Tim Disaster and Victim Identification (DVI) Terkendala Meja Autopsi di RS Bhayangkara Jayapura
pada tanggal
Sunday, 23 August 2015
KOTA JAYAPURA - Kepala Pusat Dokter dan Kesehatan (Kapusdokes) Mabes Polri, Brigjen Arthur Tampi, mengaku tim Disaster and Victim Identification (DVI) Mabes Polri dan Polda Papua terkendala meja autopsi dalam melakukan proses identifikasi jenazah korban Trigana Air di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Jayapura.
“Di sini kami hanya punya tiga meja otopsi, sedangkan kami sudah targetkan dalam sehari jenazah yang kita identifikasi itu 10 korban. Karena terkendala meja otopsi, kami terpaksa menggelar meja otopsi tidak pada tempatnya,” terang Arthur, Kamis (20/8/2015).
Meski demikian, pihaknya akan mengupayaan proses identifikasi 10 jenazah korban dalam sehari. Ini dilakukan guna mempercepat kerja tim DVI agar jenazah para korban dapat dikembalikan ke pihak keluarga korban secepatnya.
"Besok pagi, yang akan kita umumkan adalah yang telah teridentifikasi. Jadi berapa yang sudah teridentifikasi itu yang langsung kita umumkan,” paparnya.
Dokter forensik yang diturunkan untuk melakukan indentifikasi jenazah korban Trigana Air sebanyak lima orang dokter, terdiri dari dua ahli DNA adn tiga dokter gigi forensik.
“Saya rasa, dengan jumlah dokter yang ada saat ini sudah cukup untuk mendukung dalam melakukan proses identifikasi dengan cepat. Tapi kembali lagi, proses identifikasi sangat tergantung pada kondisi yag ada. Kami tahu korban pada umumnya sudah tidak bisa dikenali lagi kan,” pungkasnya. [Okezone]
“Di sini kami hanya punya tiga meja otopsi, sedangkan kami sudah targetkan dalam sehari jenazah yang kita identifikasi itu 10 korban. Karena terkendala meja otopsi, kami terpaksa menggelar meja otopsi tidak pada tempatnya,” terang Arthur, Kamis (20/8/2015).
Meski demikian, pihaknya akan mengupayaan proses identifikasi 10 jenazah korban dalam sehari. Ini dilakukan guna mempercepat kerja tim DVI agar jenazah para korban dapat dikembalikan ke pihak keluarga korban secepatnya.
"Besok pagi, yang akan kita umumkan adalah yang telah teridentifikasi. Jadi berapa yang sudah teridentifikasi itu yang langsung kita umumkan,” paparnya.
Dokter forensik yang diturunkan untuk melakukan indentifikasi jenazah korban Trigana Air sebanyak lima orang dokter, terdiri dari dua ahli DNA adn tiga dokter gigi forensik.
“Saya rasa, dengan jumlah dokter yang ada saat ini sudah cukup untuk mendukung dalam melakukan proses identifikasi dengan cepat. Tapi kembali lagi, proses identifikasi sangat tergantung pada kondisi yag ada. Kami tahu korban pada umumnya sudah tidak bisa dikenali lagi kan,” pungkasnya. [Okezone]