Penderita HIV-AIDS di Mimika Capai 4300 Kasus
pada tanggal
Friday, 21 August 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Mimika, menyatakan angka komulatif penderita infeksi virus penyebaran kekebalan manusia (HIV) dan sindrom kerusakan kekebalan tubuh manusia (AIDS) di Kabupaten Mimika hingga Juni 2015 mencapai 4,371 kasus.
Sekretaris KPA Mimika , Reynold M Ubra M.Epid, mengatakan kasus HIV-AIDS di Mimika merupakan epidermi yang harus dicegah penyebarannya.
“Tingkat penemuan kasus dari tahun 1996 hingga Juni 2015 ini sudah semakin bertambah. Dan ini adalah ancaman untuk kita semua,” ujarnya melakukan pertemuan dengan redaksi surat kabar harian (SKH) Salam Papua di Jalan Elang no 72, Kelurahan Dingo Narama, Distrik Mimika Baru pada Jumat (14/8).
Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki penyebaran HIV-AIDS yang tertinggi di Provinsi Papua, semua pihak diharapkan dapat bersatu dalam memerangi semakin menyebarnya wabah ini. Apalagi dengan pengidap tertinggi adalah para wanita yang tidak secara aktif terlibat dalam kegiatan prostitusi.
"Ibu rumah tangga adalah kelompok paling banyak terinfeksi dibanding wanita penjaja seks (WPS). Semua orang dapat terkena virus ini mulai dari anak balita, pelajar, mahasiswa, PNS hingga anggota TNI dan Polri. HIV-AIDS tidak mengenal usia maupun golongan," ujar Reynold.
Ia mengatakan, melalui upaya yang terus-menerus dengan melibatkan semua komponen dan lini, penularan baru HIV di Mimika sudah bisa dikendalikan. Namun di sisi lain, katanya, yang menjadi masalah yaitu banyak penderita sudah memasuki stadium AIDS dengan totalnya adalah 1937 kasus atau 44 persen.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan semua pihak dapat saling menopang termasuk keluarga yang anggotanya merupakan Orang Dengan AIDS (ODHA) sehingga
“Kita semua harus bersama-sama sehingga serta tidak mengucilkan para penderita, sehingga stigma buruk tentang ODHA dapat berubah, dan kita dapat lebih menghargai hak hidup mereka,” tandasnya. [SalamPapua]
Sekretaris KPA Mimika , Reynold M Ubra M.Epid, mengatakan kasus HIV-AIDS di Mimika merupakan epidermi yang harus dicegah penyebarannya.
“Tingkat penemuan kasus dari tahun 1996 hingga Juni 2015 ini sudah semakin bertambah. Dan ini adalah ancaman untuk kita semua,” ujarnya melakukan pertemuan dengan redaksi surat kabar harian (SKH) Salam Papua di Jalan Elang no 72, Kelurahan Dingo Narama, Distrik Mimika Baru pada Jumat (14/8).
Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki penyebaran HIV-AIDS yang tertinggi di Provinsi Papua, semua pihak diharapkan dapat bersatu dalam memerangi semakin menyebarnya wabah ini. Apalagi dengan pengidap tertinggi adalah para wanita yang tidak secara aktif terlibat dalam kegiatan prostitusi.
"Ibu rumah tangga adalah kelompok paling banyak terinfeksi dibanding wanita penjaja seks (WPS). Semua orang dapat terkena virus ini mulai dari anak balita, pelajar, mahasiswa, PNS hingga anggota TNI dan Polri. HIV-AIDS tidak mengenal usia maupun golongan," ujar Reynold.
Ia mengatakan, melalui upaya yang terus-menerus dengan melibatkan semua komponen dan lini, penularan baru HIV di Mimika sudah bisa dikendalikan. Namun di sisi lain, katanya, yang menjadi masalah yaitu banyak penderita sudah memasuki stadium AIDS dengan totalnya adalah 1937 kasus atau 44 persen.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan semua pihak dapat saling menopang termasuk keluarga yang anggotanya merupakan Orang Dengan AIDS (ODHA) sehingga
“Kita semua harus bersama-sama sehingga serta tidak mengucilkan para penderita, sehingga stigma buruk tentang ODHA dapat berubah, dan kita dapat lebih menghargai hak hidup mereka,” tandasnya. [SalamPapua]