Masyarakat Kecewa dengan Festival Teluk Humboldt ke VII
pada tanggal
Friday, 7 August 2015
KOTA JAYAPURA - Festival Budaya Teluk Humboldt dengan tema Pesona Port Numbay dinilai masyarakat jauh dari harapan kemajuan, pasalnya Festival yang menampilkan keragaman budaya yang ada di 14 kampung dan 12 ke ondo afian ini tidak menarik perhatian pengunjung masyarakat.
Jackson, salah satu pengunjung Festival Teluk Humbold mengaku, festival budaya Teluk Humbold ini tak seperti tahun lalu. Dirinya berpendapat, begitu banyak budaya yang ada di teluk ini, sayang sekali tidak ditonjolkan.
“Festival tahun 2014 lalu sangat bernuansa budaya dan banyak pengunjung, tahun ini saya melihat seperti bukan festival, tetapi seperti perayaan HUT Kemerdekaan RI tingkat kelurahan,” keluh Jackson di Jayapura, Rabu (5/8).
Hal yang sama juga diutarakan, Selfiana salah satu warga Kota Jayapura. Dirinya datang ingin melihat tarian-tarian pesisir yang tiap tahunnya ada, tapi yang ditampilkan hari ini sangat sedikit. Padahal, menurutnya tahun lalu, dihari pertama lumayan banyak.
“Memang sih banyak yang ditampilkan melalui kerajinan-kerajinan pesisir Port Numbay melalui UKM. Cuma yang paling menonjol disini pedagang kaki lima diluar dari stand yang telah disiapkan panitia,” kata Selfi sapaan akrabnya.
Hal berbeda disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Papua, Ely Loupatty. Dirinya memuji penyelenggaraan festival tersebut yang dianggapnya sudah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Saya lihat mulai penataan panggung dan seni sudah lebih bagus dan mudah-mudahan didukung oleh hal-hal tertentu ekonomi kreatif dari masyarakat kampung,” dikatakan Loupatty.
Dirinya meminta, kedepan agar penyelenggara dapat terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
“Mudah-mudahan di pelaksanaan yang ke delapan merupakan pembaharuan dari pelaksanaan Festival teluk Humbold, dengan adanya pembaharuan pelaksanaan festival ini bisa lebih lengkap,” ujarnya.
Dia juga meminta agar pelaksanaan Festival Teluk Humbold dapat lebih berpihak kepada adat sebagai bagian penting dari kegiatan tersebut.
“Saya mau mengusulkan kepada Pemerintah Kota Jayapura, yang pertama tiang lampu ini harus disingkirkan dan 12 ke ondo afian harus lahir, enam di kiri dan enam di kanan,” kata Loupatty.
Dirinya yang juga mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menuturkan keberadaan adat ditengah proses pembangunan yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah.
“Keterkaitan dengan 12 ke ondo foloan, saya rasa penting sebagai jati diri orang-orang yang ada di teluk ini,” ujarnya.
Festival Teluk Humbold yang digelar tiap awal Agustus oleh Pemerintah Kota Jayapura di bibir pantai wisata Hamadi, merupakan salah satu agenda pariwisata unggulan Papua. Dari pantauan Cendana News terdapat sekitar 30 stand yang ada di dalam kegiatan budaya tersebut, sebagian besar menonjolkan stand Usaha Kecil Menengah (UKM).
Kegaiatan budaya yang berlangsung selama 3 hari, sejak hari ini, Rabu (5/8) hingga 7 Agustus mendatang akan menampilkan tarian-tarian adat, kuliner khas Port Numbay, Suling Tambur, Tarian Lemon Nipis, lomba mengayam rambut, lomba menyusun pinang dan perlombaan-perlombaan lainnya. [Cendananews]
Jackson, salah satu pengunjung Festival Teluk Humbold mengaku, festival budaya Teluk Humbold ini tak seperti tahun lalu. Dirinya berpendapat, begitu banyak budaya yang ada di teluk ini, sayang sekali tidak ditonjolkan.
“Festival tahun 2014 lalu sangat bernuansa budaya dan banyak pengunjung, tahun ini saya melihat seperti bukan festival, tetapi seperti perayaan HUT Kemerdekaan RI tingkat kelurahan,” keluh Jackson di Jayapura, Rabu (5/8).
Hal yang sama juga diutarakan, Selfiana salah satu warga Kota Jayapura. Dirinya datang ingin melihat tarian-tarian pesisir yang tiap tahunnya ada, tapi yang ditampilkan hari ini sangat sedikit. Padahal, menurutnya tahun lalu, dihari pertama lumayan banyak.
“Memang sih banyak yang ditampilkan melalui kerajinan-kerajinan pesisir Port Numbay melalui UKM. Cuma yang paling menonjol disini pedagang kaki lima diluar dari stand yang telah disiapkan panitia,” kata Selfi sapaan akrabnya.
Hal berbeda disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Papua, Ely Loupatty. Dirinya memuji penyelenggaraan festival tersebut yang dianggapnya sudah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Saya lihat mulai penataan panggung dan seni sudah lebih bagus dan mudah-mudahan didukung oleh hal-hal tertentu ekonomi kreatif dari masyarakat kampung,” dikatakan Loupatty.
Dirinya meminta, kedepan agar penyelenggara dapat terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
“Mudah-mudahan di pelaksanaan yang ke delapan merupakan pembaharuan dari pelaksanaan Festival teluk Humbold, dengan adanya pembaharuan pelaksanaan festival ini bisa lebih lengkap,” ujarnya.
Dia juga meminta agar pelaksanaan Festival Teluk Humbold dapat lebih berpihak kepada adat sebagai bagian penting dari kegiatan tersebut.
“Saya mau mengusulkan kepada Pemerintah Kota Jayapura, yang pertama tiang lampu ini harus disingkirkan dan 12 ke ondo afian harus lahir, enam di kiri dan enam di kanan,” kata Loupatty.
Dirinya yang juga mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menuturkan keberadaan adat ditengah proses pembangunan yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah.
“Keterkaitan dengan 12 ke ondo foloan, saya rasa penting sebagai jati diri orang-orang yang ada di teluk ini,” ujarnya.
Festival Teluk Humbold yang digelar tiap awal Agustus oleh Pemerintah Kota Jayapura di bibir pantai wisata Hamadi, merupakan salah satu agenda pariwisata unggulan Papua. Dari pantauan Cendana News terdapat sekitar 30 stand yang ada di dalam kegiatan budaya tersebut, sebagian besar menonjolkan stand Usaha Kecil Menengah (UKM).
Kegaiatan budaya yang berlangsung selama 3 hari, sejak hari ini, Rabu (5/8) hingga 7 Agustus mendatang akan menampilkan tarian-tarian adat, kuliner khas Port Numbay, Suling Tambur, Tarian Lemon Nipis, lomba mengayam rambut, lomba menyusun pinang dan perlombaan-perlombaan lainnya. [Cendananews]