Operasi Penyelamatan Trigana Air di Pegunungan Bintang Hampir Tuntas
pada tanggal
Sunday, 23 August 2015
SENTANI (KOTA JAYAPURA) – Kepala Basarnas Marsda TNI Bambang Soelistyo mengatakan,hingga sore hari (19/8) sejak dirinya berangkat bersama 4 jenazah Trigana Air, sudah ada 10 jenazah yang sudah tiba di oksibil. Rabu (19/08)
“Sampai saya meninggalkan Oksibil tadi, sudah ada 30 jenazah yang sudah liaveng atau meninggalkan sasaran ke titik aju melalu jalan darat, karena cuaca disana tidak memungkinkan untuk menggunakan pesawat, dan untuk di Oksibil sudah ada 10 jenazah dan terus berlangsung,” ungkap Soelistyo
Lanjut Soelistyo, operasi Tim Basarnas sudah hampir rampung. Operasi penemuan dan evakuasi yang dilakukan Basarnas beserta unsur TNI, Polri, Pemerintah Daerah dan masyarakat ini hanya memerlukan waktu kurang dari satu Minggu, dengan penemuan target operasi hanya selang satu hari pasca kejadian naas Trigana Air ATR 42, tepatnya pada Senin (18/8) lalu. Ini merupakan operasi tercepat sepanjang Tim Basarnas melakukan evakuasi.
Di penghujung operasi, dirinya berharap proses evakuasi yangvtidak bisa menggunakan helikopter dari sasaran menuju Bandara Oksibil ini akibat cuaca yang urung membaik, membuat tim bekerja keras demi kemanusiaan dengan hanya mengandalkan jalan darat. Dengan menggunakan sistem estafet untuk tiap jenazah di bawa oleh 15 orang rescuer menuju titik Aju.
“Kita sudah sampai di penghujung operasi, semoga kita bisa melaksanakan dan menuntaskannya sesuai dengan mekanisme yang ada, untuk memenuhi harapan para keluarga korban,” katanya.
Selanjutnya, kata Soelistyo, setelah evakuasi di rampungkan, tugas selanjutnya adalah tugas dari Polri dan Pihak Maskapai Trigana Air, yang mana untuk proses Identivikasi akan dilakukan pihak Polri dan penyelesaian perawatan jenazah maupun keluarga korban oleh pihak Trigana Air.
Dirinya sebagai koordinator jalannya operasi Rescuer, mengapresiasi kinerja tim Basarnas. Dikatakan, sangat nampak kekompakan dan kerjasama yang baik dengan dukungan manajemen operasional yang efektif proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan baik.
“Yang nampak pada kali ini Kerjasama yang sangat solid, didukung dengan manajemen operasional yang sangat efektif, oleh karena itu, kedepan ini kita lanjutkan short rescue, kita tinggal lakukan evaluasi, kita tidak perlu tanyakan lewat darat atau udara tinggal kita evakuasi sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan,” pungkasnya.
“Saya mohon ini menjadi contoh pelajaran bagi kita semua, bukan hanya Basarnas, TNIi dan Polri dan Pemda, namun kepada masyarakat semuanya juga penting, kerjasama kerelaan untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan itu penting, mungkn tidak dalam kontek seperti ini, namun dalam upaya dalam mencai solusi dalam segala permasalahan dalam masyarakat kita,” tutupnya. [BeritaLima]
“Sampai saya meninggalkan Oksibil tadi, sudah ada 30 jenazah yang sudah liaveng atau meninggalkan sasaran ke titik aju melalu jalan darat, karena cuaca disana tidak memungkinkan untuk menggunakan pesawat, dan untuk di Oksibil sudah ada 10 jenazah dan terus berlangsung,” ungkap Soelistyo
Lanjut Soelistyo, operasi Tim Basarnas sudah hampir rampung. Operasi penemuan dan evakuasi yang dilakukan Basarnas beserta unsur TNI, Polri, Pemerintah Daerah dan masyarakat ini hanya memerlukan waktu kurang dari satu Minggu, dengan penemuan target operasi hanya selang satu hari pasca kejadian naas Trigana Air ATR 42, tepatnya pada Senin (18/8) lalu. Ini merupakan operasi tercepat sepanjang Tim Basarnas melakukan evakuasi.
Di penghujung operasi, dirinya berharap proses evakuasi yangvtidak bisa menggunakan helikopter dari sasaran menuju Bandara Oksibil ini akibat cuaca yang urung membaik, membuat tim bekerja keras demi kemanusiaan dengan hanya mengandalkan jalan darat. Dengan menggunakan sistem estafet untuk tiap jenazah di bawa oleh 15 orang rescuer menuju titik Aju.
“Kita sudah sampai di penghujung operasi, semoga kita bisa melaksanakan dan menuntaskannya sesuai dengan mekanisme yang ada, untuk memenuhi harapan para keluarga korban,” katanya.
Selanjutnya, kata Soelistyo, setelah evakuasi di rampungkan, tugas selanjutnya adalah tugas dari Polri dan Pihak Maskapai Trigana Air, yang mana untuk proses Identivikasi akan dilakukan pihak Polri dan penyelesaian perawatan jenazah maupun keluarga korban oleh pihak Trigana Air.
Dirinya sebagai koordinator jalannya operasi Rescuer, mengapresiasi kinerja tim Basarnas. Dikatakan, sangat nampak kekompakan dan kerjasama yang baik dengan dukungan manajemen operasional yang efektif proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan baik.
“Yang nampak pada kali ini Kerjasama yang sangat solid, didukung dengan manajemen operasional yang sangat efektif, oleh karena itu, kedepan ini kita lanjutkan short rescue, kita tinggal lakukan evaluasi, kita tidak perlu tanyakan lewat darat atau udara tinggal kita evakuasi sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan,” pungkasnya.
“Saya mohon ini menjadi contoh pelajaran bagi kita semua, bukan hanya Basarnas, TNIi dan Polri dan Pemda, namun kepada masyarakat semuanya juga penting, kerjasama kerelaan untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan itu penting, mungkn tidak dalam kontek seperti ini, namun dalam upaya dalam mencai solusi dalam segala permasalahan dalam masyarakat kita,” tutupnya. [BeritaLima]