selatan, yakni suku Bugis Makassar.
“Ya, memang kekesalan mereka karena ada beberapa faktor munculnya aksi ini. Dan, dari mereka menyampaikan bahwa ini dampak dari minuman keras (Miras), sehingga mereka melakukan aksi sweeping terhadap toko-toko yang menjual Miras dan juga melakukan aksi sweeping-sweeping yang lain atau terhadap salah satu kelompok masyarakat,” ucapnya seraya menambahkan bahwa pihaknya sudah mengantongi tiga nama yang diduga sebagai pelaku.
Pantauan di lapangan hingga Kamis (22/10) malam sekitar pukul 22.00 WIT, sejumlah tokoh masyarakat dan aparat Kepolisian berupaya menenangkan warga Pasar Lama Sentani untuk tidak melakukan aksi-aksi balasan itu.
Namun mereka tetap mengamuk dan langsung menyerang warga asal Pegunungan yang melintas di lokasi kejadian karena selama ini mereka selalu menjadi korban intimidasi.
Situasi itu membuat warga Pasar Lama Sentani, dalam hal ini mereka mengatasnamakan dirinya sebagai masyarakat lintas Nusantara berjaga-jaga sambil membawa senjata tajam baik badik, parang, pipa besi dan busur anak panah. Sejumlah toko memilih tutup, banyak warga lintas Nusantara terlihat berjaga-jaga di beberapa sudut jalan.
Guna meredam situasi itu, Kapolres Sondang menyatakan, pihaknya menyiagakan sekitar 150 personil diback up 1 regu dari Koramil Sentani di lokasi kejadian.
“Kita kerahkan sebanyak 150 personil, dan diback up sebanyak 1 regu dari Koramil Sentani. Nanti kita akan minta bantuan dari Brimob untuk memback up disini, karena kita mengantisipasi ekses terkait adanya isu-isu yang berkembang guna peristiwa kekerasan ini tidak meluas,” terangnya. Selanjutnya pada Jumat, (23/10) dilaksanakan proses perdamaian antara pihak korban dan pelaku di Makorem 171/PWY Jayapura. [Dharapos]
“Jadi, secara umum masih terkendali dan kejadian itu merupakan ekses solidaritas dari masyarakat di Pasar Lama Sentani, khususnya warga Sulawesi Selatan karena mereka melihat yang menjadi korban ini adalah orang Sulawesi Selatan atau Bugis Makassar,” bebernya.
Selain itu, dirinya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas kinerja aparatnya yang belum maksimal.
Pihaknya juga akan melakukan penertiban minuman keras (Miras) diseluruh Kabupaten Jayapura. Olehnya itu, Kapolres mengharapkan warga untuk tidak mudah terprovokasi dalam situasi saat ini.
“Ya, hingga saat ini kita belum bisa pastikan secara hukum siapa yang menjadi pelaku. Kita lagi mencoba mengumpulkan saksi-saksi dan juga bukti-bukti untuk menguatkannya karena situasi sekarang ini masih belum ada yang mau untuk berbicara. Tapi, nanti kita coba bangun secara komunikatif guna membantu kita mengungkap siapa para pelakunya,”
sambung dia.
Situasi di Pasar Lama Sentani memanas setelah penemuan jasad Bahtiar, yang belakangan diketahui sebagai tukang ojek dan berasal dari Sulawesi Selatan, yakni suku Bugis Makassar.
“Ya, memang kekesalan mereka karena ada beberapa faktor munculnya aksi ini. Dan, dari mereka menyampaikan bahwa ini dampak dari minuman keras (Miras), sehingga mereka melakukan aksi sweeping terhadap toko-toko yang menjual Miras dan juga melakukan aksi sweeping-sweeping yang lain atau terhadap salah satu kelompok masyarakat,” ucapnya seraya menambahkan bahwa pihaknya sudah mengantongi tiga nama yang diduga sebagai pelaku.
Pantauan di lapangan hingga Kamis (22/10) malam sekitar pukul 22.00 WIT, sejumlah tokoh masyarakat dan aparat Kepolisian berupaya menenangkan warga Pasar Lama Sentani untuk tidak melakukan aksi-aksi balasan itu.
Namun mereka tetap mengamuk dan langsung menyerang warga asal Pegunungan yang melintas di lokasi kejadian karena selama ini mereka selalu menjadi korban intimidasi.
Situasi itu membuat warga Pasar Lama Sentani, dalam hal ini mereka mengatasnamakan dirinya sebagai masyarakat lintas Nusantara berjaga-jaga sambil membawa senjata tajam baik badik, parang, pipa besi dan busur anak panah. Sejumlah toko memilih tutup, banyak warga lintas Nusantara terlihat berjaga-jaga di beberapa sudut jalan.
Guna meredam situasi itu, Kapolres Sondang menyatakan, pihaknya menyiagakan sekitar 150 personil diback up 1 regu dari Koramil Sentani di lokasi kejadian.
“Kita kerahkan sebanyak 150 personil, dan diback up sebanyak 1 regu dari Koramil Sentani. Nanti kita akan minta bantuan dari Brimob untuk memback up disini, karena kita mengantisipasi ekses terkait adanya isu-isu yang berkembang guna peristiwa kekerasan ini tidak meluas,” terangnya. Selanjutnya pada Jumat, (23/10) dilaksanakan proses perdamaian antara pihak korban dan pelaku di Makorem 171/PWY Jayapura. [Dharapos]