Muhardin Klaim Pilkada Sorong Selatan akan Berakhir Kerusuhan
pada tanggal
Saturday, 12 September 2015
JAKARTA - Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Sorong, Muhardin SE, mencemaskan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Sorong Selatan bila tetap dipaksakan. Menurutnya, jika pilkada tetap dilaksanakan bisa saja berakhir dengan kerusuhan.
Pasalnya disebutkan, tokoh adat besar setempat, Michel Momot , yang dicalonkan berpasangan dengan dirinya, merasa kecewa berat. “Rekomendasi kami diganjal sehingga tidak bisa maju dalam pilkada akhir tahun ini,” kata Muhardin saat di Jakarta.
Ditambahkan, akibatnya pendukung pasangan ini kecewa, sehingga bukan mustahil jika pilkada tetap digelar akan memanacing terjadinya kerusuhan.
Muhardin, berharap pemerintah melihat secara jeli apa persoalan di Sorong Selatan, warga yang membutuhkan perubahan dan menginginkan sosok baru seperti Momot, hanya akan mendapatkan pemimpin baru yang tak lebih dari sekadar boneka dari pemimpin yang ada sekarang.“Masyarakat sudah lelah dengan janji-janji , sehingga mereka mencari figur baru yang bisa dipercaya,” kata Muhardin.
“Tapi, sekarang langkah itu diganjal oleh secarik kertas atas nama administrasi,” kata Muhardin, mantan penerbang yang belakangan terjun ke dunia politik karena merasa peduli warga Sorong ini. Menurut Muhardin, selama ini tokoh adat besar Momot dikenal sebagai sosok yang toleran terhadap warga muslim di kawasan ini, sementara kandidat lain dikenal sebaliknya.
Muhardin berharap jangan sampai persoalan ‘pengganjalan’ ini berkahir dengan letupan seperti di Tolikara, karena pada akhirnya rakyatlah yang menjadi korbannya.[Poskota]
Pasalnya disebutkan, tokoh adat besar setempat, Michel Momot , yang dicalonkan berpasangan dengan dirinya, merasa kecewa berat. “Rekomendasi kami diganjal sehingga tidak bisa maju dalam pilkada akhir tahun ini,” kata Muhardin saat di Jakarta.
Ditambahkan, akibatnya pendukung pasangan ini kecewa, sehingga bukan mustahil jika pilkada tetap digelar akan memanacing terjadinya kerusuhan.
Muhardin, berharap pemerintah melihat secara jeli apa persoalan di Sorong Selatan, warga yang membutuhkan perubahan dan menginginkan sosok baru seperti Momot, hanya akan mendapatkan pemimpin baru yang tak lebih dari sekadar boneka dari pemimpin yang ada sekarang.“Masyarakat sudah lelah dengan janji-janji , sehingga mereka mencari figur baru yang bisa dipercaya,” kata Muhardin.
“Tapi, sekarang langkah itu diganjal oleh secarik kertas atas nama administrasi,” kata Muhardin, mantan penerbang yang belakangan terjun ke dunia politik karena merasa peduli warga Sorong ini. Menurut Muhardin, selama ini tokoh adat besar Momot dikenal sebagai sosok yang toleran terhadap warga muslim di kawasan ini, sementara kandidat lain dikenal sebaliknya.
Muhardin berharap jangan sampai persoalan ‘pengganjalan’ ini berkahir dengan letupan seperti di Tolikara, karena pada akhirnya rakyatlah yang menjadi korbannya.[Poskota]