Luhut Binsar Pandjaitan Nilai Infrastruktur Jalan di Papua Semakin Bertambah
pada tanggal
Thursday, 6 August 2015
KOTA JAYAPURA - Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan megatakan infrastruktur jalan di pedalaman Papua terus dibangun oleh dinas terkait untuk menembus keterisolasian yang terjadi.
"Kemarin saat saya kunjungi Tolikara itu, pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan oleh pemerintah terus berjalan, sehingga isolasi puncak ini bisa terselesaikan," kata Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan saat berada di Kota Jayapura, Rabu.
Ia mencontohkan seperti pembangunan infrastruktur jalan dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke Agats, Kabupaten Asmat ke arah selatan Merauke, hanya menyisahkan 30 Km.
"Karena nanti dari Wamena akan ada jalan ke Agats, tinggal 30 Km dan saya kira dalam waktu tidak terlalu lama akan terselesaikan," katanya.
"Dan dari Wamena ke daerah-daerah lainya juga akan segera terbuka dan terkoneksi. Saya lihat dari atas (pesawat,red) ada 192 Km pembangunan infrastruktur jalan itu sedang dikerjakan," lanjutnya.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 2000-2001 era Presiden Gus Dur itu berharap pembangunan jalan tersebut bisa segera selesai sehingga bisa menghubungkan sejumlah daerah di pegunungan tengah Papua.
"Saya berharap itu semua akan selesai dari PU dan laporanya pada 2018. Nah, kalau itu terkoneksi, berarti akan menyelesaikan suatu masalah keterisolasian. Sehingga pembangunan itu bisa bagus dan terlebih dari itu pembangunan pendidikan," harapnya.
Persoalan lain yang juga ikut mengemuka, ungkap luhut, saat ia bertemu dengan para tokoh agama di kantor Sinode GKI di Tanah Papua di Kota Jayapura pada Rabu pagi adalah persoalan pendidikan terutama penyebaran guru yang kurang.
"Dan tadi pihak Gereja juga sepakat, bahwa mau pendeta-pendeta di training untuk jadi guru, sehingga dengan demikian nanti guru-guru ini bisa megajar dan tinggal. Tidak seperti sekarang di mana guru-guru itu tinggal di sana, terus tidak terlalu lama lalu keluar," katanya.
Padahal, kata dia, saat melakukan kunjungan di Mamit, Kabupaten Tolikara pada Selasa (4/5) banyak anak-anak usia sekolah yang mempunyai kemauan keras untuk mendapatkan pengajara dari guru-guru.
"Yang saya lihat di Mamit kemarin itu, ada anak-anak kecil setelah diajar 1-2 tahun keliahatan mereka sangat tahu dan bisa di bidang matematika," katanya.
"Nah ini aset bangsa, yang begini bagusnya saya kira harus dikembangkan karena kita butuh orang Papua yang pintar dalam matematika, agar bisa berkembang sehingga orang Papua bisa bangun sendiri daerahnya," tambahnya.[Antara]
"Kemarin saat saya kunjungi Tolikara itu, pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan oleh pemerintah terus berjalan, sehingga isolasi puncak ini bisa terselesaikan," kata Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan saat berada di Kota Jayapura, Rabu.
Ia mencontohkan seperti pembangunan infrastruktur jalan dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke Agats, Kabupaten Asmat ke arah selatan Merauke, hanya menyisahkan 30 Km.
"Karena nanti dari Wamena akan ada jalan ke Agats, tinggal 30 Km dan saya kira dalam waktu tidak terlalu lama akan terselesaikan," katanya.
"Dan dari Wamena ke daerah-daerah lainya juga akan segera terbuka dan terkoneksi. Saya lihat dari atas (pesawat,red) ada 192 Km pembangunan infrastruktur jalan itu sedang dikerjakan," lanjutnya.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 2000-2001 era Presiden Gus Dur itu berharap pembangunan jalan tersebut bisa segera selesai sehingga bisa menghubungkan sejumlah daerah di pegunungan tengah Papua.
"Saya berharap itu semua akan selesai dari PU dan laporanya pada 2018. Nah, kalau itu terkoneksi, berarti akan menyelesaikan suatu masalah keterisolasian. Sehingga pembangunan itu bisa bagus dan terlebih dari itu pembangunan pendidikan," harapnya.
Persoalan lain yang juga ikut mengemuka, ungkap luhut, saat ia bertemu dengan para tokoh agama di kantor Sinode GKI di Tanah Papua di Kota Jayapura pada Rabu pagi adalah persoalan pendidikan terutama penyebaran guru yang kurang.
"Dan tadi pihak Gereja juga sepakat, bahwa mau pendeta-pendeta di training untuk jadi guru, sehingga dengan demikian nanti guru-guru ini bisa megajar dan tinggal. Tidak seperti sekarang di mana guru-guru itu tinggal di sana, terus tidak terlalu lama lalu keluar," katanya.
Padahal, kata dia, saat melakukan kunjungan di Mamit, Kabupaten Tolikara pada Selasa (4/5) banyak anak-anak usia sekolah yang mempunyai kemauan keras untuk mendapatkan pengajara dari guru-guru.
"Yang saya lihat di Mamit kemarin itu, ada anak-anak kecil setelah diajar 1-2 tahun keliahatan mereka sangat tahu dan bisa di bidang matematika," katanya.
"Nah ini aset bangsa, yang begini bagusnya saya kira harus dikembangkan karena kita butuh orang Papua yang pintar dalam matematika, agar bisa berkembang sehingga orang Papua bisa bangun sendiri daerahnya," tambahnya.[Antara]