Masalah Sarana dan Prasarana Ancam Penyelenggaraan PON XX 2020
pada tanggal
Monday, 14 September 2015
KOTA JAYAPURA - Dengan adanya sejumlah permasalahan seperti sarana dan pra sarana untuk penunjang keberlangsungan pekan olah raga tersebut, di Bumi Cenderawasih, penyelenggaraan PON 2020 di Papua terancam batal.
Ketua Fraksi Pikiran Rakyat DPR Papua, Yan Permenas Mandenas, menyebutkan, tak hanya sarana dan prasarana sebagai penunjang, menurutnya, dari sisi atlit Papua, pemerintah juga tak memperhatikan. Hingga kini, pihaknya banyak menerima laporan atlit yang masih belum diperhatikan pemerintah.
“Kesiapan sumber daya atlit Papua sangat mengkhawatirkan. Kami mendesak pimpinan DPR Papua untuk memanggil KONI supaya mempertanggung-jawaban dan mempresentasikan persiapan pra PON 2016 dan persiapan PON 2020 di Papua,” kata Ketua Fraksi Pikiran Rakyat DPR Papua, Yan Permenas Mandenas, Rabu (2/9).
Soal infrastruktur PON 2020? anggota komisi infrastruktur DPR Papua ini menilai persiapan yang dilakukan KONI Papua baru bersifat market, baik sarana dan prasarana mendukung persiapan PON 2020. Sedangkan, untuk masalah atlit, manajemen belum ada sinkronisasi antara KONI, satgas dan cabor.
“KONI dan Pemprov Papua ini apakah sedang bermimpi atau berpijak pada kenyataan? Karena kalau bermimpi, maka akan terus berkhayal dari pada bekerja, tetapi kalau seseorang itu tidak bermimpi, maka akan bekerja keras supaya terwujud,” ujarnya.
Dana saving yang telah dipersiapkan tuk penunjang persiapan PON 2020 sebesar Rp 200 miliar, tinggal Rp 60 miliar. Sebelumnya, dalam pertemuan DPR Papua dengan Kadis Pekerjaan Umum Papua, Maikel Kambuaya disebutkan bahwa dana tersebut telah terserap Rp 140 miliar untuk infrastruktur yang dibahas pada sidang ABT tahun ini.
“Tolak ukur kesiapan PON 2020 dapat dilakukan di Papua yaitu prestasi atlit yang gemilang di PON 2016 serta kesiapan sarana dan prasarananya. Kalau ini tidak dipenuhi, jangan bermimpi ada PON 2020 di Papua. Dan lebih baik pindahkan saja PON 2020 ke Jawa Tengah atau Makassar yang lebih siap,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Mikael Kambuaya mengaku kesulitan membangun sarana PON 2020 yang tersisa 5 tahun lagi, lantaran di tahun ini masih dalam perencanaan dan pembangunan akan dilakukan pada tahun 2016 mendatang. Sebelumnya, diketahui bahwa Presiden Indonesia, Joko Widodo telah melakukan peletakkan batu pertama untuk pembangunan Stadion Utama untuk PON XX di Kampung Harapan, Sentani, Sabtu (09/05/2015) lalu.
“Kendala yang ditemui dalam pembangunan di Kampung Harapan adalah masalah tanah yang belum terselesaikan, pihak DPR Papua meminta agar lokasi dipindahkan ke Doyo, tetapi hal itu juga belum final. Kami juga masih menunggu anggaran pemerintah pusat untuk pembangunan sarana dan prasarana PON 2020, sampai saat ini belum ada jumlah anggaran pasti dari pemerintah pusat,” ucapnya. [Cendananews]
Ketua Fraksi Pikiran Rakyat DPR Papua, Yan Permenas Mandenas, menyebutkan, tak hanya sarana dan prasarana sebagai penunjang, menurutnya, dari sisi atlit Papua, pemerintah juga tak memperhatikan. Hingga kini, pihaknya banyak menerima laporan atlit yang masih belum diperhatikan pemerintah.
“Kesiapan sumber daya atlit Papua sangat mengkhawatirkan. Kami mendesak pimpinan DPR Papua untuk memanggil KONI supaya mempertanggung-jawaban dan mempresentasikan persiapan pra PON 2016 dan persiapan PON 2020 di Papua,” kata Ketua Fraksi Pikiran Rakyat DPR Papua, Yan Permenas Mandenas, Rabu (2/9).
Soal infrastruktur PON 2020? anggota komisi infrastruktur DPR Papua ini menilai persiapan yang dilakukan KONI Papua baru bersifat market, baik sarana dan prasarana mendukung persiapan PON 2020. Sedangkan, untuk masalah atlit, manajemen belum ada sinkronisasi antara KONI, satgas dan cabor.
“KONI dan Pemprov Papua ini apakah sedang bermimpi atau berpijak pada kenyataan? Karena kalau bermimpi, maka akan terus berkhayal dari pada bekerja, tetapi kalau seseorang itu tidak bermimpi, maka akan bekerja keras supaya terwujud,” ujarnya.
Dana saving yang telah dipersiapkan tuk penunjang persiapan PON 2020 sebesar Rp 200 miliar, tinggal Rp 60 miliar. Sebelumnya, dalam pertemuan DPR Papua dengan Kadis Pekerjaan Umum Papua, Maikel Kambuaya disebutkan bahwa dana tersebut telah terserap Rp 140 miliar untuk infrastruktur yang dibahas pada sidang ABT tahun ini.
“Tolak ukur kesiapan PON 2020 dapat dilakukan di Papua yaitu prestasi atlit yang gemilang di PON 2016 serta kesiapan sarana dan prasarananya. Kalau ini tidak dipenuhi, jangan bermimpi ada PON 2020 di Papua. Dan lebih baik pindahkan saja PON 2020 ke Jawa Tengah atau Makassar yang lebih siap,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Mikael Kambuaya mengaku kesulitan membangun sarana PON 2020 yang tersisa 5 tahun lagi, lantaran di tahun ini masih dalam perencanaan dan pembangunan akan dilakukan pada tahun 2016 mendatang. Sebelumnya, diketahui bahwa Presiden Indonesia, Joko Widodo telah melakukan peletakkan batu pertama untuk pembangunan Stadion Utama untuk PON XX di Kampung Harapan, Sentani, Sabtu (09/05/2015) lalu.
“Kendala yang ditemui dalam pembangunan di Kampung Harapan adalah masalah tanah yang belum terselesaikan, pihak DPR Papua meminta agar lokasi dipindahkan ke Doyo, tetapi hal itu juga belum final. Kami juga masih menunggu anggaran pemerintah pusat untuk pembangunan sarana dan prasarana PON 2020, sampai saat ini belum ada jumlah anggaran pasti dari pemerintah pusat,” ucapnya. [Cendananews]