Komnas HAM akan Investigasi Kasus Penembakan Oknum TNI di Timika
pada tanggal
Thursday, 3 September 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) akan datang ke Timika, , Kabupaten Mimika pada awal September untuk menginvestigasi kasus penembakkan terhadap sejumlah warga Suku Kamoro oleh oknum anggota TNI AD yang menewaskan dua warga Jumat (28/8).
Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yang dihubungi Antara dari Timika, Minggu, membenarkan rencana kedatangan Komnas HAM ke Timika.
"Kami menjadwalkan awal September ke Timika untuk menyelidiki kasus itu," kata Natalius.
Natalius menyayangkan kembali jatuhnya korban jiwa warga sipil di Papua. Kasus penembakkan yang menewaskan Yulianus Okoare (18) dan Emanuel Mairimau (23) serta melukai sejumlah warga Suku Kamoro di kompleks Gereja Katolik Koperapoka itu menunjukkan bahwa aparat keamanan yang bertugas di Papua masih mengedepankan pendekatan militeristik.
"Kami mengutuk keras kejadian ini. Pendekatan dengan cara-cara militeristik terhadap warga Papua sama sekali tidak dibenarkan, apalagi memanfaatkan alat-alat negara (senjata api) untuk membunuh rakyat," ujar Natalius.
Ia mempertanyakan komitmen Presiden Joko Widodo untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah pelanggaran HAM yang hingga kini masih terus terjadi di bumi Cenderawasih itu.
"Memang benar Presiden Jokowi sudah beberapa kali datang ke Papua, tapi kehadiran Presiden Jokowi di Papua hanya untuk meresmikan sejumlah proyek dan lain-lain. Kami belum pernah mendengar bahwa Presiden Jokowi memiliki komitmen yang kuat dan diikuti dengan kebijakan nyata untuk menyelesaikan seluruh akar masalah Papua. Justru hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Papua agar tidak terjadi lagi kasus demi kasus pertumpahan darah warga sipil di Papua," katanya.
Natalis menambahkan kasus penembakkan warga Suku Kamoro di Timika pada Jumat (28/8) merupakan ujian bagi dua petinggi TNI dan Polri yang baru menjabat di wilayah itu yakni Kapolda Papua Brigjen Polisi Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian untuk dapat menyelesaikannya secara adil dan jujur.
"Sebetulnya kami sangat mengharapkan kedua pimpinan TNI dan Polri yang baru ini bisa melakukan pendekatan yang lebih baik kepada warga Papua, apalagi Paulus Waterpauw anak asli Papua dan Hinsa Siburian sangat lama bertugas di Papua. Tapi mereka baru bertugas, sudah terjadi kasus seperti ini," ujar Natalius.
Pangdam XVII/Cenderawasih yang baru Mayjen TNI Hinsa Siburian usai melakukan serah terima jabatan dengan pendahulunya Mayjen TNI Fransen Siahaan pada Sabtu (29/8) langsung berkunjung ke Timika untuk melayat jenazah korban penembakkan yang disemayamkan di Gereja Katolik Koperapoka Timika.
Bersama Kapolda Papua Brigjen TNI Paulus Waterpauw, Pangdam Cenderawasih Hinsa Siburian juga berkesempatan mengunjungi dua warga korban penembakkan yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.
Kedua petinggi TNI dan Polri di jajaran Kodam XVII/Cenderawasih dan Kepolisian Daerah Papua itu sama-sama pernah bertugas di Mimika sebagai Komandan Kodim 1710 Mimika dan Kapolres Mimika pada periode 2003-2005.
Adapun jenazah Yulianus Okoare dan Emanuel Mairimau rencananya akan dimakamkan pada Minggu siang. Pemakaman kedua korban penembakkan itu didahului dengan ibadah Misa Arwah bertempat di Gereja Katolik Koperapoka Timika. [Antara]
Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yang dihubungi Antara dari Timika, Minggu, membenarkan rencana kedatangan Komnas HAM ke Timika.
"Kami menjadwalkan awal September ke Timika untuk menyelidiki kasus itu," kata Natalius.
Natalius menyayangkan kembali jatuhnya korban jiwa warga sipil di Papua. Kasus penembakkan yang menewaskan Yulianus Okoare (18) dan Emanuel Mairimau (23) serta melukai sejumlah warga Suku Kamoro di kompleks Gereja Katolik Koperapoka itu menunjukkan bahwa aparat keamanan yang bertugas di Papua masih mengedepankan pendekatan militeristik.
"Kami mengutuk keras kejadian ini. Pendekatan dengan cara-cara militeristik terhadap warga Papua sama sekali tidak dibenarkan, apalagi memanfaatkan alat-alat negara (senjata api) untuk membunuh rakyat," ujar Natalius.
Ia mempertanyakan komitmen Presiden Joko Widodo untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah pelanggaran HAM yang hingga kini masih terus terjadi di bumi Cenderawasih itu.
"Memang benar Presiden Jokowi sudah beberapa kali datang ke Papua, tapi kehadiran Presiden Jokowi di Papua hanya untuk meresmikan sejumlah proyek dan lain-lain. Kami belum pernah mendengar bahwa Presiden Jokowi memiliki komitmen yang kuat dan diikuti dengan kebijakan nyata untuk menyelesaikan seluruh akar masalah Papua. Justru hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Papua agar tidak terjadi lagi kasus demi kasus pertumpahan darah warga sipil di Papua," katanya.
Natalis menambahkan kasus penembakkan warga Suku Kamoro di Timika pada Jumat (28/8) merupakan ujian bagi dua petinggi TNI dan Polri yang baru menjabat di wilayah itu yakni Kapolda Papua Brigjen Polisi Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian untuk dapat menyelesaikannya secara adil dan jujur.
"Sebetulnya kami sangat mengharapkan kedua pimpinan TNI dan Polri yang baru ini bisa melakukan pendekatan yang lebih baik kepada warga Papua, apalagi Paulus Waterpauw anak asli Papua dan Hinsa Siburian sangat lama bertugas di Papua. Tapi mereka baru bertugas, sudah terjadi kasus seperti ini," ujar Natalius.
Pangdam XVII/Cenderawasih yang baru Mayjen TNI Hinsa Siburian usai melakukan serah terima jabatan dengan pendahulunya Mayjen TNI Fransen Siahaan pada Sabtu (29/8) langsung berkunjung ke Timika untuk melayat jenazah korban penembakkan yang disemayamkan di Gereja Katolik Koperapoka Timika.
Bersama Kapolda Papua Brigjen TNI Paulus Waterpauw, Pangdam Cenderawasih Hinsa Siburian juga berkesempatan mengunjungi dua warga korban penembakkan yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.
Kedua petinggi TNI dan Polri di jajaran Kodam XVII/Cenderawasih dan Kepolisian Daerah Papua itu sama-sama pernah bertugas di Mimika sebagai Komandan Kodim 1710 Mimika dan Kapolres Mimika pada periode 2003-2005.
Adapun jenazah Yulianus Okoare dan Emanuel Mairimau rencananya akan dimakamkan pada Minggu siang. Pemakaman kedua korban penembakkan itu didahului dengan ibadah Misa Arwah bertempat di Gereja Katolik Koperapoka Timika. [Antara]