Pasca Bentrok SMA 1 dan SMA Yapis, Kondisi Wamena Kondusif
pada tanggal
Tuesday, 11 August 2015
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Pasca bentrokan antara siswa dua sekolah menegah atas (SMA) di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya aparat langsung melakukan pengamanan.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Patridge Renwarin menyatakan, Polres Jayawijaya sudah mengendalikan situasi di Kota Wamena. Sementara pelaksanaan karnaval 17 Agustus terpaksa ditunda akibat peristiwa ini.
Sebelumnya sebuah kericuhan terjadi antar siswa SMA Negeri 1 Wamena dan SMK Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Wamena yang saling ejek karena cemburu melihat ada rekan siswa SMA 1 yang berpacaran dengan pelajar dari SMA Yapis.
Saling ejek yang berujung pemukulan ini terjadi di sela persiapan jelang karnaval pembangunan yang dilaksanakan tiap jelang 17 Agustus di wilayah tersebut.
Akibatnya, sejumlah guru dan siswa terluka karena terkena panah, terkena tikaman senjata tajam maupun lemparan batu.
Keterangan yang diperoleh menyebutkan, bentrokan berawal ketika Wawan, siswa SMA Negeri 1 Wamena, mengambil gambar peserta karnaval di halaman Gedung Serbaguna Yapis, Senin (10/8) sekitar pukul 10.40 WIT. Tiba-tiba dia dipukul seorang siswa SMA Yapis.
Wawan kemudian memberitahukan peristiwa itu kepada teman-temannya. Kemudian mereka mendatangi rombongan karnaval dari SMA Yapis dan terjadilah tawuran. Peserta karnaval pun lari berhamburan karena bentrokan ini.
Patridge menyatakan, sejauh ini ada tujuh orang yang dilarikan ke rumah sakit.
"Sebanyak tujuh orang dilarikan ke RS Wamena akibat luka. Dua kena panah, satu orang kena pisau, dan empat orang luka kena lemparan," kata Patridge.
Seorang di antara korban kondisinya dinyatakan tergolong kritis. Nelson Tabuni, pelajar SMU 1 Wamena, mengalami luka di bagian dada akibat terkena panah. Sekitar pukul 15.00 WIT korban dirujuk ke RS Dok 2 Jayapura dengan pesawat Carter MAF untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. [Antara/Papuanesia]
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Patridge Renwarin menyatakan, Polres Jayawijaya sudah mengendalikan situasi di Kota Wamena. Sementara pelaksanaan karnaval 17 Agustus terpaksa ditunda akibat peristiwa ini.
Sebelumnya sebuah kericuhan terjadi antar siswa SMA Negeri 1 Wamena dan SMK Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Wamena yang saling ejek karena cemburu melihat ada rekan siswa SMA 1 yang berpacaran dengan pelajar dari SMA Yapis.
Saling ejek yang berujung pemukulan ini terjadi di sela persiapan jelang karnaval pembangunan yang dilaksanakan tiap jelang 17 Agustus di wilayah tersebut.
Akibatnya, sejumlah guru dan siswa terluka karena terkena panah, terkena tikaman senjata tajam maupun lemparan batu.
Keterangan yang diperoleh menyebutkan, bentrokan berawal ketika Wawan, siswa SMA Negeri 1 Wamena, mengambil gambar peserta karnaval di halaman Gedung Serbaguna Yapis, Senin (10/8) sekitar pukul 10.40 WIT. Tiba-tiba dia dipukul seorang siswa SMA Yapis.
Wawan kemudian memberitahukan peristiwa itu kepada teman-temannya. Kemudian mereka mendatangi rombongan karnaval dari SMA Yapis dan terjadilah tawuran. Peserta karnaval pun lari berhamburan karena bentrokan ini.
Patridge menyatakan, sejauh ini ada tujuh orang yang dilarikan ke rumah sakit.
"Sebanyak tujuh orang dilarikan ke RS Wamena akibat luka. Dua kena panah, satu orang kena pisau, dan empat orang luka kena lemparan," kata Patridge.
Seorang di antara korban kondisinya dinyatakan tergolong kritis. Nelson Tabuni, pelajar SMU 1 Wamena, mengalami luka di bagian dada akibat terkena panah. Sekitar pukul 15.00 WIT korban dirujuk ke RS Dok 2 Jayapura dengan pesawat Carter MAF untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. [Antara/Papuanesia]