Pembangunan Rel Kereta Api Rute Sorong - Manokwari Akan Dimulai
pada tanggal
Sunday, 2 August 2015
JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyatakan pembangunan rel dan kereta api di Pulau Papua kemungkinan akan dimulai dari rute Sorong-Manokwari di Papua Barat.
Direktur Transportasi Kementerian PPN/Bappenas Bambang Prihartono di Jakarta, Jumat, mengatakan untuk rute lainnya, Kementerian Perhubungan masih melakukan studi kelayakan yang hasilnya akan menentukan wilayah-wilayah lain di Papua yang akan dilalui kereta barang dan penumpang itu.
"Kita harapkan FS (studi kelayakan) itu bisa selesai akhir tahun ini," ujar dia.
Proyek kereta barang dan penumpang di Papua ini, lanjut Bambang, ditujukan agar konektivitas antardaerah di Papua lebih memadai, sedangkan kereta barang akan mendukung rencana pembangunan kawasan industri di Papua.
"Nanti akan tergambarkan dari FS yang sedang dilakukan, potensi industrinya, selain potensi angkut penumpang. Itu akan menjadi acuan rute-rute yang dibangun nanti," kata dia.
Bambang mengatakan, persiapan pembangunan kereta Papua ini membutuhkan waktu yang lama.
Setelah studi kelayakan yang diperkirakan berbiaya Rp2-3 miliar, Kementerian Perhubungan juga akan merancang bangun (DED) dengan estimasi biaya Rp30 miliar.
Bambang menyatakan, pemerintah menargetkan dalam jangka waktu lima tahun hingga 2019, konstruksi fisik sudah dapat dimulai.
Kebutuhan total investasi proyek ini juga, ujar Bambang, akan diketahui setelah studi kelayakan oleh Kemenhub selesai, sedangkan proyek ini akan dikerjakan langsung oleh pemerintah dari anggaran pemerintah.
Kereta barang dan penumpang Papua adalah salah satu proyek infrastruktur prioritas pemerintah yang berencana memfasilitasi pulau-pulau besar di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dengan jaringan kereta.
Direktorat Jenderal Perkeretapian Kemenhub sebelumnya menaksir anggaran untuk pembangunan proyek kereta di luar Jawa hingga 2019 sebesar Rp234 triliun. [Antara]
Direktur Transportasi Kementerian PPN/Bappenas Bambang Prihartono di Jakarta, Jumat, mengatakan untuk rute lainnya, Kementerian Perhubungan masih melakukan studi kelayakan yang hasilnya akan menentukan wilayah-wilayah lain di Papua yang akan dilalui kereta barang dan penumpang itu.
"Kita harapkan FS (studi kelayakan) itu bisa selesai akhir tahun ini," ujar dia.
Proyek kereta barang dan penumpang di Papua ini, lanjut Bambang, ditujukan agar konektivitas antardaerah di Papua lebih memadai, sedangkan kereta barang akan mendukung rencana pembangunan kawasan industri di Papua.
"Nanti akan tergambarkan dari FS yang sedang dilakukan, potensi industrinya, selain potensi angkut penumpang. Itu akan menjadi acuan rute-rute yang dibangun nanti," kata dia.
Bambang mengatakan, persiapan pembangunan kereta Papua ini membutuhkan waktu yang lama.
Setelah studi kelayakan yang diperkirakan berbiaya Rp2-3 miliar, Kementerian Perhubungan juga akan merancang bangun (DED) dengan estimasi biaya Rp30 miliar.
Bambang menyatakan, pemerintah menargetkan dalam jangka waktu lima tahun hingga 2019, konstruksi fisik sudah dapat dimulai.
Kebutuhan total investasi proyek ini juga, ujar Bambang, akan diketahui setelah studi kelayakan oleh Kemenhub selesai, sedangkan proyek ini akan dikerjakan langsung oleh pemerintah dari anggaran pemerintah.
Kereta barang dan penumpang Papua adalah salah satu proyek infrastruktur prioritas pemerintah yang berencana memfasilitasi pulau-pulau besar di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dengan jaringan kereta.
Direktorat Jenderal Perkeretapian Kemenhub sebelumnya menaksir anggaran untuk pembangunan proyek kereta di luar Jawa hingga 2019 sebesar Rp234 triliun. [Antara]