SMK Ampari Dapat Bantuan dari Walikota Jayapura
pada tanggal
Monday, 21 September 2015
KOTA JAYAPURA - Kepala Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Ampari Sri Iriani, S.Pd mengungkapkan tiga orang siswanya yang tergolong kurang mampu telah mendapat bantuan dana SPP dari Walikota Jayapura Demikian diungkapkan Sri Iriani saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/9).
Menurut Sri, Pemerintah kota khususnya Dinas Pendidikan Kota Jayapura sangat memperhatikan pembangunan dunia pendidikan dan selalu berupaya membawa perubahan demi memajukan pendidikan di ibukota Provinsi Papua ini.
“Sebagai barometer pendidikan di Papua, Pemerintah kota selalu membuat gebrakan baru. Hal itu terbukti, Bapak Walikota juga sangat memperhatikan para siswa khusus siswa-siswi yang kurang mampu sehingga 3 siswa dari SMPK Ampari juga turut mendapat perhatian lewat bantuan SPP,” urainya.
Atas perhatian tersebut, Sri mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Walikota yang dalam kebijakannya melalui Disdik kota Jayapura, sangat memperhatikan para putera daerah khususnya asal Port Numbay.
“Kami juga meminta kepada Bapak Walikota agar kalau boleh, bantuan juga diberikan bagi putera daerah lain yang mempunyai minat untuk membangun SDM kelautan di tanah Papua karena selain putera asli Port Numbay, ada juga siswa Non Purt Numbay yang bersekolah pada SMK Ampari,” imbuhnya.
Pihaknya juga meminta dukungan semua pihak khusus terhadap para orang tua yang tidak mampu tetapi anaknya memiliki keinginan yang kuat untuk bersekolah demi meraih cita-cita menjadi pelaut–pelaut yang handal.
“Sehingga selesai sekolah nanti, kita bisa pakai anak-anak yang ada di kota Jayapura dan khususnya dari Papua dari pada mengambil anak-anak yang lain yang belum diketahui karakter yang sebenarnya dari daerah lain,” sambungnya.
Saat disinggung terkait sistem online yang kini diterapkan Disdik kota, Sri mengakui SMK Ampari belum siap untuk itu.
Hal tersebut didasari karena fasilitas di sekolah tersebut yang belum memadai namun pihaknya akan tetap mengupayakan. Karena, menurutnya, sistem Online ini sangat baik dan menunjang siswa, sehingga mereka dapat dengan muda dapat mengakses internet dengan baik.
Diakui Sri, dalam penyediaan fasilitas sistem Online, pihaknya mengharapkan adanya bantuan dari Pemkot untuk membantu fasilitas seperti komputer dan yang lainnya agar SMK Ampari juga dapat bersaing dengan sekolah lainnya yang ada di kota Jayapura.
Selain itu juga untuk sistem 5 hari kerja, tambah Sri, sangat baik ini karena SMK Ampari sudah menerapkan jam pulang pukul 16.45 WIT.
“Walaupun SMK Ampari belum bisa menerapkan sistem 5 hari kerja karena sejumlah tenaga guru berasal dari Dinas Perhubungan baru dapat melakukan aktivitas mengajar di hari Sabtu,” tambah dia.
Kepada pengajar yang berasal dari Dishub Provinsi Papua dan Navigasi, Sri juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan materi kejuruan.
Terkait tenaga pendidik, pihaknya juga meminta bantuan kepada Disdik Kota untuk dibantu khusus guru kejuruan, karena SMK Ampari ini berbeda dengan SMK lain yang ada dimana sistem belajar siswanya langsung menjurus ke kapal.
“Juga guru honor yang mengajar di SMK Ampari sebanyak 15 orang, namun setiap bulan kami tetap memperhatikan dan tidak terlambat dalam pembayaran gaji,” tutupnya. [Dharapos]
Menurut Sri, Pemerintah kota khususnya Dinas Pendidikan Kota Jayapura sangat memperhatikan pembangunan dunia pendidikan dan selalu berupaya membawa perubahan demi memajukan pendidikan di ibukota Provinsi Papua ini.
“Sebagai barometer pendidikan di Papua, Pemerintah kota selalu membuat gebrakan baru. Hal itu terbukti, Bapak Walikota juga sangat memperhatikan para siswa khusus siswa-siswi yang kurang mampu sehingga 3 siswa dari SMPK Ampari juga turut mendapat perhatian lewat bantuan SPP,” urainya.
Atas perhatian tersebut, Sri mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Walikota yang dalam kebijakannya melalui Disdik kota Jayapura, sangat memperhatikan para putera daerah khususnya asal Port Numbay.
“Kami juga meminta kepada Bapak Walikota agar kalau boleh, bantuan juga diberikan bagi putera daerah lain yang mempunyai minat untuk membangun SDM kelautan di tanah Papua karena selain putera asli Port Numbay, ada juga siswa Non Purt Numbay yang bersekolah pada SMK Ampari,” imbuhnya.
Pihaknya juga meminta dukungan semua pihak khusus terhadap para orang tua yang tidak mampu tetapi anaknya memiliki keinginan yang kuat untuk bersekolah demi meraih cita-cita menjadi pelaut–pelaut yang handal.
“Sehingga selesai sekolah nanti, kita bisa pakai anak-anak yang ada di kota Jayapura dan khususnya dari Papua dari pada mengambil anak-anak yang lain yang belum diketahui karakter yang sebenarnya dari daerah lain,” sambungnya.
Saat disinggung terkait sistem online yang kini diterapkan Disdik kota, Sri mengakui SMK Ampari belum siap untuk itu.
Hal tersebut didasari karena fasilitas di sekolah tersebut yang belum memadai namun pihaknya akan tetap mengupayakan. Karena, menurutnya, sistem Online ini sangat baik dan menunjang siswa, sehingga mereka dapat dengan muda dapat mengakses internet dengan baik.
Diakui Sri, dalam penyediaan fasilitas sistem Online, pihaknya mengharapkan adanya bantuan dari Pemkot untuk membantu fasilitas seperti komputer dan yang lainnya agar SMK Ampari juga dapat bersaing dengan sekolah lainnya yang ada di kota Jayapura.
Selain itu juga untuk sistem 5 hari kerja, tambah Sri, sangat baik ini karena SMK Ampari sudah menerapkan jam pulang pukul 16.45 WIT.
“Walaupun SMK Ampari belum bisa menerapkan sistem 5 hari kerja karena sejumlah tenaga guru berasal dari Dinas Perhubungan baru dapat melakukan aktivitas mengajar di hari Sabtu,” tambah dia.
Kepada pengajar yang berasal dari Dishub Provinsi Papua dan Navigasi, Sri juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan materi kejuruan.
Terkait tenaga pendidik, pihaknya juga meminta bantuan kepada Disdik Kota untuk dibantu khusus guru kejuruan, karena SMK Ampari ini berbeda dengan SMK lain yang ada dimana sistem belajar siswanya langsung menjurus ke kapal.
“Juga guru honor yang mengajar di SMK Ampari sebanyak 15 orang, namun setiap bulan kami tetap memperhatikan dan tidak terlambat dalam pembayaran gaji,” tutupnya. [Dharapos]