Penyalahgunaan Lem Fox di Kalangan Pelajar Mimika Makin Meningkat
pada tanggal
Wednesday, 26 August 2015
Sayangnya, masyarakat terkesan membiarkan aksi menghisap lem fox dan aibon yang didominasi anak sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan anak-anak putus sekolah ini. Serta memilih untuk hanya mengharamkan ganja dan sabu-sabu.
“Hal ini sangat memprihatinkan,” ujar Yohanis Magal, warga Kelurahan Koperapoka kepada Salam Papua, Minggu (23/8).
Menurut dia, hal ini dapat menjadi ancaman kepada generasi muda yang seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar dan menuntaskan pendidikan mereka.
“Yang paling menakutkan kalau, masyarakat tutup mata dan membiarkan hal ini terus saja terjadi. Sebab anak-anak ini lebih banyak dicap sebagai anak yang tidak diurus keluarga dan dibiarkan begitu saja, terlantar di jalan dan emperan toko,” tutur dia.
Ia mengharapkan, pihak-pihak terkait dapat memperhatikan hal ini dengan meningkatkan ketegasan dan disiplin kepada siapa saja yang diduga menjadi penyedia barang candu
Menurut Sudirman, seorang pedagang di bilangan Yos Sudarso, mengakui selama dua bulan terakhir ini, lem fox yang menjadi barang dagangannya ini habis dalam beberapa waktu terakhir.
“Bisa dalam satu hari, enam kaleng lem fox bisa habis di beli. Saat saya tanya mereka mau dibuat apa, mereka menjawab untuk mengerjakan tugas sekolah,” klaim dia pada Senin (24/8).
Dirman mengakui, tidak menyangka jika benda tersebut disalahgunakan oleh para siswa sekolah ini.
“Yang saya tahu, mereka hanya membeli untuk tugas sekolah saja, sebab selain beli lem fox, mereka juga membeli kertas manila dan spidol,” tutur dia.
Dari pantauan, beberapa titik di sekitar Kota Timika seringkali dijadikan tempat menghisap kedua lem tersebut, diantaranya: Jalan Budi Utomo ujung, Pasar Mama-mama di SP1, Lorong Gaharu Nawaripi, Jalan Freeport Lama Gorong-gorong menuju Bendungan, Lorong-lorong di sekitar Jalan Pattimura dan Jalan CH Heatubun ujung. Sedangkan pada malam hari di emperan toko-toko di sekitar Kota Timika sering juga kedapatan anak-anak putus sekolah yang melakukan hal tersebut
“Biasanya kami menghisap lem fox secara bergantian, dan tempat paling baik itu di bangunan kosong yang jarang didatangi orang,” ujar Leksi, salah seorang anak yang kedapatan menghirup aroma lem tersebut.
Ia mengakui telah candu dengan lem yang mengandung Asam lisergat dietilamida (LSD) ini sejak menginjak SD pada tahun 2005. Ia juga mengklaim puluhan anak-anak sekolah baik SD maupun SMP juga menjadi pecandu zat ini.
“Teman-teman yang bolos sekolah, pasti datang ke sini untuk hirup lem fox yang sudah dibeli dari toko,” ujarnya sambil menujuk salah satu toko ATK di bilangan jalan Budi Utomo.
Leksi mengaku telah melarikan diri dari rumah, dan saat ini ia bekerja sebagai petugas parkir hanya untuk mendapat uang yang dipakai membeli lem ini.
“Tidak ada niat untuk sekolah lagi, tidak ada niat untuk kuliah. Saya tidak tahu lagi mau berbuat apa tanpa lem ini,” ujarnya. [SalamPapua]