Pembunuhan Sadis Ibu Hamil dan Anaknya Bermotif Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
pada tanggal
Friday, 18 September 2015
JAKARTA - Pembunuhan sadis ibu hamil dan dua anaknya di Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, diduga bermotif cinta. Ketertarikan seseorang yang diduga pelaku pembunuhan terhadap korban bertepuk sebelah tangan.
"Diduga mengenai cinta. Katanya cinta bertepuk sebelah tangan. Oknum ini (pelaku) sudah sering menggoda Ibu Frelly tapi tidak ditanggapi," kata Matius Menteng, keluarga korban di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak, Jakarta, Rabu (16/9).
Matius menceritakan sebelum peristiwa sadis itu, korban sempat diganggu oleh terduga pelaku melalui telepon dan pesan singkat. Terduga pelaku berulang kali menghubungi korban. Namun, saat korban mengangkat sambungan telepon, pelaku tidak berbicara.
"Suara yang keluar cuma hmmm. Korban tak pernah membaca SMS. Korban langsung menghapus SMS dari oknum tersebut," ujarnya.
Lanjut Matius, korban merasa terganggu selalu dihubungi terduga pelaku. Ia lantas mengadukan masalah ini ke suaminya. "Disuruh ganti nomor telepon supaya tidak diganggu lagi. Belum sempat diganti, peristiwa pembunuhan terjadi," kata Matius.
Matius mengatakan, menurut informasi yang ia terima pelaku membunuh dalam keadaan mabuk. "Menurut cerita yang berkembang pelaku diduga minum. Setelah suami korban pergi, pelaku menghabisi korban," ujarnya. [MetroTV]
"Diduga mengenai cinta. Katanya cinta bertepuk sebelah tangan. Oknum ini (pelaku) sudah sering menggoda Ibu Frelly tapi tidak ditanggapi," kata Matius Menteng, keluarga korban di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak, Jakarta, Rabu (16/9).
Matius menceritakan sebelum peristiwa sadis itu, korban sempat diganggu oleh terduga pelaku melalui telepon dan pesan singkat. Terduga pelaku berulang kali menghubungi korban. Namun, saat korban mengangkat sambungan telepon, pelaku tidak berbicara.
"Suara yang keluar cuma hmmm. Korban tak pernah membaca SMS. Korban langsung menghapus SMS dari oknum tersebut," ujarnya.
Lanjut Matius, korban merasa terganggu selalu dihubungi terduga pelaku. Ia lantas mengadukan masalah ini ke suaminya. "Disuruh ganti nomor telepon supaya tidak diganggu lagi. Belum sempat diganti, peristiwa pembunuhan terjadi," kata Matius.
Matius mengatakan, menurut informasi yang ia terima pelaku membunuh dalam keadaan mabuk. "Menurut cerita yang berkembang pelaku diduga minum. Setelah suami korban pergi, pelaku menghabisi korban," ujarnya. [MetroTV]