Studi Kelayakan Pembangunan Rel Kereta Api akan Dipercepat
pada tanggal
Tuesday, 1 September 2015
KOTA SORONG - Terkait dengan rencana pembangunan rel kereta api, yang akan dibangun di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, hal ini sesuai perintah dari Presiden RI, Studi kelayakannya dapat dipercepat.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, di Sorong, Sabtu, (29/8). Jika tahun depan bisa selesai pembangunannya.
Menurut Ignatius, pembangunan prasarana pertama bisa dimulai dari Sorong ke Manokwari. Jika ini benar-benar bisa terlaksana, maka gubernur harus membantu pihak perhubungan untuk masalah penyediaan tanah atau lahannya.
"Pembangunan prasarana KA seharusnya bisa dipercepat, karena pembangunan rel 30 kilometer dengan membangun 3.000 kilometer kurang lebihnbangunan ya bisa sama. Karena persoalan perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh banyak karena bisa dikerjakan parsial."ujarnya.
“Hanya tantangan yang paling utama dalam membangun rel KA dengan membangun jalan adalah ketersediaan lahan, dan itu yang paling penting dilakukan, “jelasnya.
Oleh karena itu, dalam kebijakan Kementerian Perhubungan ke depan untuk Perkeretaapian Indonesia, kalau misalnya ada pengadaan tanah di Papua, maka bagi masyarakat yang menjual tanahnya maka dari satu kepala keluarga akan rekrut untuk bisa menjadi pegawai KA.
“Masyarakat sebagai pemilik tanah tidak merasa dikesampingkan, karena salah satu dari keluarganya sudah menjadi bagian dari modernisasi transportasi tersebut,” tutupnya. [InfoPublik]
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, di Sorong, Sabtu, (29/8). Jika tahun depan bisa selesai pembangunannya.
Menurut Ignatius, pembangunan prasarana pertama bisa dimulai dari Sorong ke Manokwari. Jika ini benar-benar bisa terlaksana, maka gubernur harus membantu pihak perhubungan untuk masalah penyediaan tanah atau lahannya.
"Pembangunan prasarana KA seharusnya bisa dipercepat, karena pembangunan rel 30 kilometer dengan membangun 3.000 kilometer kurang lebihnbangunan ya bisa sama. Karena persoalan perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh banyak karena bisa dikerjakan parsial."ujarnya.
“Hanya tantangan yang paling utama dalam membangun rel KA dengan membangun jalan adalah ketersediaan lahan, dan itu yang paling penting dilakukan, “jelasnya.
Oleh karena itu, dalam kebijakan Kementerian Perhubungan ke depan untuk Perkeretaapian Indonesia, kalau misalnya ada pengadaan tanah di Papua, maka bagi masyarakat yang menjual tanahnya maka dari satu kepala keluarga akan rekrut untuk bisa menjadi pegawai KA.
“Masyarakat sebagai pemilik tanah tidak merasa dikesampingkan, karena salah satu dari keluarganya sudah menjadi bagian dari modernisasi transportasi tersebut,” tutupnya. [InfoPublik]