Harga Bensin Eceran di Lanny Jaya Tembus Rp 150 Ribu Per Liter
pada tanggal
Friday, 30 October 2015
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Langka dan mahalnya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin, bahan pokok (Bapok) dan bahan bangunan ternyata tidak hanya terjadi di Jayawijaya, namun berimbas kepada kabupaten pemekaran yang ada di Pegunungan Tengah Papua seperti di Kabupaten Lanny Jaya, dimana harga bensin eceran sudah mencapai Rp 150 ribu per liter dan menyebabkan harga angkutan umum pun ikut-ikutan naik.
"Di Jayawijaya saja BBM setengah mati apalagi kami di Lanny Jaya sudah sangat sulit didapatkan dan dampaknya sudah sangat dirasakan dimana ongkos taksi naik serta harga barang semua naik dengan alasan BBM langka dan mahal,” ungkap Ketua DPRD Lanny Jaya, Terius Yigibalom, Rabu (28/10).
Dikatakan, masyarakat saat ini sudah sangat menderita sehingga diharapkan adanga jalan keluar oleh Pemerintah Provinsi dan DPRP agar mencari jalan keluar atau solusi terkait kelangkaan dan mahalnya bensin di Pegunungan Tengah Papua dan jangan hanya menyaksikan begitu saja tanpa berbuat.
"Gubernur dan DPRP harus melihat kondisi yang ada di pegunungan yang dirasakan masyarakat dan harus secepatnya bertindak. Saya merasa heran mengapa hal ini terjadi dan belum ada tindakan tegas dari Pemerintah Provinsi dan DPRP"cetus Terius.
"Sekarang itu ongkos ke Lanny Jaya Rp 300 ribu satu orang yang dulunya Rp 150 ribu dan sekarang bensin dan solar itu diecer dengan harga Rp 150 ribu perliter sehingga manusia menjerit," ungkapnya.
Sementara itu salah satu masyarakat Wamena, Ridy Ambe mengatakan sangat kesulitan mendapatkan bensin di Wamena dan bila adapun harganya lumayan mahal. [CenderawasihPos]
"Di Jayawijaya saja BBM setengah mati apalagi kami di Lanny Jaya sudah sangat sulit didapatkan dan dampaknya sudah sangat dirasakan dimana ongkos taksi naik serta harga barang semua naik dengan alasan BBM langka dan mahal,” ungkap Ketua DPRD Lanny Jaya, Terius Yigibalom, Rabu (28/10).
Dikatakan, masyarakat saat ini sudah sangat menderita sehingga diharapkan adanga jalan keluar oleh Pemerintah Provinsi dan DPRP agar mencari jalan keluar atau solusi terkait kelangkaan dan mahalnya bensin di Pegunungan Tengah Papua dan jangan hanya menyaksikan begitu saja tanpa berbuat.
"Gubernur dan DPRP harus melihat kondisi yang ada di pegunungan yang dirasakan masyarakat dan harus secepatnya bertindak. Saya merasa heran mengapa hal ini terjadi dan belum ada tindakan tegas dari Pemerintah Provinsi dan DPRP"cetus Terius.
"Sekarang itu ongkos ke Lanny Jaya Rp 300 ribu satu orang yang dulunya Rp 150 ribu dan sekarang bensin dan solar itu diecer dengan harga Rp 150 ribu perliter sehingga manusia menjerit," ungkapnya.
Sementara itu salah satu masyarakat Wamena, Ridy Ambe mengatakan sangat kesulitan mendapatkan bensin di Wamena dan bila adapun harganya lumayan mahal. [CenderawasihPos]