Kasus Pembunuhan d Pasar Lama Sentani Masih Diusut
pada tanggal
Wednesday, 28 October 2015
KOTA JAYAPURA - Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan kasus pembunuhan tukang ojek yang terjadi di kawasan Pasar Lama, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura masih dalam tahap pengusutan.
"Pak Kapolres Jayapura lapor bahwa memang ada masalah di kelompok masyarakat, dan saya pikir ini sedang ditangani bersama," kata Paulus Waterpauw kepada media,. Senin (26/10).
Menurut dia, apa yang sudah diputuskan oleh tua-tua masyarakat atau tokoh masyarakat patut diikuti termasuk dengan menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada pihak berwajib.
"Harapan saya, apa yang sudah disepakati oleh para tokoh masyarakat biar dilaksanakan, semuanya diserahkan kepada pihak kepolisian, mungkin itu," katanya.
Sebelumnya selama hampir satu minggu ini situasi di Jalan Mambruk-Pasar Lama Sentani mencekam pasca ditemukan jasad satu warga yang tewas dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK). Masyarakat memilih tidak beraktivitas di luar rumah dan berjaga-jaga menyusul ditemukannya jasad tersebut.
Berdasarkan informasi warga di Jalan Mambruk, tepatnya di samping penjual batu tela, Pasar Lama, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, digegerkan penemuan jasad seorang laki-laki tergeletak di tengah jalan dengan posisi telungkup atau tengkurap. Leher korban dipenuhi luka bacokan dan juga di bagian dada dipenuhi luka tusukan senjata tajam.
Korban diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan (Curas) atau perampokan pada Kamis (22/10) dinihari. Jasad korban yang diketahui bernama Bahtiar dan sehari-harinya berprofesi sebagai tukang ojek di Pasar Lama Sentani ditemukan seorang warga bernama Rusman (27) warga Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, ketika mendapatkan informasi terkait penemuan mayat itu sekitar pukul 04.45 WIT, Kamis (22/10).
Guna memastikan hal tersebut, maka saksi langsung bergerak ke lokasi TKP, setibanya di lokasi mendapati sesosok mayat sedang tergeletak di tengah jalan dengan posisi tengkurap dan di bagian leher mengeluarkan darah. Jalan setapak itu merupakan jalan tembus antara Pasar Lama ke Pasar Baru dan juga ke Kompleks Perumahan BTN Matoa.
Usai saksi melapor ke Pos Polisi Pasar Lama Sentani, dan sekitar pukul 05.40 sejumlah aparat Polres Jayapura dan Polsek Sentani Kota tiba di lokasi TKP untuk mengamankan sekitar lokasi dan melakukan olah TKP. Kemudian, jenazah korban Bahtiar langsung dibawa ke RSUD Yowari untuk divisum. Dari hasil olah TKP petugas kepolisian, diketahui identitas korban bernama Bahtiar berusia sekitar 40-an tahun.
Warga mengenal Bahtiar sebagai salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di Jalan Mambruk-Pasar Lama Sentani. Diduga korban Bahtiar menjadi korban aksi Curas atau perampokan, karena saat ditemukan, sepeda motor dan dompet milik korban raib.
Korban Bahtiar dimakamkan di TPU HIS, Jalan Agus Karici, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, sekitar pukul 12.30 WIT, yang diantar sekitar ratusan orang warga. Hadir dalam prosesi pemakaman Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Sulaiman, SE, Wakapolres Jayapura Kompol Teddy Chandra, S.IK, Ketua KKSS Kabupaten Jayapura, H. Hermansyah, sesepuh KKSS Kabupaten Jayapura, H. Sakarudin, S.Pd, M.Pd, Sekretaris MUI Provinsi Papua, Faisal Saleh, Kasat Binmas Polres Jayapura, AKP Mansyur dan Kasat Intelkam Polres Jayapura, Teguh Santoso.
Wakapolres Jayapura, Kompol Teddy Chandra, S.IK, meminta kepada keluarga korban dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berdomisili di Jalan Mambruk-Pasar Lama Sentani, agar tidak gegabah dan tetap tenang dalam menyikapi permasalahan ini.
“Kami minta kepada saudara-saudara untuk tetap tenang dan jangan gegabah dalam menyikapi permasalahan ini. Kami dari aparat Kepolisian akan menangkap para pelaku dan memprosesnya sesuai dengan hukum yang berlaku,” himbaunya.
Sementara itu, Ketua KKSS Kabupaten Jayapura, H. Hermansyah, menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan gegabah dalam hal mengambil keputusan atau langkah-langkah untuk menyikapi masalah yang terjadi ini.
“Kita diam bukan berarti mengalah, tetapi kita harus berusaha untuk dapat menenangkan diri dalam menyikapi permasalahan ini. Dan, kami akan melakukan koordinasi dengan pihak aparat keamanan mengenai permasalahan tersebut,” tegasnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada warga agar dapat bekerjasama apabila ada yang mengetahui informasi tentang para pelaku pembunuhan guna menyampaikan kepada pihak yang berwenang. Namun, usai prosesi pemakaman, ratusan massa yang tidak menerima atas tewasnya korban langsung menuju Pasar Lama Sentani untuk mencari para pelaku yang diduga dilakukan oleh masyarakat asal Pegunungan, sehingga sontak dengan adanya aksi ini membuat suasana di Pasar Lama Sentani menjadi mencekam.
Ratusan massa ini juga hendak menuju ke Kompleks Perumahan BTN Purwodadi untuk melakukan penyerangan namun dihalau oleh Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Sulaiman, SE. Kemudian ratusan massa ini langsung diarahkan untuk melakukan pertemuan dengan pihak Polres Jayapura dalam hal ini Kapolres Jayapura AKBP Sondang R. D. Siagian, S.IK.
Salah satu perwakilan massa meminta kepada pihak Kepolisian melakukan razia terhadap orang-orang yang mabuk minuman keras (Miras) dan menutup seluruh aktivitas dari toko-toko yang menjual Miras di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura. Selain itu, diharapkan agar aparat Kepolisian tidak diskriminasi dalam hal penegakan hukum.
Senada dengan hal itu, Sesepuh KKSS Kabupaten Jayapura, H. Sakarudin, S.Pd, M.Pd, menyampaikan, bahwa semua orang yang kumpul di sini atas nama warga bukan atas nama kerukunan atau paguyuban. Dimana, informasi yang diterima dari pihak yang dicurigai dalam hal ini masyarakat Pegunungan sudah stand by baik di BTN Purwodadi maupun di Pos 7 Sentani.
“Sehingga kita harap mulai sore ini (kemarin) agar membagi tugas di tiap-tiap bagian dan pada bagian tersebut ada yang mengkoordinir supaya setiap informasi yang ada cepat diketahui,” papar Sakarudin yang pernah menjabat sebagai Ketua KKSS Kabupaten Jayapura.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Sulaiman, SE, menyampaikan, melihat situasi ini sangat mencekam dan diharapkan jangan ada yang setengah-setengah dan gegabah. Karena, hal ini adalah harkat dan martabat dari orang pendatang atau masyarakat Lintas Nusantara. [Pasificpos/Dharapos]
"Pak Kapolres Jayapura lapor bahwa memang ada masalah di kelompok masyarakat, dan saya pikir ini sedang ditangani bersama," kata Paulus Waterpauw kepada media,. Senin (26/10).
Menurut dia, apa yang sudah diputuskan oleh tua-tua masyarakat atau tokoh masyarakat patut diikuti termasuk dengan menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada pihak berwajib.
"Harapan saya, apa yang sudah disepakati oleh para tokoh masyarakat biar dilaksanakan, semuanya diserahkan kepada pihak kepolisian, mungkin itu," katanya.
Sebelumnya selama hampir satu minggu ini situasi di Jalan Mambruk-Pasar Lama Sentani mencekam pasca ditemukan jasad satu warga yang tewas dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK). Masyarakat memilih tidak beraktivitas di luar rumah dan berjaga-jaga menyusul ditemukannya jasad tersebut.
Berdasarkan informasi warga di Jalan Mambruk, tepatnya di samping penjual batu tela, Pasar Lama, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, digegerkan penemuan jasad seorang laki-laki tergeletak di tengah jalan dengan posisi telungkup atau tengkurap. Leher korban dipenuhi luka bacokan dan juga di bagian dada dipenuhi luka tusukan senjata tajam.
Korban diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan (Curas) atau perampokan pada Kamis (22/10) dinihari. Jasad korban yang diketahui bernama Bahtiar dan sehari-harinya berprofesi sebagai tukang ojek di Pasar Lama Sentani ditemukan seorang warga bernama Rusman (27) warga Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, ketika mendapatkan informasi terkait penemuan mayat itu sekitar pukul 04.45 WIT, Kamis (22/10).
Guna memastikan hal tersebut, maka saksi langsung bergerak ke lokasi TKP, setibanya di lokasi mendapati sesosok mayat sedang tergeletak di tengah jalan dengan posisi tengkurap dan di bagian leher mengeluarkan darah. Jalan setapak itu merupakan jalan tembus antara Pasar Lama ke Pasar Baru dan juga ke Kompleks Perumahan BTN Matoa.
Usai saksi melapor ke Pos Polisi Pasar Lama Sentani, dan sekitar pukul 05.40 sejumlah aparat Polres Jayapura dan Polsek Sentani Kota tiba di lokasi TKP untuk mengamankan sekitar lokasi dan melakukan olah TKP. Kemudian, jenazah korban Bahtiar langsung dibawa ke RSUD Yowari untuk divisum. Dari hasil olah TKP petugas kepolisian, diketahui identitas korban bernama Bahtiar berusia sekitar 40-an tahun.
Warga mengenal Bahtiar sebagai salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di Jalan Mambruk-Pasar Lama Sentani. Diduga korban Bahtiar menjadi korban aksi Curas atau perampokan, karena saat ditemukan, sepeda motor dan dompet milik korban raib.
Korban Bahtiar dimakamkan di TPU HIS, Jalan Agus Karici, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, sekitar pukul 12.30 WIT, yang diantar sekitar ratusan orang warga. Hadir dalam prosesi pemakaman Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Sulaiman, SE, Wakapolres Jayapura Kompol Teddy Chandra, S.IK, Ketua KKSS Kabupaten Jayapura, H. Hermansyah, sesepuh KKSS Kabupaten Jayapura, H. Sakarudin, S.Pd, M.Pd, Sekretaris MUI Provinsi Papua, Faisal Saleh, Kasat Binmas Polres Jayapura, AKP Mansyur dan Kasat Intelkam Polres Jayapura, Teguh Santoso.
Wakapolres Jayapura, Kompol Teddy Chandra, S.IK, meminta kepada keluarga korban dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berdomisili di Jalan Mambruk-Pasar Lama Sentani, agar tidak gegabah dan tetap tenang dalam menyikapi permasalahan ini.
“Kami minta kepada saudara-saudara untuk tetap tenang dan jangan gegabah dalam menyikapi permasalahan ini. Kami dari aparat Kepolisian akan menangkap para pelaku dan memprosesnya sesuai dengan hukum yang berlaku,” himbaunya.
Sementara itu, Ketua KKSS Kabupaten Jayapura, H. Hermansyah, menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan gegabah dalam hal mengambil keputusan atau langkah-langkah untuk menyikapi masalah yang terjadi ini.
“Kita diam bukan berarti mengalah, tetapi kita harus berusaha untuk dapat menenangkan diri dalam menyikapi permasalahan ini. Dan, kami akan melakukan koordinasi dengan pihak aparat keamanan mengenai permasalahan tersebut,” tegasnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada warga agar dapat bekerjasama apabila ada yang mengetahui informasi tentang para pelaku pembunuhan guna menyampaikan kepada pihak yang berwenang. Namun, usai prosesi pemakaman, ratusan massa yang tidak menerima atas tewasnya korban langsung menuju Pasar Lama Sentani untuk mencari para pelaku yang diduga dilakukan oleh masyarakat asal Pegunungan, sehingga sontak dengan adanya aksi ini membuat suasana di Pasar Lama Sentani menjadi mencekam.
Ratusan massa ini juga hendak menuju ke Kompleks Perumahan BTN Purwodadi untuk melakukan penyerangan namun dihalau oleh Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Sulaiman, SE. Kemudian ratusan massa ini langsung diarahkan untuk melakukan pertemuan dengan pihak Polres Jayapura dalam hal ini Kapolres Jayapura AKBP Sondang R. D. Siagian, S.IK.
Salah satu perwakilan massa meminta kepada pihak Kepolisian melakukan razia terhadap orang-orang yang mabuk minuman keras (Miras) dan menutup seluruh aktivitas dari toko-toko yang menjual Miras di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura. Selain itu, diharapkan agar aparat Kepolisian tidak diskriminasi dalam hal penegakan hukum.
Senada dengan hal itu, Sesepuh KKSS Kabupaten Jayapura, H. Sakarudin, S.Pd, M.Pd, menyampaikan, bahwa semua orang yang kumpul di sini atas nama warga bukan atas nama kerukunan atau paguyuban. Dimana, informasi yang diterima dari pihak yang dicurigai dalam hal ini masyarakat Pegunungan sudah stand by baik di BTN Purwodadi maupun di Pos 7 Sentani.
“Sehingga kita harap mulai sore ini (kemarin) agar membagi tugas di tiap-tiap bagian dan pada bagian tersebut ada yang mengkoordinir supaya setiap informasi yang ada cepat diketahui,” papar Sakarudin yang pernah menjabat sebagai Ketua KKSS Kabupaten Jayapura.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Sulaiman, SE, menyampaikan, melihat situasi ini sangat mencekam dan diharapkan jangan ada yang setengah-setengah dan gegabah. Karena, hal ini adalah harkat dan martabat dari orang pendatang atau masyarakat Lintas Nusantara. [Pasificpos/Dharapos]