Tingkatkan Wawasan Kebangsaan Pemuda, Korem 172 Gelar Seminar Kebangsaan
pada tanggal
Sunday, 23 August 2015
KOTA JAYAPURA - Memaknai hari kemerdekaan RI yang ke 70 Tahun,maka Korem 172 Praja Wira Yakthi mengadakan seminar kebangsaan, Rabu (19/8) dengan topik ‘’wawasan kebangsaan dalam mempersiapkan pemuda Papua di Era 2015’’.
Turut hadir dalam seminar tersebut Sekertaris Komisi I DPRP, Mathea Mameyao, sebagai anggota Komisi I DPRP beliau memberikan apresiasinya yang baik kepada penyelengaran dalam hal ini kepada TNI-AD.dengan topic ini di artikan bahwa kita memiliki waktu yang panjang untuk mengintrospeksi diri baik itu pemerintah Indonesia maupun pemerintah Papua.
Menurut Mathea dari seminar kebangsaan ini melihat betapa pentinganya peran pemuda Papua dalam memaknai hari kemerdekaanyang ke 70 tahun ,dengan banyaknya anak asli papua yang begitu terlantar dengan tidak adanya pekerjaan,baik yang sudah selesai mengemban S1 maupun yang memiliki kemampuan namun terkendala pada pembiayaan,membuat mereka menjadi bergejolak yang sering kali di antisipasi oleh pihak keamanan dengan tindak kekerasan.
“Bila di lihat dari pergolakan di papua yang notabenenya adalah pemuda papua kita tidak bisa secara langsung memberikan stigma kepada mereka dengan sebuah tindakan kekerasan, seharusnya kita bisa mengakaji kembali dari anak muda papua itu,dengan pendekatan– pendekatan secara persuasif,” ungkapnya .
Menurut Mathea, kita juga berbicara bagaimana kita bisa mempersiapkan pemuda-pemuda Papua untuk ke depannya bisa menjadi pemuda yang baerhasil,baik di tingkat Nasioanl maupun Go Internasional.
“Untuk itulah saya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua ingin mengusulkan kepada pemerintah terutama kepada mereka yang notabene sebgai alat Negara agar nantinya bisa melakukan pendekatan secara persuasive kepada para pemuda kita,dengan pendekatan secara kebudayaan papua,dan juga dengan beragam kegiatan yang tentunya dalpat membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang menganggur,juga kepada pendekatan pendidikan kepadamereka yang tidak mampu dalam mengemban pendidikan,” Kata Sekertaris Komisi I yang membidangi Ham,Pemerintahan,Politik.
Dengan adanya kerja sama yang baik dari anatara pemerintah dan pemuda ,nantinya masyarakat tidak melihat dua institusi ini sebagai musuh melainkan sebagai teman bangsa yang sama-sama satu tujuan yaitu untuk membangun Negara Indonesia.
Apalagi para pemuda papua yang di anggap sebagai salah satu tonggak penerus bangsa maka dengan 70 tahunnya Indonesia merdeka pendekatan –pendekatan kepada masyarakat ini perlu di rubah.
“bukan dalam arti di rubah dengan mengirimkan uang sebanyak-banyaknya dari pusat sana melainkan,dengan cara bagaimana pemerintah dapat mengobati luka yang ada bertahun-tahun kepada masyarakat dengan banyaknya pelanggaran Ham yang terjadi di Papua,” ujarnya
Mari kita bersama-sama mengintrospeksi diri kita kembali baik itu dari aparat, pemerintah, serta para pemuda khususnya pemua-pemuda di papua. Janganlah berputus asa untuk berkarya terutama di tanah papua ini.
Mathea juga meminta kepada pak presiden Jokowi untuk lebih memperhatikan anak papua dalam mengenyam pendidikan,dan dapat memberikan kebebasan kepada mereka dalam berkarya seluas-luasnya di Negara ini.
“Jadi untuk konteks bebas bukan berarti mereka minta merdeka di atas tanah papua ini,namun lebih kepada mereka bisa di berikan kebebasan dalam berkarnya sehingga merekapun bisa di bimbing secara persuasive untuk mendapatkan wawsan kebangsaan bukan dengan cara kekerasan,” pungkasnya [BeritaLima]
Turut hadir dalam seminar tersebut Sekertaris Komisi I DPRP, Mathea Mameyao, sebagai anggota Komisi I DPRP beliau memberikan apresiasinya yang baik kepada penyelengaran dalam hal ini kepada TNI-AD.dengan topic ini di artikan bahwa kita memiliki waktu yang panjang untuk mengintrospeksi diri baik itu pemerintah Indonesia maupun pemerintah Papua.
Menurut Mathea dari seminar kebangsaan ini melihat betapa pentinganya peran pemuda Papua dalam memaknai hari kemerdekaanyang ke 70 tahun ,dengan banyaknya anak asli papua yang begitu terlantar dengan tidak adanya pekerjaan,baik yang sudah selesai mengemban S1 maupun yang memiliki kemampuan namun terkendala pada pembiayaan,membuat mereka menjadi bergejolak yang sering kali di antisipasi oleh pihak keamanan dengan tindak kekerasan.
“Bila di lihat dari pergolakan di papua yang notabenenya adalah pemuda papua kita tidak bisa secara langsung memberikan stigma kepada mereka dengan sebuah tindakan kekerasan, seharusnya kita bisa mengakaji kembali dari anak muda papua itu,dengan pendekatan– pendekatan secara persuasif,” ungkapnya .
Menurut Mathea, kita juga berbicara bagaimana kita bisa mempersiapkan pemuda-pemuda Papua untuk ke depannya bisa menjadi pemuda yang baerhasil,baik di tingkat Nasioanl maupun Go Internasional.
“Untuk itulah saya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua ingin mengusulkan kepada pemerintah terutama kepada mereka yang notabene sebgai alat Negara agar nantinya bisa melakukan pendekatan secara persuasive kepada para pemuda kita,dengan pendekatan secara kebudayaan papua,dan juga dengan beragam kegiatan yang tentunya dalpat membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang menganggur,juga kepada pendekatan pendidikan kepadamereka yang tidak mampu dalam mengemban pendidikan,” Kata Sekertaris Komisi I yang membidangi Ham,Pemerintahan,Politik.
Dengan adanya kerja sama yang baik dari anatara pemerintah dan pemuda ,nantinya masyarakat tidak melihat dua institusi ini sebagai musuh melainkan sebagai teman bangsa yang sama-sama satu tujuan yaitu untuk membangun Negara Indonesia.
Apalagi para pemuda papua yang di anggap sebagai salah satu tonggak penerus bangsa maka dengan 70 tahunnya Indonesia merdeka pendekatan –pendekatan kepada masyarakat ini perlu di rubah.
“bukan dalam arti di rubah dengan mengirimkan uang sebanyak-banyaknya dari pusat sana melainkan,dengan cara bagaimana pemerintah dapat mengobati luka yang ada bertahun-tahun kepada masyarakat dengan banyaknya pelanggaran Ham yang terjadi di Papua,” ujarnya
Mari kita bersama-sama mengintrospeksi diri kita kembali baik itu dari aparat, pemerintah, serta para pemuda khususnya pemua-pemuda di papua. Janganlah berputus asa untuk berkarya terutama di tanah papua ini.
Mathea juga meminta kepada pak presiden Jokowi untuk lebih memperhatikan anak papua dalam mengenyam pendidikan,dan dapat memberikan kebebasan kepada mereka dalam berkarya seluas-luasnya di Negara ini.
“Jadi untuk konteks bebas bukan berarti mereka minta merdeka di atas tanah papua ini,namun lebih kepada mereka bisa di berikan kebebasan dalam berkarnya sehingga merekapun bisa di bimbing secara persuasive untuk mendapatkan wawsan kebangsaan bukan dengan cara kekerasan,” pungkasnya [BeritaLima]