Propam Polda Papua Telusuri Pelaku Penembakan pada Kericuhan di Karubaga
pada tanggal
Monday, 3 August 2015
JAKARTA - Mantan Kapolda Papua Irjen Yotje Mende memastikan bahwa penembak yang menewaskan seorang warga dan melukai belasan lainnya di dalam kericuhan di Karubaga, terus diusut.
Sebelum melepaskan jabatannya, Yotje telah memerintahkan personel Propam memeriksa sebanyak 30 personel Polri yang berada di lokasi kejadian. Propam menanyakan, siapa yang menembak ke arah warga.
"Selain itu senjata-senjata mereka kita periksa juga. Kita sudah kumpulkan senjata mereka semua," ujar Yotje di Mabes Polri, Jumat (31/7).
Seiring dengan intensifnya pemeriksaan para personel polisi, Propam mengirimkan senjata-senjata tersebut ke laboratorium uji balistik di Semarang, Jawa Tengah.
"Dengan uji balistik itu bisa ketahuan senjata siapa yang menembak," ujar Yotje.
Uji balistik yang dimaksud yakni mencocokkan antara guratan pada selongsong peluru, proyektil yang bersarang pada korban atau yang ditemukan di tempat kejadian perkara dengan moncong senjata. Dari kecocokan itu dapat diketahui pelaku penembakan.
Yotje tidak dapat mengetahui pasti kapan uji balistik tersebut rampung. Tapi, dia berharap hasilnya segera diketahui agar dapat segera diambil langkah selanjutnya. Kendati demikian, Yotje memastikan bahwa proses penembakan tersebut sesuai dengan prosedur. Personel Polisi di lapangan sudah melepaskan tembakan ke udara sebanyak tiga kali namun amuk massa belum juga mereda sehingga dilakukan tembakan ke tanah.
"Kejadian itu spontan. Begitu muncul gejolak, mereka melempar dan membakar kios, ya kita ambil tindakan. Ada tata caranya, inilah yang tetap kita proses," ujar Yotje.
Insiden di Kabupaten Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk Mushala Baitul Mustaqin. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, juga ada pertemuan pemuka gereja. Polri melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.
Lantaran tak ada yang menaatinya, polisi kemudian melepaskan tembakan ke tanah. Seorang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka dalam insiden itu. Penyidik Polda Papua telah menetapkan dua orang tersangka rusuh di Tolikara. Masing-masing berinisial HK dan JW. Mereka diduga kuat menyuruh dan melakukan penyerangan terhadap jamaah salat Id. [Kompas]
Sebelum melepaskan jabatannya, Yotje telah memerintahkan personel Propam memeriksa sebanyak 30 personel Polri yang berada di lokasi kejadian. Propam menanyakan, siapa yang menembak ke arah warga.
"Selain itu senjata-senjata mereka kita periksa juga. Kita sudah kumpulkan senjata mereka semua," ujar Yotje di Mabes Polri, Jumat (31/7).
Seiring dengan intensifnya pemeriksaan para personel polisi, Propam mengirimkan senjata-senjata tersebut ke laboratorium uji balistik di Semarang, Jawa Tengah.
"Dengan uji balistik itu bisa ketahuan senjata siapa yang menembak," ujar Yotje.
Uji balistik yang dimaksud yakni mencocokkan antara guratan pada selongsong peluru, proyektil yang bersarang pada korban atau yang ditemukan di tempat kejadian perkara dengan moncong senjata. Dari kecocokan itu dapat diketahui pelaku penembakan.
Yotje tidak dapat mengetahui pasti kapan uji balistik tersebut rampung. Tapi, dia berharap hasilnya segera diketahui agar dapat segera diambil langkah selanjutnya. Kendati demikian, Yotje memastikan bahwa proses penembakan tersebut sesuai dengan prosedur. Personel Polisi di lapangan sudah melepaskan tembakan ke udara sebanyak tiga kali namun amuk massa belum juga mereda sehingga dilakukan tembakan ke tanah.
"Kejadian itu spontan. Begitu muncul gejolak, mereka melempar dan membakar kios, ya kita ambil tindakan. Ada tata caranya, inilah yang tetap kita proses," ujar Yotje.
Insiden di Kabupaten Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk Mushala Baitul Mustaqin. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, juga ada pertemuan pemuka gereja. Polri melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.
Lantaran tak ada yang menaatinya, polisi kemudian melepaskan tembakan ke tanah. Seorang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka dalam insiden itu. Penyidik Polda Papua telah menetapkan dua orang tersangka rusuh di Tolikara. Masing-masing berinisial HK dan JW. Mereka diduga kuat menyuruh dan melakukan penyerangan terhadap jamaah salat Id. [Kompas]