BEM Universitas Negeri Papua Segel Kantor DPRPB
pada tanggal
Friday, 4 September 2015
MANOKWARI - Kantor DPRD Papua Barat, Senin (31/8) lumpuh total. Hal ini karena aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai elemen mahasiswa serta komponen masyarakat lainnya. Para pengunjuk rasa menyegel kantor tersebut.
Pintu masuk dipasangi palang menggunakan bambu. Saat unjuk rasa sebelumnya, pemalangan juga sudah terjadi. Namun, hanya sebatas ruang sidang utama. Dalam aksi kali ini, pemalangan meluas hingg pintu pagar di depan kantor yang beralamat di Jalan Siliwangi ini pun disegel.
Akibatnya, tak satupun staf sekretariat atau wakil rakyat yang bisa masuk ke dalam. Massa dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Negeri Papua berjalan kaki dari Amban dan tiba di halaman kantor itu sekitar pukul 11.30 WIT.
Sedangkan massa Aliansi Masyarakat Papua Barat yang dikoordinir Napoleon Fakdawer dan Thomas Baru, tiba di kantor dewan sekitar 15 menit kemudian. Jumlah massa yang datang kali ini lebih besar dibanding saat aksi beberapa hari lalu. Aksi ini mendapat pengawalan dari ratusan polisi.
Cukup lama pendemo menanti kedatangan anggota DPRD PB untuk memberi tanggapan atas aspirasi mereka, hingga akhirnya anggota DPRD PB dari Fraksi Otsus, Albert Kareth, bersedia menemui pengunjuk rasa.
Ia meminta massa untuk tetap tenang, dan menunggu hasil pertemuan Forkompinda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) sebagai jawaban atas aspirasi mereka. Massa pengunjuk rasa menunggu hasil pertemuan Forkompinda itu hingga sore hari. Pertemuan Forkompinda berakhir sekitar pukul 16.30 WIT. [Jawapos]
Pintu masuk dipasangi palang menggunakan bambu. Saat unjuk rasa sebelumnya, pemalangan juga sudah terjadi. Namun, hanya sebatas ruang sidang utama. Dalam aksi kali ini, pemalangan meluas hingg pintu pagar di depan kantor yang beralamat di Jalan Siliwangi ini pun disegel.
Akibatnya, tak satupun staf sekretariat atau wakil rakyat yang bisa masuk ke dalam. Massa dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Negeri Papua berjalan kaki dari Amban dan tiba di halaman kantor itu sekitar pukul 11.30 WIT.
Sedangkan massa Aliansi Masyarakat Papua Barat yang dikoordinir Napoleon Fakdawer dan Thomas Baru, tiba di kantor dewan sekitar 15 menit kemudian. Jumlah massa yang datang kali ini lebih besar dibanding saat aksi beberapa hari lalu. Aksi ini mendapat pengawalan dari ratusan polisi.
Cukup lama pendemo menanti kedatangan anggota DPRD PB untuk memberi tanggapan atas aspirasi mereka, hingga akhirnya anggota DPRD PB dari Fraksi Otsus, Albert Kareth, bersedia menemui pengunjuk rasa.
Ia meminta massa untuk tetap tenang, dan menunggu hasil pertemuan Forkompinda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) sebagai jawaban atas aspirasi mereka. Massa pengunjuk rasa menunggu hasil pertemuan Forkompinda itu hingga sore hari. Pertemuan Forkompinda berakhir sekitar pukul 16.30 WIT. [Jawapos]