GPMPI akan Laporkan Kasus Pemukulan Mahasiswa Intan Jaya oleh Natalis Tabuni
pada tanggal
Tuesday, 22 September 2015
KOTA JAYAPURA – Gerakan Peduli Mahasiswa dan Pelajar Kabupaten Intan Jaya se-Indonesia (GPMPI) bakal melaporkan kasus pemukulan yang dilakukan oleh Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni bersama rombongannya, 18 Agustus 2015 lalu di Sugapa, ibu kota Intan Jaya, kepada Polda Papua.
Omil Zagani, pengurus GPMPI mengatakan, pihaknya telah mengantongi sejumlah barang bukti, di antaranya rekaman video klip ketika aksi sedang berjalan dan saat Bupati Tabuni memukul sejumlah mahasiswa, serta aparat keamanan memukul dengan popor senjata kepada aktivis mahasiswa.
“Kami punya barang bukti saat kami dipukul bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni dengan tangannya sendiri. Juga dipukul oleh aparat gabungan yakni TNI, Polri dan Brimob serta pejabat struktural lainnya saat kami aksi di Sugapa, pada tanggal 18 Agustus 2015 lalu,” ujar Omil Zagani didampingi sejumlah rekan lainnya, Melianus Duwitauw, Markus Miagoni dan Mon Selegani di Waena, Kota Jayapura, Selasa (15/09).
Dijelaskan Zagani, pihaknya dalam melaporkan kasus tersebut akan meminta untuk kepada Gubernur Provinsi Papua, Menteri Hukum dan HAM serta Presiden Republik Indonesia agar segera menegur tindakan premanisme yang dilakukan oleh pejabat-pejabat tersebut.
Wakil Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya (IPMI) Kota Studi Jayapura, Melianus Duwitauw mengharapkan agar bupati dan pejabat yang diduga adalah pelaku pemukulan itu harus menyampaikan permohonan maaf kepada publik secara lisan dan tertulis dalam waktu dekat.
“Walaupun begitu, kami tetap jalankan prosesnya. Polda Papua mau terima atau tidak bukan soal, yang penting kami mau sampaikan sikap nakal yang dilakukan Bupati Intan Jaya yang masih bersifat kanak-kanak ini,” ujar Melianus Duwitauw.
Rekan lainnya, Mon Selegani menambahkan kesatuann Brimob Detasemen Kompi C Biak yang sedang bertugas di Intan Jaya harus ditarik kembali dari tempat tugas.
“Ketika pasca penembakan satu pemuda di Intan Jaya oleh oknum Brimob itu sudah sepakati dari sejumlah elemen, baik itu Bupati sendiri, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda bahwa tidak lagi diizinkan Brimob bergerilya di Intan Jaya, tapi kepana sekarang ada? Ini pertanyaan besar. Kalau hanya datangkan sebatas pengamanan saat upacara 17 Agustus, pulangkahlah karena bulan Agustus sudah lewat,” ucap Mon.
Bupati Kabupaten Intan Jaya, Natalis Tabuni yang dikonfirmasi Jubi melalui sambungan telepon seluler terkait aksi pemukulan terhadap mahasiswa tersebut tidak memberikan tanggapan. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tak direspon. [Jubi]
Omil Zagani, pengurus GPMPI mengatakan, pihaknya telah mengantongi sejumlah barang bukti, di antaranya rekaman video klip ketika aksi sedang berjalan dan saat Bupati Tabuni memukul sejumlah mahasiswa, serta aparat keamanan memukul dengan popor senjata kepada aktivis mahasiswa.
“Kami punya barang bukti saat kami dipukul bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni dengan tangannya sendiri. Juga dipukul oleh aparat gabungan yakni TNI, Polri dan Brimob serta pejabat struktural lainnya saat kami aksi di Sugapa, pada tanggal 18 Agustus 2015 lalu,” ujar Omil Zagani didampingi sejumlah rekan lainnya, Melianus Duwitauw, Markus Miagoni dan Mon Selegani di Waena, Kota Jayapura, Selasa (15/09).
Dijelaskan Zagani, pihaknya dalam melaporkan kasus tersebut akan meminta untuk kepada Gubernur Provinsi Papua, Menteri Hukum dan HAM serta Presiden Republik Indonesia agar segera menegur tindakan premanisme yang dilakukan oleh pejabat-pejabat tersebut.
Wakil Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya (IPMI) Kota Studi Jayapura, Melianus Duwitauw mengharapkan agar bupati dan pejabat yang diduga adalah pelaku pemukulan itu harus menyampaikan permohonan maaf kepada publik secara lisan dan tertulis dalam waktu dekat.
“Walaupun begitu, kami tetap jalankan prosesnya. Polda Papua mau terima atau tidak bukan soal, yang penting kami mau sampaikan sikap nakal yang dilakukan Bupati Intan Jaya yang masih bersifat kanak-kanak ini,” ujar Melianus Duwitauw.
Rekan lainnya, Mon Selegani menambahkan kesatuann Brimob Detasemen Kompi C Biak yang sedang bertugas di Intan Jaya harus ditarik kembali dari tempat tugas.
“Ketika pasca penembakan satu pemuda di Intan Jaya oleh oknum Brimob itu sudah sepakati dari sejumlah elemen, baik itu Bupati sendiri, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda bahwa tidak lagi diizinkan Brimob bergerilya di Intan Jaya, tapi kepana sekarang ada? Ini pertanyaan besar. Kalau hanya datangkan sebatas pengamanan saat upacara 17 Agustus, pulangkahlah karena bulan Agustus sudah lewat,” ucap Mon.
Bupati Kabupaten Intan Jaya, Natalis Tabuni yang dikonfirmasi Jubi melalui sambungan telepon seluler terkait aksi pemukulan terhadap mahasiswa tersebut tidak memberikan tanggapan. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tak direspon. [Jubi]