Embun Es Kembali Melanda Kabupaten Lanny Jaya
pada tanggal
Wednesday, 28 October 2015
TIOM (LANNY JAYA) - Bencana embun es atau embun beku terjadi di Kabupaten Lanny Jaya. Akibatnya, ratusan warga di beberapa distrik di kabupaten itu mengungsi ke kabupaten lainnya seperti Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Nduga dan ke Kota Tiom, Ibu Kota Lanny Jaya.
"Saat ini, tanaman dan ternak mati semua. Warga yang mengungsi berasal dari beberapa kampung di Distrik Kuyawage, Distrik Wanobarat, dan Distrik Goabaliem. Warga mengungsi untuk menghindari dampak yang lebih parah lagi," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya, Christian Sohilait ketika dihubungi, Selasa (27/10).
Saat ini pemerintah daerah masih mendata warga yang mengungsi akibat embun es ini. Sebab, ratusan warga ini jalan kaki ke beberapa lokasi pengungsian.
Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Mohammad Aidi mengakui mendapat laporan yang menyatakan pada 21 Oktober 2015, terjadi hujan es asam di Kabupaten Lanny Jaya terutama di Distrik Kuyawage, Wano Barat, dan Distrik Goa Balim. Bahkan dilaporkan sekitar 3.000 warga dari ketiga distrik telah mengungsi.
"Namun saya belum bisa memastikan kebenarannya karena belum melihat langsung ke lokasi," ujar Letkol Aidi.
Dia berencana meninjau ke lokasi-lokasi yang dilaporkan mengalami hujan es itu pada hari ini. "Kita tunggu saja sekembalinya saya dari kunjungan ke lokasi yang dilaporkan telah terjadi hujan es," kata Aidi.
Wilayah tugas Kodim Jayawijaya meliputi Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Mamberamo Tengah, dan Kabupaten Yahukimo.
Bencana embun es atau embun beku terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Akibatnya, ratusan warga di kabupaten itu mengungsi ke kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Nduga dan ke Kota Tiom, Ibu Kota Lanny Jaya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura, Zem Irianto Padama menyebutkan suhu di daerah tersebut saat musim kemarau memang relatif lebih dingin dari biasanya. Apalagi daerah Kuyawage dan sekitarnya berada di atas ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
"Sampai saat ini, kami belum mendapatkan laporan dari BMKG setempat, terus terang saja, alat untuk pendeteksian suhu dan cuaca di Lanny Jaya belum memadai," kata dia.
Namun, menurut Zem, dalam minggu ini pembentukan awan konvektif atau colomonimbus di Kabupaten Lanny Jaya memang sangat banyak.
Sebelumnya pada Juli lalu, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya sempat mengeluarkan status darurat bencana akibat hujan es yang melanda daerah itu. Hujan es juga mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. [Antara]
"Saat ini, tanaman dan ternak mati semua. Warga yang mengungsi berasal dari beberapa kampung di Distrik Kuyawage, Distrik Wanobarat, dan Distrik Goabaliem. Warga mengungsi untuk menghindari dampak yang lebih parah lagi," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya, Christian Sohilait ketika dihubungi, Selasa (27/10).
Saat ini pemerintah daerah masih mendata warga yang mengungsi akibat embun es ini. Sebab, ratusan warga ini jalan kaki ke beberapa lokasi pengungsian.
Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Mohammad Aidi mengakui mendapat laporan yang menyatakan pada 21 Oktober 2015, terjadi hujan es asam di Kabupaten Lanny Jaya terutama di Distrik Kuyawage, Wano Barat, dan Distrik Goa Balim. Bahkan dilaporkan sekitar 3.000 warga dari ketiga distrik telah mengungsi.
"Namun saya belum bisa memastikan kebenarannya karena belum melihat langsung ke lokasi," ujar Letkol Aidi.
Dia berencana meninjau ke lokasi-lokasi yang dilaporkan mengalami hujan es itu pada hari ini. "Kita tunggu saja sekembalinya saya dari kunjungan ke lokasi yang dilaporkan telah terjadi hujan es," kata Aidi.
Wilayah tugas Kodim Jayawijaya meliputi Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Mamberamo Tengah, dan Kabupaten Yahukimo.
Bencana embun es atau embun beku terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Akibatnya, ratusan warga di kabupaten itu mengungsi ke kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Nduga dan ke Kota Tiom, Ibu Kota Lanny Jaya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura, Zem Irianto Padama menyebutkan suhu di daerah tersebut saat musim kemarau memang relatif lebih dingin dari biasanya. Apalagi daerah Kuyawage dan sekitarnya berada di atas ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
"Sampai saat ini, kami belum mendapatkan laporan dari BMKG setempat, terus terang saja, alat untuk pendeteksian suhu dan cuaca di Lanny Jaya belum memadai," kata dia.
Namun, menurut Zem, dalam minggu ini pembentukan awan konvektif atau colomonimbus di Kabupaten Lanny Jaya memang sangat banyak.
Sebelumnya pada Juli lalu, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya sempat mengeluarkan status darurat bencana akibat hujan es yang melanda daerah itu. Hujan es juga mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. [Antara]