Badan Intelijen Negara Bentuk 'Satgas Damai Papua' Berisi Anggota BIN dan Kopassus
pada tanggal
Wednesday, 30 September 2015
JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) berencana membentuk satuan tugas (satgas) damai Papua. Hal itu dibahas dalam rapat kerja tertutup antara BIN dengan Komisi I DPR.
"Kita bicara soal separatis di Papua maupun Aceh. Jadi diskusi belum selesai tapi jelas penanganan separatis harus serius," kata Kepala BIN Sutiyoso di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Satgas Damai Papua rencananya beranggotakan BIN serta Kopassus TNI yang telah bertugas disana. Ia menyarankan kepada pemerintah agar memberikan prioritas kesejahteraan kepada daerah tersebut.
Mengenai aksi separatis di Papua, Sutiyoso menuturkan adanya kelompok-kelompok kecil yang menyebar di wilayah tersebut. Kelompok itu harus ditangani secara serius.
"Dimanapun separatis, meskipun berpakaian sipil tapi bersenjata sehingga bisa membunuh siapa saja, apakah aparat atau rakyat bisa mereka lakukan," tuturnya.
Menurut Sutiyoso, resiko baku tembak dapat terjadi ketika aparat berhadapan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Jadi kalau terjadi baku tembak dnegan aparat hingga menimbulkan korban, itu sebuah resiko sepanjang yang mereka lakukan akan kita tindak lanjuti," kata Sutiyoso. [Tribun]
"Kita bicara soal separatis di Papua maupun Aceh. Jadi diskusi belum selesai tapi jelas penanganan separatis harus serius," kata Kepala BIN Sutiyoso di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Satgas Damai Papua rencananya beranggotakan BIN serta Kopassus TNI yang telah bertugas disana. Ia menyarankan kepada pemerintah agar memberikan prioritas kesejahteraan kepada daerah tersebut.
Mengenai aksi separatis di Papua, Sutiyoso menuturkan adanya kelompok-kelompok kecil yang menyebar di wilayah tersebut. Kelompok itu harus ditangani secara serius.
"Dimanapun separatis, meskipun berpakaian sipil tapi bersenjata sehingga bisa membunuh siapa saja, apakah aparat atau rakyat bisa mereka lakukan," tuturnya.
Menurut Sutiyoso, resiko baku tembak dapat terjadi ketika aparat berhadapan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Jadi kalau terjadi baku tembak dnegan aparat hingga menimbulkan korban, itu sebuah resiko sepanjang yang mereka lakukan akan kita tindak lanjuti," kata Sutiyoso. [Tribun]