Media Massa Berperan Besar Informasikan HIV-AIDS
pada tanggal
Friday, 21 August 2015
TIMIKA (MIMIKA) – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Mimika menilai peran media massa di Kabupaten Mimika sangat besar dalam mengurangi virus penyebaran kekebalan manusia (HIV) dan sindrom kerusakan kekebalan tubuh manusia (AIDS) yang kian hari semakin mengancam.
“Kami berharap media menjadi sarana strategis untuk kembali mengingatkan bahaya ini,” ujar Sekretaris KPA Mimika, Reynold M Ubra M.Epid ketika melakukan pertemuan dengan redaksi surat kabar harian (SKH) Salam Papua di Jalan Elang no 72, Kelurahan Dingo Narama, Distrik Mimika Baru pada Jumat (14/8).
Menurut dia hal ini merupakan tugas besar yang harus diemban semua pihak termasuk Salam Papua dan media massa lainnya di Mimika yang berperan penting dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, lembaga dan juga pemerintah.
“Inilah harapan kami kepada rekan-rekan media, sehingga dapat mengkampanyekan dan menyuarakan bagaimana masyarakat bisa mengambil peran dalam menjelaskan bahwa orang-orang yang terkena HIV-AIDS dapat tinggal di dalam rumah dengan keluarganya,” jelas dia.
Reynold menyatakan meski tingkat epidemi HIV di Kabupaten Mimika sangat tinggi, namun tingkat pengetahuan masyarakat terkait informasi tentang virus dan sindromnya ini masih sangat kurang. Ini merupakan peran dari media untuk menyebarkan informasi tersebut.
“Sekaligus upaya untuk meluruskan bahwa HIV bukan merupakan penyakit melainkan virus yang menjadi cikal bakal seseorang terkena AIDS,” ungkap dia didampingi oleh staff Kelompok Kerja (Pokja) Media KPA, diantaranya Reynold, Eveerth Joumilena, Restu Andry dan Burman.
Sembari menuturkan tentang rawannya peran jurnalis dalam melaksanakan tugasnya. Sebab secara langsung wartawan dapat terpapar HIV secara langsung dari pihak-pihak yang menjadi sumber berita.
“Banyak dari teman-teman jurnalis yang meliput kejadian seperti tabrakan atau kecelakaan, sering sekali ada yang ingin turun tangan. Tapi, saya mohon sekali, jangan melakukan itu tanpa ada pelindung tangan. Sebab di daerah epidemi seperti di Timika ini kita memiliki resiko tinggi untuk terkena HIV, apalagi jika kita memiliki luka. Sehingga pastikan semua alat-alat yang kita pergunakan steril dan tidak beresiko,” jelas dia.
Banyak sekali ancaman kesehatan di Mimika, seperti malaria, hepatitis, sipilis, HIV, TBC dan beberapa penyakit lainnya. Sayangnya ancaman ini tidak dibarengi dengan pemerataan jumlah layanan kesehatan di wilayah tersebut, termasuk perihal taraf kesehatan masyarakat yang dinilai masih belum banyak berubah.
“AIDS cukup mengganggu kehidupan bermasyarakat kita sebab meski dana bantuan dari pemerintah dikucurkan. Tidak akan bisa meningkatkan taraf hidup manusia di Papua jika para perempuan dan laki-lakinya terinfeksi HIV dan penyakit kelamin lainnya. Sedangkan untuk penanganan darah-darah para donor yang ada di rumah-rumah sakit saja, lebih banyak didatangkan dari luar daerah, bukan dari hasil donor darah yang selama ini dilakukan. Hal-hal ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah-red) kita semua.”
Kasus ibu hamil yang terinfeksi HIV dan kasus AIDS di Kabupaten Mimika, menurut Sekretaris KPA, semakin meningkat dengan persentasi HIV melebihi 20 persen dan AIDS-nya mencapai 6 persen. Hal ini menjadi salah satu indikasi betapa rawannya perkembangan HIV-AIDS di Mimika.
“Kita harus cegah hal ini, termasuk dengan mengajak anak-anak dan generasi muda kita agar semakin kuat dalam menghadapi ancaman ini. Bagaimana bapak-bapak kuat untuk menjadi pemimpin keluarga sehingga dapat mendidik anak-anak dan istrinya. Sebab ibu rumah tangga memiliki resiko 15 persen terkena HIV daripada pekerja seks komersial,” ujar dia.
Direktur Salam Papua, Yohanis Nussy, mengapresiasi kehadiran KPA yang mencoba mengingatkan kembali peran media massa dalam pencegahan wabah ini sehingga
“Hal ini adalah sesuatu yang sederhana namun penting untuk diketahui. Kita sebenarnya memiliki peran besar dalam merubah stigma HIV-AIDS dan menciptakan stigma baru yakni menjadikan orang-orang yang terkena HIV-AIDS sebagai bagian dari komunitas dan masyarakat serta memiliki hak yang sama dengan orang lainnya,” jelasnya.
Kita akan memiliki tanggung jawab moral dalam menyebarkan informasi yang benar tentang virus penyerang kekebalan tubuh ini dan dampak yang dibawanya.
“Kami berharap sosialisasi seperti ini dapat sering dilakukan KPAD kepada media, sehingga teman-teman wartawan dapat memiliki peran lain, selain mencari berita mereka juga berperan untuk memberikan penjelasan terkait HIV maupun AIDS. Serta juga dapat berhati-hati dalam menulis tentang hal ini, sehingga informasi yang benar tentang HIV dan AIDS dapat diketahui dengan benar dan jelas,” ajak dia.
Pertemuan antara Pokja Media KPA dan SKH Salam Papua ini yang disambut hangat dan bersahabat oleh Direktur, Yohanis S. Nussy bersama tim redaksi, layout, percetakan, keuangan dan sirkulasi Salam Papua.
Kegiatan ini juga dibarengi dengan sosialisasi tentang pencegahan penularan HIV-AIDS serta tanya jawab yang berlangsung selama empat jam. Pokja Media sendiri merupakan perwakilan dari gabungan media massa dan komunikasi di Kabupaten Mimika, diantaranya dari Humas Pemda Mimika, Salam Papua, Radar Timika, Harian Papua, Timika Ekspress dan Radio Publik Mimika.
Sebelumnya pada Rabu (19/8) Pokja Media melakukan kunjungan ke Radio Publik Mimika dan Radar Timika. Sedangkan pada Kamis (20/8) kunjungan dilaksanakan di Harian Papua dan Salam Papua. Sedangkan pada Jumat (21/8) kunjungan akan diakhiri di Timika Express. [SalamPapua]
“Kami berharap media menjadi sarana strategis untuk kembali mengingatkan bahaya ini,” ujar Sekretaris KPA Mimika, Reynold M Ubra M.Epid ketika melakukan pertemuan dengan redaksi surat kabar harian (SKH) Salam Papua di Jalan Elang no 72, Kelurahan Dingo Narama, Distrik Mimika Baru pada Jumat (14/8).
Menurut dia hal ini merupakan tugas besar yang harus diemban semua pihak termasuk Salam Papua dan media massa lainnya di Mimika yang berperan penting dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, lembaga dan juga pemerintah.
“Inilah harapan kami kepada rekan-rekan media, sehingga dapat mengkampanyekan dan menyuarakan bagaimana masyarakat bisa mengambil peran dalam menjelaskan bahwa orang-orang yang terkena HIV-AIDS dapat tinggal di dalam rumah dengan keluarganya,” jelas dia.
Reynold menyatakan meski tingkat epidemi HIV di Kabupaten Mimika sangat tinggi, namun tingkat pengetahuan masyarakat terkait informasi tentang virus dan sindromnya ini masih sangat kurang. Ini merupakan peran dari media untuk menyebarkan informasi tersebut.
“Sekaligus upaya untuk meluruskan bahwa HIV bukan merupakan penyakit melainkan virus yang menjadi cikal bakal seseorang terkena AIDS,” ungkap dia didampingi oleh staff Kelompok Kerja (Pokja) Media KPA, diantaranya Reynold, Eveerth Joumilena, Restu Andry dan Burman.
Sembari menuturkan tentang rawannya peran jurnalis dalam melaksanakan tugasnya. Sebab secara langsung wartawan dapat terpapar HIV secara langsung dari pihak-pihak yang menjadi sumber berita.
“Banyak dari teman-teman jurnalis yang meliput kejadian seperti tabrakan atau kecelakaan, sering sekali ada yang ingin turun tangan. Tapi, saya mohon sekali, jangan melakukan itu tanpa ada pelindung tangan. Sebab di daerah epidemi seperti di Timika ini kita memiliki resiko tinggi untuk terkena HIV, apalagi jika kita memiliki luka. Sehingga pastikan semua alat-alat yang kita pergunakan steril dan tidak beresiko,” jelas dia.
Banyak sekali ancaman kesehatan di Mimika, seperti malaria, hepatitis, sipilis, HIV, TBC dan beberapa penyakit lainnya. Sayangnya ancaman ini tidak dibarengi dengan pemerataan jumlah layanan kesehatan di wilayah tersebut, termasuk perihal taraf kesehatan masyarakat yang dinilai masih belum banyak berubah.
“AIDS cukup mengganggu kehidupan bermasyarakat kita sebab meski dana bantuan dari pemerintah dikucurkan. Tidak akan bisa meningkatkan taraf hidup manusia di Papua jika para perempuan dan laki-lakinya terinfeksi HIV dan penyakit kelamin lainnya. Sedangkan untuk penanganan darah-darah para donor yang ada di rumah-rumah sakit saja, lebih banyak didatangkan dari luar daerah, bukan dari hasil donor darah yang selama ini dilakukan. Hal-hal ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah-red) kita semua.”
Kasus ibu hamil yang terinfeksi HIV dan kasus AIDS di Kabupaten Mimika, menurut Sekretaris KPA, semakin meningkat dengan persentasi HIV melebihi 20 persen dan AIDS-nya mencapai 6 persen. Hal ini menjadi salah satu indikasi betapa rawannya perkembangan HIV-AIDS di Mimika.
“Kita harus cegah hal ini, termasuk dengan mengajak anak-anak dan generasi muda kita agar semakin kuat dalam menghadapi ancaman ini. Bagaimana bapak-bapak kuat untuk menjadi pemimpin keluarga sehingga dapat mendidik anak-anak dan istrinya. Sebab ibu rumah tangga memiliki resiko 15 persen terkena HIV daripada pekerja seks komersial,” ujar dia.
Direktur Salam Papua, Yohanis Nussy, mengapresiasi kehadiran KPA yang mencoba mengingatkan kembali peran media massa dalam pencegahan wabah ini sehingga
“Hal ini adalah sesuatu yang sederhana namun penting untuk diketahui. Kita sebenarnya memiliki peran besar dalam merubah stigma HIV-AIDS dan menciptakan stigma baru yakni menjadikan orang-orang yang terkena HIV-AIDS sebagai bagian dari komunitas dan masyarakat serta memiliki hak yang sama dengan orang lainnya,” jelasnya.
Kita akan memiliki tanggung jawab moral dalam menyebarkan informasi yang benar tentang virus penyerang kekebalan tubuh ini dan dampak yang dibawanya.
“Kami berharap sosialisasi seperti ini dapat sering dilakukan KPAD kepada media, sehingga teman-teman wartawan dapat memiliki peran lain, selain mencari berita mereka juga berperan untuk memberikan penjelasan terkait HIV maupun AIDS. Serta juga dapat berhati-hati dalam menulis tentang hal ini, sehingga informasi yang benar tentang HIV dan AIDS dapat diketahui dengan benar dan jelas,” ajak dia.
Pertemuan antara Pokja Media KPA dan SKH Salam Papua ini yang disambut hangat dan bersahabat oleh Direktur, Yohanis S. Nussy bersama tim redaksi, layout, percetakan, keuangan dan sirkulasi Salam Papua.
Kegiatan ini juga dibarengi dengan sosialisasi tentang pencegahan penularan HIV-AIDS serta tanya jawab yang berlangsung selama empat jam. Pokja Media sendiri merupakan perwakilan dari gabungan media massa dan komunikasi di Kabupaten Mimika, diantaranya dari Humas Pemda Mimika, Salam Papua, Radar Timika, Harian Papua, Timika Ekspress dan Radio Publik Mimika.
Sebelumnya pada Rabu (19/8) Pokja Media melakukan kunjungan ke Radio Publik Mimika dan Radar Timika. Sedangkan pada Kamis (20/8) kunjungan dilaksanakan di Harian Papua dan Salam Papua. Sedangkan pada Jumat (21/8) kunjungan akan diakhiri di Timika Express. [SalamPapua]