Provinsi Papua jadi Pasar Emas Peredaran Ganja dari PNG
pada tanggal
Tuesday, 15 September 2015
KOTA JAYAPURA - Para penyeludup dan pengedar ganja asal Negara Papua Nugini (PNG) menanggap Provinsi Papua khususnya Kota Jayapura adalah pasaran terbesar untuk penjualan Narkoba jenis ganja itu.
“Bagaimana kita melihat ganja saat ini pasar emasnya itu di sini (Papua-red),” kata Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri – Provinsi Papua Suzanna Wanggai kepada wartawan di Jayapura, Selasa (8/9).
Dikatakan Suzana, pihaknya telah melakukan berbagai macam cara untuk menutup semua celah yang ada di wilayah perbatasan. Akan tetapi masih saja para penyeludup itu pintar dan mencari celah lain lagi untuk masuk ke Jayapura.
“Kita bisa melihat gambaran perbatasan ada panjang perbatasan yang cukup panjang yakni 800 km dan kemudian tanpa ada pagar. Bagaimana kita bisa buat pagar dengan kondisi geografis yang sangat sulit.
Seperti di bagian utara dan di bagian tengah Pegunungan Bintang, itu semua sampai ke berawa dan ini kan tidak mungkin dan tidak ada pagar. Memang kita kesulitan karena tidak adanya pos,” bebernya.
Lebih lanjut, kata Suzana, dari Kementerian Pertahanan akan membangun pos – pos di sepanjang perbatasan RI-PNG.
“Saya pikir ini sangat baik sekali ada pos – pos ditempatkan personil – personil dari Pengamanan Perbatasan (Pamtas). Kehadiran mereka tentu sangat membantu, karena kita akan kerjasama antara Pamtas,”katanya.
Kemudian juga dari Pemerintah setempat dalam hal ini kepala – kepala kampung dan juga kepala Distrik itu, termasuk juga informasi dari warga masyarakat sangat penting sekali terkait dengan peredaran ganja.
“Tetapi itu tadi harus ada pos – pos di sepanjang perbatasan,” ungkapnya.
Suzana juga menjelaskan, untuk penambahan pos akan disesuaikan dengan anggaran yang ada dari Kementerian Pertahanan.
“Jadi kita baru membicarakan itu. Mungkin lima dulu di bagian selatan. Memang kemarin belum pasti karena baru saja dari Kementerian Pertahanan menyampaikan bahwa ada anggaran untuk pembangunan pos. Jadi tentu kami dengan pihak dalam hal ini Kodam Cenderawasih dan Danrem 174, kita sedang melihat kira – kira pos darimana yang perlu dan sangat urgent untuk dibangun. Jadi kita tempatkan personil Pamtas,” ujarnya.
Sementara itu untuk pembangunan pos perbatasan di Kota Jayapura, untuk menghentikan peredaran ganja terutama lewat jalur laut.
Pihaknya sudah bekerja sama dengan Pemkot Jayapura dan Dinas Perhubungan untuk menertibkan angkutan laut, terutama angkutan lintas batas.
“Tetapi itu tadi masih saja ada celah. Mungkin mereka (penyelendup ganja-red) melihat dimana lengahnya atau pas lagi tidak ada petugas pada saat hari tertentu inilah mereka masuk,” terangnya. [Dharapos]
“Bagaimana kita melihat ganja saat ini pasar emasnya itu di sini (Papua-red),” kata Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri – Provinsi Papua Suzanna Wanggai kepada wartawan di Jayapura, Selasa (8/9).
Dikatakan Suzana, pihaknya telah melakukan berbagai macam cara untuk menutup semua celah yang ada di wilayah perbatasan. Akan tetapi masih saja para penyeludup itu pintar dan mencari celah lain lagi untuk masuk ke Jayapura.
“Kita bisa melihat gambaran perbatasan ada panjang perbatasan yang cukup panjang yakni 800 km dan kemudian tanpa ada pagar. Bagaimana kita bisa buat pagar dengan kondisi geografis yang sangat sulit.
Seperti di bagian utara dan di bagian tengah Pegunungan Bintang, itu semua sampai ke berawa dan ini kan tidak mungkin dan tidak ada pagar. Memang kita kesulitan karena tidak adanya pos,” bebernya.
Lebih lanjut, kata Suzana, dari Kementerian Pertahanan akan membangun pos – pos di sepanjang perbatasan RI-PNG.
“Saya pikir ini sangat baik sekali ada pos – pos ditempatkan personil – personil dari Pengamanan Perbatasan (Pamtas). Kehadiran mereka tentu sangat membantu, karena kita akan kerjasama antara Pamtas,”katanya.
Kemudian juga dari Pemerintah setempat dalam hal ini kepala – kepala kampung dan juga kepala Distrik itu, termasuk juga informasi dari warga masyarakat sangat penting sekali terkait dengan peredaran ganja.
“Tetapi itu tadi harus ada pos – pos di sepanjang perbatasan,” ungkapnya.
Suzana juga menjelaskan, untuk penambahan pos akan disesuaikan dengan anggaran yang ada dari Kementerian Pertahanan.
“Jadi kita baru membicarakan itu. Mungkin lima dulu di bagian selatan. Memang kemarin belum pasti karena baru saja dari Kementerian Pertahanan menyampaikan bahwa ada anggaran untuk pembangunan pos. Jadi tentu kami dengan pihak dalam hal ini Kodam Cenderawasih dan Danrem 174, kita sedang melihat kira – kira pos darimana yang perlu dan sangat urgent untuk dibangun. Jadi kita tempatkan personil Pamtas,” ujarnya.
Sementara itu untuk pembangunan pos perbatasan di Kota Jayapura, untuk menghentikan peredaran ganja terutama lewat jalur laut.
Pihaknya sudah bekerja sama dengan Pemkot Jayapura dan Dinas Perhubungan untuk menertibkan angkutan laut, terutama angkutan lintas batas.
“Tetapi itu tadi masih saja ada celah. Mungkin mereka (penyelendup ganja-red) melihat dimana lengahnya atau pas lagi tidak ada petugas pada saat hari tertentu inilah mereka masuk,” terangnya. [Dharapos]